4 Desa masih terendam banjir

Selasa, 03 Januari 2012 - 17:19 WIB
4 Desa masih terendam...
4 Desa masih terendam banjir
A A A
Sindonews.com - Banjir kiriman yang terjadi sejak Minggu malam hingga Selasa masih merendam empat desa di dua kecamatan di Kabupaten Pasuruan.

Luapan Sungai Kedung Larangan ini masih menggenangi sejumlah ruas jalan di Desa Kalianyar, Desa Tambakan (Kecamatan Bangil), Desa Kedungboto dan Desa Kedungringin (Kecamatan Beji).

Selain kawasan pemukiman, luapan banjir ini juga masih menggenangi areal persawahan dan tambak. Curah hujan yang masih tinggi tersebut dikhawatirkan akan menambah daftar kerugian petani akibat gagal panen. Diperkirakan areal sawah yang terendam banjir mencapai 40 hektare, sedangkan areal tambak mencapai 35 hektare.

Akibat banjir, sebagian warga khususnya anak-anak mulai terserang penyakit gatal-gatal di kulit. Untuk mengantisipasi sebaran penyakit kulit ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan membagikan obat-obatan di puskesmas pembantu desa setempat.

"Anak-anak terus bermain di genangan air. Mereka tidak peduli dengan kondisi air yang kotor dan bercampur limbah pasar ikan," kata Siti Aminah, warga Desa Kalianyar, Bangil, Selasa (3/1/2012).

Menurutnya, genangan air yang masih tersisa di jalan raya dengan kedalaman hingga 50 centimeter akan surut setelah selang sehari. Namun jika hujan masih terus mengguyur, genangan banjir akan terus bertahan atau bahkan kembali meninggi.

"Kami hanya minta agar pemkab serius menangani persoalan banjir. Kejadian ini sudah berulang kali, tapi tidak pernah ada penyelesaian. Warga tetap menjadi korban banjir jika musim hujan tiba," tandas Subheki, warga setempat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan Yudha Triwidya Sasongko menyatakan, masih tergenangnya luapan air di empat desa ini karena ada beberapa penyebab. Selain kondisi jalan lebih rendah, saluran di pemukiman tersebut tidak berfungsi secara normal karena tertutup tanah dan sampah.

"Saluran air yang tidak berfungsi juga menjadi penyebab lambannya air surut. Ini butuh kepedulian dan kerja sama dari masyarakat untuk membersihkan saluran," tandas Yudha.

Menurutnya, ancaman banjir diperkirakan masih terus terjadi hingga bulan Maret mendatang. Berdasar prakiraan dari BMKG, curah hujan masih tinggi sejak Januari hingga Maret. Karena itu, pihaknya meminta agar masyarakat di daerah aliran sungai dan daerah terdampak terus meningkatkan kewaspadaan.

"Kami belum memiliki alat yang bisa memberikan peringatan dini terhadap ancaman banjir. Tapi kami selalu berkoordinasi dengan instansi lain yang memiliki aparat hingga di tingkat kecamatan. Masyarakat juga harus pandai membaca tanda-tanda alam, misalnya mendung tebal di kawasan hulu, masyarakat harus mengantisipasi sejak dini," papar Yudha.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5940 seconds (0.1#10.140)