Miras renggut lima nyawa
A
A
A
Sindonews.com - Anda penggemar minuman keras? Hati-hati jika meminumnya secara berlebihan. Kemarin, lima orang tewas, dan tiga lainnya kritis setelah berpesta minuman keras (miras).
Pesta miras ini digelar di acara pernikahan warga Dusun Tumpak Oyot, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Insiden tragis ini menambah daftar korban tewas akibat over dosis (OD) miras di Kabupaten/Kota Blitar.
Pada Agustus 2010, sedikitnya 17 orang tewas akibat miras. Mereka yang meninggal dunia akibat OD adalah Tukilan, 40,Siswadi,51 dan Agus,46. Ketiganya tercatat sebagai warga Desa Tumpak Oyot.
Sedangkan korban tewas lainnya, Darman,50 dan Maryoto alias Kacuk, 47 warga Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung.
Sementara korban yang terkapar di rumah sakit, Kusno, 35, dan Kasdi. Keduanya warga Desa Tumpak Oyot, Kecamatan Bakung.
“Benar telah terjadi pesta miras yang mengakibatkan kematian. Saat ini kami tengah menyelidiki kasusnya, “ujar Kapolsek Bakung AKP Edy S kepada wartawan.
Informasi yang dihimpun, pesta miras tersebut digelar di rumah Sunandar. Di sela meriahnya pesta pernikahan anak Sunandar pada Sabtu (14/1), para korban menggelar pesta miras.
Mereka menenggak minuman lokal merek Topi Miring, Kuntul yang dioplos dengan bir dan ramuan lainya.
“Usai pesta mereka pulang ke rumah masing-masing,“ terang Edy. Pada saat di rumah tersebut, miras oplosan tersebut bereaksi. Hampir bersamaan, satu persatu merasakan mual, pusing dan muntah. Karena kondisinya tidak segera membaik, pihak keluarga melarikan yang bersangkutan ke rumah sakit.
Korban Tukilan dan Suwandi tercatat meninggal dunia di RSU Mardi Waluyo Kota Blitar Senin (16/1). Sedangkan korban Darman dan Maryoto menghembuskan napas terakhirnya di RSD Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Terakhir Agus meninggal dunia di RSUD dr Iskak Tulungagung.
Informasi yang diperoleh polisi, semua minuman keras tersebut diperoleh dari sebuah warung yang berada di wilayah Kecamatan Bakung.
“Kita masih meminta keterangan penjual termasuk berapa jumlah yang mereka minum tersebut,“ paparnya.
Selain dengan Polres Kota Blitar, Polsek Bakung juga masih berkoordinasi dengan petugas rumah sakit. Polisi ingin memastikan apakah kematian korban disebabkan overdosis atau hal lainya.
“Karenanya visum dan autopsi masih akan kita tunggu hasilnya,“ jelasnya menambahkan juga melakukan penyelidikan peserta pesta miras lainya.
Informasi yang dihimpun, peserta pesta miras tersebut diduga lebih banyak lagi. Hal itu mengingat pesta pernikahan selalu menghadirkan orang dalam jumlah yang besar.
Jika memang benar demikian, jumlah korban tidak tertutup kemungkinan akan bertambah.
“Sebab di desa, pesta seperti ini sudah menjadi semacam tradisi. Dan kekuatan setiap orang tidak sama,“ ujar salah seorang warga setempat.
Seperti diketahui, OD akibat pesta miras pernah terjadi di Kota Blitar. Sedikitnya 17 nyawa melayang bersamaan dengan pelantikan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar pada tahun 2010 lalu. Para korban tewas setelah menenggak minuman oplosan. Selama ini, pesta miras dan dobel l seolah sudah menjadi tradisi di kawasan eks Karesidenan Kediri.
Jika dirunut beberapa tahun ke belakang, kasus OD pernah mengguncang Kediri, Nganjuk, Tulungagung, dan Blitar. Pada tahun 2007,sedikitnya 30 orang meregang nyawa akibat mengonsumsi miras yang dipadukan dengan pil dobel l. Pesta miras dan pil dobel l biasanya menjadi penghias di pesta pernikahan, kongkow, maupun mempererat persahabatan antar teman.
Ritual yang paling gila adalah adu kuat antarteman dengan cara meminum minuman keras yang dioplos pil dobel l, obat nyamuk merek autan, hingga ada yang dicampuri bensin. (*)
Pesta miras ini digelar di acara pernikahan warga Dusun Tumpak Oyot, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Insiden tragis ini menambah daftar korban tewas akibat over dosis (OD) miras di Kabupaten/Kota Blitar.
Pada Agustus 2010, sedikitnya 17 orang tewas akibat miras. Mereka yang meninggal dunia akibat OD adalah Tukilan, 40,Siswadi,51 dan Agus,46. Ketiganya tercatat sebagai warga Desa Tumpak Oyot.
Sedangkan korban tewas lainnya, Darman,50 dan Maryoto alias Kacuk, 47 warga Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung.
Sementara korban yang terkapar di rumah sakit, Kusno, 35, dan Kasdi. Keduanya warga Desa Tumpak Oyot, Kecamatan Bakung.
“Benar telah terjadi pesta miras yang mengakibatkan kematian. Saat ini kami tengah menyelidiki kasusnya, “ujar Kapolsek Bakung AKP Edy S kepada wartawan.
Informasi yang dihimpun, pesta miras tersebut digelar di rumah Sunandar. Di sela meriahnya pesta pernikahan anak Sunandar pada Sabtu (14/1), para korban menggelar pesta miras.
Mereka menenggak minuman lokal merek Topi Miring, Kuntul yang dioplos dengan bir dan ramuan lainya.
“Usai pesta mereka pulang ke rumah masing-masing,“ terang Edy. Pada saat di rumah tersebut, miras oplosan tersebut bereaksi. Hampir bersamaan, satu persatu merasakan mual, pusing dan muntah. Karena kondisinya tidak segera membaik, pihak keluarga melarikan yang bersangkutan ke rumah sakit.
Korban Tukilan dan Suwandi tercatat meninggal dunia di RSU Mardi Waluyo Kota Blitar Senin (16/1). Sedangkan korban Darman dan Maryoto menghembuskan napas terakhirnya di RSD Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Terakhir Agus meninggal dunia di RSUD dr Iskak Tulungagung.
Informasi yang diperoleh polisi, semua minuman keras tersebut diperoleh dari sebuah warung yang berada di wilayah Kecamatan Bakung.
“Kita masih meminta keterangan penjual termasuk berapa jumlah yang mereka minum tersebut,“ paparnya.
Selain dengan Polres Kota Blitar, Polsek Bakung juga masih berkoordinasi dengan petugas rumah sakit. Polisi ingin memastikan apakah kematian korban disebabkan overdosis atau hal lainya.
“Karenanya visum dan autopsi masih akan kita tunggu hasilnya,“ jelasnya menambahkan juga melakukan penyelidikan peserta pesta miras lainya.
Informasi yang dihimpun, peserta pesta miras tersebut diduga lebih banyak lagi. Hal itu mengingat pesta pernikahan selalu menghadirkan orang dalam jumlah yang besar.
Jika memang benar demikian, jumlah korban tidak tertutup kemungkinan akan bertambah.
“Sebab di desa, pesta seperti ini sudah menjadi semacam tradisi. Dan kekuatan setiap orang tidak sama,“ ujar salah seorang warga setempat.
Seperti diketahui, OD akibat pesta miras pernah terjadi di Kota Blitar. Sedikitnya 17 nyawa melayang bersamaan dengan pelantikan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar pada tahun 2010 lalu. Para korban tewas setelah menenggak minuman oplosan. Selama ini, pesta miras dan dobel l seolah sudah menjadi tradisi di kawasan eks Karesidenan Kediri.
Jika dirunut beberapa tahun ke belakang, kasus OD pernah mengguncang Kediri, Nganjuk, Tulungagung, dan Blitar. Pada tahun 2007,sedikitnya 30 orang meregang nyawa akibat mengonsumsi miras yang dipadukan dengan pil dobel l. Pesta miras dan pil dobel l biasanya menjadi penghias di pesta pernikahan, kongkow, maupun mempererat persahabatan antar teman.
Ritual yang paling gila adalah adu kuat antarteman dengan cara meminum minuman keras yang dioplos pil dobel l, obat nyamuk merek autan, hingga ada yang dicampuri bensin. (*)
()