Penjual Pecel Lele Pun Terancam Tak Bisa Mudik

Sabtu, 28 Maret 2020 - 17:04 WIB
Penjual Pecel Lele Pun...
Penjual Pecel Lele Pun Terancam Tak Bisa Mudik
A A A
SURABAYA - Larangan bagi warga perantau untuk pulang atau mudik ke kampung halaman saat hari raya lebaran nanti juga bakal dialami oleh para penjual pecel lele asal Lamongan.

Bupati Lamongan Fadeli juga meminta para perantau dari Lamongan yang ada di seluruh penjuru Tanah Air untuk tidak mudik lebaran tahun ini. Imbauan itu bertujuan mencegah penyebaran virus corona. (Baca juga: Seluruh Pegawai di Surabaya Diwajibkan Jemur Diri 15 Menit)

Hal itu disampaikan Fadeli seusai bertemu dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (28/3/2020). Fadeli mengungkapkan, para perantau tersebut mayoritas berprofesi sebagai pedagang kaki lima (PKL). Seperti berjualan pecel lele, soto, tahu campur, dan beragam makanan lainnya.

Namun menurutnya, hampir 80% penjual pecel lele, khususnya di Jakarta adalah orang Lamongan. “Kami terus mengimbau pada mereka (perantau dari Lamongan) agar tidak mudik lebaran. Kalau mudik nanti malah repot,” katanya.

Dia mengungkapkan, saat ini omset PKL Lamongan yang ada di Jakarta mengalami penurunan. Ini merupakan imbas dari kebijakan social distancing dari pemerintah. Sehingga, jalanan menjadi sepi. Akibatnya, tidak ada yang mampir di PKL. "Sekarang PKL, utamanya pecel lele jualannya via online. Hampir 20% penjual pecel lele penjualannya online. Semoga ke depan penjualan online ini terus naik," ujarnya.

Meski dia sudah mengimbau agar tidak mudik, saat ini ada sekitar 900 perantau sudah pulang ke Lamongan. Setibanya di kampung halaman, mereka langsung menjalani cek kesehatan. Hasilnya, tidak ada satupun yang berstatus positif COVID-19. "Saat ini statusnya masih ODR (orang dalam resiko). Mudah-mudahan tidak ada yang positif," tandasnya.

Ketua Asosiasi Penjual Sate Madura, Maksum juga menyebut bahwa penjual sate Madura yang ada di seluruh Indonesia tidak ada yang mudik lebaran. Hal ini dikarenakan mudik lebaran bukan tradisi warga Madura. Sebaliknya, tradisi mudik terjadi pada Idul Adha. "Kami berharap agar saat atau sebelum Idul Adha virus corona sudah tidak ada," ujarnya.
(nbs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1624 seconds (0.1#10.140)