Satgas COVID-19 Teluk Bintuni Mulai Datangkan APD dan Alkes
A
A
A
TELUK BINTUNI - Pemkab Teluk Bintuni,Papua Barat mulai mempersiapkan diri menghadapi ancaman wabah virus corona (COVID-19). Meski demikian, hingga saat ini masih belum ditemukan kasus pasien terjangkit corona.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Teluk Bintuni, Frangky D Mobilala menjelaskan sejumlah upaya kiat pencegahan serta pengadaan alat kesehatan (alkes) telah diupayakan. Salah satunya adalah dengan mendatangkan alat pengukur suhu tubuh atau termometer tembak (termometer infra red) dan alat pelindung diri (APD) serta cairan disinfektan.
“Logistik beberapa sudah mulai didatangkan. Hari ini atau besok logistik sudah tiba, termasuk termometer atau termogram dan APD,” beber Frangky dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/3/2020). (Baca juga: Cara Mengenali Orang Terinfeksi Corona dari 13 Gejala Ini)
Alkes yang mulai berdatangan ini telah di set serta didistribusikan sesuai dengan pemetaan yang telah dilakukan. Pihaknya melakukan pengadaan termogram sementara sebanyak 20 buah. Pasalnya, harga alat ini yang biasanya hanya Rp400 ribu, sekarang sudah menembus Rp2,4 juta.
Demikian juga dengan kebutuhan masker. Dari data terakhir, jumlah masker baru tersedia 300 dus dengan masing-masing dus berisi 50 buah. Hingga total jumlah masker yang ada adalah 15.000 unit.
“Sedangkan APD yang seperti baju astronot itu mungkin dua tiga hari sudah tiba dari Sorong. Untuk masker kami rasa cukup, tapi tetap akan kami tambah. Kami akan lihat apakah ada yang perlu kita distribusikan lagi atau tidak. Kita akan pastikan logistik dulu, kalau memungkinkan akan kami didistribusikan. Yang sudah kami distribusikan salah satunya ke Babo,” ujar Frangky.
Sejak terbentuknya Satgas Covid-19 yang diketuai Sekretaris Daerah (Sekda) Gustaf Manuputty pada Kamis (19/3) lalu, sudah mulai melakukan pemeriksaan di sejumlah titik, di antaranya: pelabuhan, bandara, pintu masuk jalan darat dari Manokwari serta di beberapa Puskesmas, yakni Puskesmas Manimeri, Muturi dan Bintuni termasuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Meski statistik penyebaran Covid-19 di Teluk Bintuni masih menunjukkan angka nol alias zero kasus, namun Pemkab Teluk Bintuni terus melakukan sosialisasi upaya-upaya pencegahan untuk menekan kemungkinan penyebaran virus ini.
Pengalihfungsian ruangan-ruangan yang dimiliki Pemkab pun terus dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kantor Bupati Teluk Bintuni juga disiagakan sebagai posko penanganan Covid-19 dan beroperasi selama 24 jam nonstop. “Di posko tersebut, petugas jaga bergantian dari Puskesmas Manimeri dan Puskesmas Muturi,” ujar Juru Bicara Covid -19 Kabupaten Teluk Bintuni, dr Wiendo.
Pemantauan lalu lintas keluar masuknya penduduk maupun pendatang di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni juga terus dilakukan dengan pemeriksaan yang ketat, baik itu akses masuk melalui darat, laut dan udara. “Sedangkan untuk pelabuhan dan bandara akan disesuaikan dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Teluk Bintuni, Frangky D Mobilala menjelaskan sejumlah upaya kiat pencegahan serta pengadaan alat kesehatan (alkes) telah diupayakan. Salah satunya adalah dengan mendatangkan alat pengukur suhu tubuh atau termometer tembak (termometer infra red) dan alat pelindung diri (APD) serta cairan disinfektan.
“Logistik beberapa sudah mulai didatangkan. Hari ini atau besok logistik sudah tiba, termasuk termometer atau termogram dan APD,” beber Frangky dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/3/2020). (Baca juga: Cara Mengenali Orang Terinfeksi Corona dari 13 Gejala Ini)
Alkes yang mulai berdatangan ini telah di set serta didistribusikan sesuai dengan pemetaan yang telah dilakukan. Pihaknya melakukan pengadaan termogram sementara sebanyak 20 buah. Pasalnya, harga alat ini yang biasanya hanya Rp400 ribu, sekarang sudah menembus Rp2,4 juta.
Demikian juga dengan kebutuhan masker. Dari data terakhir, jumlah masker baru tersedia 300 dus dengan masing-masing dus berisi 50 buah. Hingga total jumlah masker yang ada adalah 15.000 unit.
“Sedangkan APD yang seperti baju astronot itu mungkin dua tiga hari sudah tiba dari Sorong. Untuk masker kami rasa cukup, tapi tetap akan kami tambah. Kami akan lihat apakah ada yang perlu kita distribusikan lagi atau tidak. Kita akan pastikan logistik dulu, kalau memungkinkan akan kami didistribusikan. Yang sudah kami distribusikan salah satunya ke Babo,” ujar Frangky.
Sejak terbentuknya Satgas Covid-19 yang diketuai Sekretaris Daerah (Sekda) Gustaf Manuputty pada Kamis (19/3) lalu, sudah mulai melakukan pemeriksaan di sejumlah titik, di antaranya: pelabuhan, bandara, pintu masuk jalan darat dari Manokwari serta di beberapa Puskesmas, yakni Puskesmas Manimeri, Muturi dan Bintuni termasuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Meski statistik penyebaran Covid-19 di Teluk Bintuni masih menunjukkan angka nol alias zero kasus, namun Pemkab Teluk Bintuni terus melakukan sosialisasi upaya-upaya pencegahan untuk menekan kemungkinan penyebaran virus ini.
Pengalihfungsian ruangan-ruangan yang dimiliki Pemkab pun terus dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kantor Bupati Teluk Bintuni juga disiagakan sebagai posko penanganan Covid-19 dan beroperasi selama 24 jam nonstop. “Di posko tersebut, petugas jaga bergantian dari Puskesmas Manimeri dan Puskesmas Muturi,” ujar Juru Bicara Covid -19 Kabupaten Teluk Bintuni, dr Wiendo.
Pemantauan lalu lintas keluar masuknya penduduk maupun pendatang di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni juga terus dilakukan dengan pemeriksaan yang ketat, baik itu akses masuk melalui darat, laut dan udara. “Sedangkan untuk pelabuhan dan bandara akan disesuaikan dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan,” ujarnya.
(shf)