ART Ingatkan Komitmen Pemerintah untuk Terus Menanggulangi COVID-19
A
A
A
PALU - Anggota DPD RI daerah pemilihan Sulawesi Tengah, Abdul Rachman Thaha (ART) meminta kepada pemerintah dan seluruh stakholders untuk terus berkomitmen melakukan upaya-upaya penanggulangan dan pencegahan virus COVID-19. Sehingga angka kasus terhadap virus COVID -19 ini berangsur-angsur dapat ditekan hingga menurun jumlah korbannya.
Menurut dia, pemerintah diminta segera memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) terhadap paramedis di setiap daerah sehingga paramedis ini mendapatkan jaminan keamanan terhadap diri mereka tidak tertular. (Baca: Cegah Corona, Organisasi Wartawan di Kupang dapat Jatah Masker)
"Ini sudah berjatuhan korban para dokter dan perawat, bayangkan jika para dokter dan perawat ini terjangkit siapa mau yang mengurus para pasien COVID-19 di setiap daerah. Lanjut dari pada penggunaan anggaran yang ada khusus kesehatan dan yang lainnya pemerintah segera melakukan revisi anggaran tahun 2020. Khusus anggaran Kesehatan yang akan digunakan Rp75 triliun itu perlu sebuah transparansi dari pada penggunaannya dan harus tepat sasaran dari pada penggunaannya," kata Abdul Rachman Thaha dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (4/4/202).
Misalnya, kata dia, untuk APD harus jelas kualitas dari pada APD itu sendiri karena kualitas itu juga merupakan jaminan untuk keselamatan para medis, dan harus jelas item-item penggunaan anggarannya.
Pemerintah, lanjut dia, perlu juga mengawasi dan memastikan ketersediaan alat dan fasilitas kesehatan di daerah yang terjangkit virus COVID-19. Dia juga menyayangkan pernyataan Kepala BNPB yang mengatakan, 'Sebagai ketua gugus tugas komandan saya cuma satu, saya tidak mau berdiskusi, saya berfokus menjalankan keputusan politik negara... dan perbedaan membuat kita lemah, sekarang ini sudah sana statusnya dengan perang'.
"Apa semua ini maksudnya. Kami ini adalah membuat keputusan politik negara dan justru kami ini adalah hadir untuk mengawasi anda, perbedaan itu indah adanya perbedaan justru melahirkan sebuah solusi tidak satu pun di dunia ini manusia yang sempurna justru kita saling mengingatkan. Kemudian kita perang sama siapa sebenarnya, justru kita memerangi virus bukan status perang lawan penjajah, jadi sekarang itu pemerintah harus bersungguh-sungguh menjalankan amanat konstitusi "melindungi seganap rakyat dan seluruh tanah tumpah darah indonesia, dan saya meminta penundaan pemindahan Ibu Kota Negara dulu karena tidak terlalu mendesak bendingan anggarannya dialihkan dulu sementara untuk penggunaan virus COVID-19 ini sehingga dapat mewujudkan keselamatan rakyat, sudah saatnya Nurani Bangsa diwujudkan kedaulatan rakyat ditegakkan," paparnya.
Abdul Rachman Thaha mengajak untuk bersatu hati, dan langkah untuk menyalamatkan bangsa ini dari musibah. "Mari kita tunjukkan solidaritas kebangsaan dengan membantu saudara-saudara kita yang berdampak virus COVID -19 yang membutuhkan bantuan," tandasnya.
Menurut dia, pemerintah diminta segera memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) terhadap paramedis di setiap daerah sehingga paramedis ini mendapatkan jaminan keamanan terhadap diri mereka tidak tertular. (Baca: Cegah Corona, Organisasi Wartawan di Kupang dapat Jatah Masker)
"Ini sudah berjatuhan korban para dokter dan perawat, bayangkan jika para dokter dan perawat ini terjangkit siapa mau yang mengurus para pasien COVID-19 di setiap daerah. Lanjut dari pada penggunaan anggaran yang ada khusus kesehatan dan yang lainnya pemerintah segera melakukan revisi anggaran tahun 2020. Khusus anggaran Kesehatan yang akan digunakan Rp75 triliun itu perlu sebuah transparansi dari pada penggunaannya dan harus tepat sasaran dari pada penggunaannya," kata Abdul Rachman Thaha dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (4/4/202).
Misalnya, kata dia, untuk APD harus jelas kualitas dari pada APD itu sendiri karena kualitas itu juga merupakan jaminan untuk keselamatan para medis, dan harus jelas item-item penggunaan anggarannya.
Pemerintah, lanjut dia, perlu juga mengawasi dan memastikan ketersediaan alat dan fasilitas kesehatan di daerah yang terjangkit virus COVID-19. Dia juga menyayangkan pernyataan Kepala BNPB yang mengatakan, 'Sebagai ketua gugus tugas komandan saya cuma satu, saya tidak mau berdiskusi, saya berfokus menjalankan keputusan politik negara... dan perbedaan membuat kita lemah, sekarang ini sudah sana statusnya dengan perang'.
"Apa semua ini maksudnya. Kami ini adalah membuat keputusan politik negara dan justru kami ini adalah hadir untuk mengawasi anda, perbedaan itu indah adanya perbedaan justru melahirkan sebuah solusi tidak satu pun di dunia ini manusia yang sempurna justru kita saling mengingatkan. Kemudian kita perang sama siapa sebenarnya, justru kita memerangi virus bukan status perang lawan penjajah, jadi sekarang itu pemerintah harus bersungguh-sungguh menjalankan amanat konstitusi "melindungi seganap rakyat dan seluruh tanah tumpah darah indonesia, dan saya meminta penundaan pemindahan Ibu Kota Negara dulu karena tidak terlalu mendesak bendingan anggarannya dialihkan dulu sementara untuk penggunaan virus COVID-19 ini sehingga dapat mewujudkan keselamatan rakyat, sudah saatnya Nurani Bangsa diwujudkan kedaulatan rakyat ditegakkan," paparnya.
Abdul Rachman Thaha mengajak untuk bersatu hati, dan langkah untuk menyalamatkan bangsa ini dari musibah. "Mari kita tunjukkan solidaritas kebangsaan dengan membantu saudara-saudara kita yang berdampak virus COVID -19 yang membutuhkan bantuan," tandasnya.
(sms)