300 Personel Polri dan TNI Siaga di Lokasi Bentrok Adonara Flores
A
A
A
FLORES TIMUR - Sebanyak 300 personel Polri dan TNI telah dikerahkan untuk menjaga keamanan pascabentrokan di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kapolres Flores Timur AKB Deny Abraham mengemukakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Desa Sandosi sudah terkendali setelah konflik antarwarga di wilayah perkebunan Wulen Wata yang menewaskan sebanyak 6 orang pada Kamis pagi (5/3/2020). (Baca juga: 6 Warga Flores Timur NTT Tewas Akibat Bentrokan Dimakamkan)
Hingah Sabtu sore (7/3/2020) situasi aman dan semua personel siaga di daerah bentrok di Adonara. Deny yang berada di Desa Sandosi bersama-sama dengan kepala desa setempat sedang melakukan upaya pengendalian situasi.
Selain kepala desa, pihaknya juga melakukan pendekatan dengan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) dan tokoh-tokoh adat setempat untuk bersama-sama menjaga situasi Kamtibmas agar bisa kondusif.
Kapolres mengaku telah mengerahkan personel dari Polres Flores Timur dan jajaran Polsek sebanyak 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) berjumlah sekitar 100 orang.
Selain itu personel Bantuan Kendali Operasi (BKO) juga dikirim dari daerah lain, di antaranya Kabupaten Lembata sebanyak 1 SST (Satuan Setingkat Peleton) berjumlah 30 orang, Kabupaten Sikka 1 SST, Dalmas Polda NTT 1 SST, serta personel Brimob dari Sikka 1 SKK.
Bantuan pengamanan situasi juga dilakukan personel TNI dari Komando Distrik Militer (Kodim) setempat sebanyak 1 SST.
Menurut warga, bentrokan bermula saat seorang warga, Hendrik mendatangi kebun dan hendak mencabut kelapa yang ditanam warga lainnya, Moses. Keluarga Hendrik beralasan, kebun itu adalah miliknya dan penanaman kelapa itu sebagai penyerobotan.
Mendengar aksi pencabutan pohon itu, keluarga Moses mendatangi lokasi hingga terjadi perkelahian antarwarga. Moses dan 3 kerabatnya tewas. Adapun dua korban lainnya adalah dari keluarga Hendrik. Semua korban berprofesi sebagai petani.
Kapolres Flores Timur AKB Deny Abraham mengemukakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Desa Sandosi sudah terkendali setelah konflik antarwarga di wilayah perkebunan Wulen Wata yang menewaskan sebanyak 6 orang pada Kamis pagi (5/3/2020). (Baca juga: 6 Warga Flores Timur NTT Tewas Akibat Bentrokan Dimakamkan)
Hingah Sabtu sore (7/3/2020) situasi aman dan semua personel siaga di daerah bentrok di Adonara. Deny yang berada di Desa Sandosi bersama-sama dengan kepala desa setempat sedang melakukan upaya pengendalian situasi.
Selain kepala desa, pihaknya juga melakukan pendekatan dengan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) dan tokoh-tokoh adat setempat untuk bersama-sama menjaga situasi Kamtibmas agar bisa kondusif.
Kapolres mengaku telah mengerahkan personel dari Polres Flores Timur dan jajaran Polsek sebanyak 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) berjumlah sekitar 100 orang.
Selain itu personel Bantuan Kendali Operasi (BKO) juga dikirim dari daerah lain, di antaranya Kabupaten Lembata sebanyak 1 SST (Satuan Setingkat Peleton) berjumlah 30 orang, Kabupaten Sikka 1 SST, Dalmas Polda NTT 1 SST, serta personel Brimob dari Sikka 1 SKK.
Bantuan pengamanan situasi juga dilakukan personel TNI dari Komando Distrik Militer (Kodim) setempat sebanyak 1 SST.
Menurut warga, bentrokan bermula saat seorang warga, Hendrik mendatangi kebun dan hendak mencabut kelapa yang ditanam warga lainnya, Moses. Keluarga Hendrik beralasan, kebun itu adalah miliknya dan penanaman kelapa itu sebagai penyerobotan.
Mendengar aksi pencabutan pohon itu, keluarga Moses mendatangi lokasi hingga terjadi perkelahian antarwarga. Moses dan 3 kerabatnya tewas. Adapun dua korban lainnya adalah dari keluarga Hendrik. Semua korban berprofesi sebagai petani.
(shf)