Pipa Pertamina bocor cemari Laut Limbangan
A
A
A
Sindonews.com - Pipa milik PT Pertamina EP Region Jawa ditemukan warga dalam kondisi bocor di Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Diduga kebocoran yang terjadi itu merupakan pipa limbah olahan minyak dan gas. Akibatnya, air laut di sekitar lokasi kebocoran terkontaminasi limbah migas.
Menurut keterangan warga, kebocoran itu diketahui berawal terdengarnya suara keras yang berasal dari semburan pada lubang pipa berwarna kuning. Setelah didekati, ternyata benar terjadi kebocoran yang menyemburkan air yang sangat kencang.
Bahkan, kebocoran itu sudah terjadi selama dua hari. "Suaranya kencang, ternyata bukan suara ombak. Tapi semburan air limbah dari pipa kuning itu," kata Wasnaji (34), warga setempat, Selasa (31/1/2012).
Sementara itu aktivis koalisi masyarakat pesisir Indramayu (KOMPI), Fahmi Labib mengaku terkejut ketika melihat terjadinya kebocoran pada pipa yang difungsikan untuk mengalirkan limbah migas tersebut. Terlebih, limbah yang keluar dengan deras melalui lubang pipa itu langsung mengalir ke laut.
Dikatakan, posisi pipa tersebut sebelumnya terpendam di dalam tanah. Tapi karena terus-menerus terkena hantaman ombak, maka abrasi pun tak bisa dihindarkan hingga pipa yang memanjang itu kini berada di atas permukaan tanah.
"Pencemaran yang terjadi dikhawatirkan akan merusak biota laut dan hewan laut," katanya.
KOMPI juga telah mengambil sampel limbah untuk dilaporkan kepada kantor Lingkungan Hidup. "Sampel limbahnya sudah diambil untuk diuji di laboratorium," katanya.
KOMPI juga berharap kebocoran pipa tersebut dapat diatasi sehingga pencemaran tidak meluas. Insiden kebocoran pipa Pertamina terakhir kali terjadi pada awal tahun 2009. Pipa milik Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Region Jawa di jalur SPB 2 Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, mengalami kebocoran.
Pipa yang memuat crude oil tersebut mengalami kebocoran akibat di salah satu bagiannya terpotong. Akibat kebocoran tersebut, crude oil atau minyak mentah yang ada dalam pipa tersebut, berceceran di perairan Tegalagung, Desa Benda, Kecamatan Karangampel. Akibat kejadian ini, ribuan ikan di perairan tersebut mati mendadak.
Insiden bocornya pipa di jalur SPB 2 Pertamina EP Region Jawa, pertama kali diketahui saat warga Blok Tegalagung hendak mandi di Sungai Cigedang Desa Benda. Saat itu warga melihat banyak ikan yang mati sementara di sekitarnya banyak ceceran limbah crude oil.
Selain itu kebocoran crude oil juga pernah terjadi pada tahun 2008 di floathing hose di SBM 150.000 DWT milik Pertamina UP VI Balongan. Peristiwa itu berlangsung saat terjadi kegiatan bogkar crude oil dari Kapal Tanker MT Arendal yang akan ditransfer ke tanki darat di kilang Pertamina UP VI.
Diduga kebocoran yang terjadi itu merupakan pipa limbah olahan minyak dan gas. Akibatnya, air laut di sekitar lokasi kebocoran terkontaminasi limbah migas.
Menurut keterangan warga, kebocoran itu diketahui berawal terdengarnya suara keras yang berasal dari semburan pada lubang pipa berwarna kuning. Setelah didekati, ternyata benar terjadi kebocoran yang menyemburkan air yang sangat kencang.
Bahkan, kebocoran itu sudah terjadi selama dua hari. "Suaranya kencang, ternyata bukan suara ombak. Tapi semburan air limbah dari pipa kuning itu," kata Wasnaji (34), warga setempat, Selasa (31/1/2012).
Sementara itu aktivis koalisi masyarakat pesisir Indramayu (KOMPI), Fahmi Labib mengaku terkejut ketika melihat terjadinya kebocoran pada pipa yang difungsikan untuk mengalirkan limbah migas tersebut. Terlebih, limbah yang keluar dengan deras melalui lubang pipa itu langsung mengalir ke laut.
Dikatakan, posisi pipa tersebut sebelumnya terpendam di dalam tanah. Tapi karena terus-menerus terkena hantaman ombak, maka abrasi pun tak bisa dihindarkan hingga pipa yang memanjang itu kini berada di atas permukaan tanah.
"Pencemaran yang terjadi dikhawatirkan akan merusak biota laut dan hewan laut," katanya.
KOMPI juga telah mengambil sampel limbah untuk dilaporkan kepada kantor Lingkungan Hidup. "Sampel limbahnya sudah diambil untuk diuji di laboratorium," katanya.
KOMPI juga berharap kebocoran pipa tersebut dapat diatasi sehingga pencemaran tidak meluas. Insiden kebocoran pipa Pertamina terakhir kali terjadi pada awal tahun 2009. Pipa milik Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Region Jawa di jalur SPB 2 Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, mengalami kebocoran.
Pipa yang memuat crude oil tersebut mengalami kebocoran akibat di salah satu bagiannya terpotong. Akibat kebocoran tersebut, crude oil atau minyak mentah yang ada dalam pipa tersebut, berceceran di perairan Tegalagung, Desa Benda, Kecamatan Karangampel. Akibat kejadian ini, ribuan ikan di perairan tersebut mati mendadak.
Insiden bocornya pipa di jalur SPB 2 Pertamina EP Region Jawa, pertama kali diketahui saat warga Blok Tegalagung hendak mandi di Sungai Cigedang Desa Benda. Saat itu warga melihat banyak ikan yang mati sementara di sekitarnya banyak ceceran limbah crude oil.
Selain itu kebocoran crude oil juga pernah terjadi pada tahun 2008 di floathing hose di SBM 150.000 DWT milik Pertamina UP VI Balongan. Peristiwa itu berlangsung saat terjadi kegiatan bogkar crude oil dari Kapal Tanker MT Arendal yang akan ditransfer ke tanki darat di kilang Pertamina UP VI.
()