Kasus DBD Melonjak, RSUD Atambua Terpaksa Rawat Pasien di Lorong
A
A
A
ATAMBUA - Membeludaknya pasien demam berdarah dengue (DBD) membuat ruangan perawatan di RSUD Atambua, Belu, NTT penuh. Terpaksa pasien harus menjalani rawat inap di setiap lorong rumah sakit.
Para tenaga medis harus memberikan tenaga ekstra untuk bisa menangani para pasien DBD yang terus melonjak setiap hari nya. Sejak sepekan lalu terdapat 219 pasien anak DBD yang harus dirawat intensif. Dari jumlah tersebut, 2 di antaranya meninggal dunia. (Baca juga: Korban DBD Terus Bertambah, Sudah 11 Warga Sikka Meninggal)
Direktur RSUD Atambua, dr Helena Corpputih mengatakan, peningkatan pasien DBD membuat pihak rumah sakit kewalahan karena jumlah ruangan tidak bisa menampung banyaknya pasien.
RSUD Atambua selain melayani pasien warga Kabupaten Belu, juga menerima rujukan pasien luar daerah, yakni dari Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Malaka. "Meskipun keterbatasan ruangan perawatan, lanjut dia, namun akan terus memberikan pelayanan yang prima demi menyelamatkan jiwa masyarakat," ujarnya.
Para tenaga medis harus memberikan tenaga ekstra untuk bisa menangani para pasien DBD yang terus melonjak setiap hari nya. Sejak sepekan lalu terdapat 219 pasien anak DBD yang harus dirawat intensif. Dari jumlah tersebut, 2 di antaranya meninggal dunia. (Baca juga: Korban DBD Terus Bertambah, Sudah 11 Warga Sikka Meninggal)
Direktur RSUD Atambua, dr Helena Corpputih mengatakan, peningkatan pasien DBD membuat pihak rumah sakit kewalahan karena jumlah ruangan tidak bisa menampung banyaknya pasien.
RSUD Atambua selain melayani pasien warga Kabupaten Belu, juga menerima rujukan pasien luar daerah, yakni dari Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Malaka. "Meskipun keterbatasan ruangan perawatan, lanjut dia, namun akan terus memberikan pelayanan yang prima demi menyelamatkan jiwa masyarakat," ujarnya.
(shf)