Derita Kakak Adik Buta sejak Lahir, Tak Bisa Berjalan dan Telat Makan Tiap Hari

Minggu, 22 Maret 2020 - 20:05 WIB
Derita Kakak Adik Buta sejak Lahir, Tak Bisa Berjalan dan Telat Makan Tiap Hari
Derita Kakak Adik Buta sejak Lahir, Tak Bisa Berjalan dan Telat Makan Tiap Hari
A A A
TAPANULI SELATAN - Malang nasib yang dialami Sitefani Sipahutar (13) dan adiknya, Melani Sipahutar (7). Sejak keduanya dilahirkan, mereka tidak bisa melihat keindahan dunia (buta).

Tinggal di rumah sederhana terbuat dari papan di Desa Pardomuan, Kecamatan Sayurmatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut) tak menghilangkan keceriaan mereka berdua yang difabel . (Baca juga: Mahasiswa ITS Ciptakan Mainan Unik untuk Anak Tunanetra)

Meski mereka hanya bisa mendengar, tawa dan senyum ceria yang diiringi gerak tubuh menyambut setiap kedatangan tamu ke rumah itu. Keduanya masih di dalam ayunan, ketika SINDONews mendatangi rumah mereka. Erita Hutabarat (43), ibu dari dua anak itu perlahan menurunkan mereka dari ayunan.

Kesedihan terlihat dari wajah Erita ketika memulai cerita. Mata perempuan anak empat itu terlihat berkaca-kaca saat menceritakan nasib yang selama ini diderita kedua anaknya itu. Menurut istri Maralen Sipahutar tersebut, kedua anaknya sudah mengalami kebutaan sejak lahir.

Dia mengaku, Sitefani diketahaui tidak bisa melihat sejak usianya 3 hari. Saat itu, dia curiga karena melihat bola mata anaknya tidak ada. Sedangkan Melani, sejak dilahirkan, bidan yang mengurus proses kelahiran sudah memvonis anak bungsunya itu buta. "Sitefani sejak umurnya tiga hari, sedangkan Melani sejak lahir sudah disampaikan bidan bahwa tidak bisa melihat," tuturnya.

Sedih tidak bisa dibendung Erita dan suami, ketika mengetahaui kedua anaknya mengalami kelainan. Namun, tidak membuat pasangan suami istri itu putus asa untuk membesarkan anak mereka. Meski pasutri itu bekerja sebagai pembabat sawah. Namun, tidak pernah merasa putus asa.

Sitefani Ditinggal di Rumah, Melani Digendong ke Sawah

Penderitaan kakak adik itu semakin bertambah. Sebab, Sitefani harus dikurung di rumah ketika kedua orang tuanya bekerja. Sedangkan Melani dibawa ke tempat bekerja. Tak hefan, Sitefani hampir setiap hari terlambat untuk makan siang, menunggu anaknya yang lain pulang sekolah.

"Kalau kakaknya sudah pulang sekolah, barulah dia makan siang, sedangkan Melani saya bawa ke sawah," ujarnya. Setiap hari, Irfan, anak pertama dipercaya untuk menjaga Sitefani. Padahal, hampir setiap hari Irfan pulang pukul 16.00 WIB.

Saat ditanya apakah keluarganya menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Erita mengaku tidak mengetahuinya. Bahkan, jatah raskin baru 2 bulan ini diterimanya. Dia berharap agar pemerintah bermurah hati untuk membantu meringankan penderitaan yang sedang dialaminya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0415 seconds (0.1#10.140)