13 Kelurahan di Kota Solok Sumbar Terendam Banjir
A
A
A
SOLOK - Banjir merendam sedikitnya 13 kelurahan di Kota Solok, Sumatera Barat. Banjir tersebut dipicu oleh tingginya curah hujan yang mengguyur Kota Solok dan Kabupaten Solok di Batang Lembang dan Batang Gawan pada Senin malam 17 Februari 2020 sekitar pukul 21.00 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan, kelurahan terdampak banjir meliputi; KTK, IX Korong, IV Suku, Simp Rumbio, Sinapa, Aro IV Korong, Tanah Garam semuanya di Kecamatan Lubuk Sikarah.
Kemudian Nan Balimo, PPA, Tanjung Paku, Laiang, Kampung Jawa, Koto Panjang semuanya di Kecamatan Tanjung Harapan. (Baca: Dua Kecamatan di Cirebon Terendam Banjir Setinggi Satu Meter Lebih)
"Data yang berhasil dihimpun oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok, sebanyak 320 KK/1251 jiwa terdampak banjir tersebut," kata Agus Wibowo, dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (18/2/2020).
BPBD Kota Solok, kata Agus, bersama tim gabungan telah melakukan evakuasi dan pendataan lebih lanjut guna menghitung kerugian dan data lain yang diperlukan. "Sementara ini kebutuhan yang mendesak meliputi kebutuhan alat pembersih, makanan siap saji dan matras," tandasnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan, kelurahan terdampak banjir meliputi; KTK, IX Korong, IV Suku, Simp Rumbio, Sinapa, Aro IV Korong, Tanah Garam semuanya di Kecamatan Lubuk Sikarah.
Kemudian Nan Balimo, PPA, Tanjung Paku, Laiang, Kampung Jawa, Koto Panjang semuanya di Kecamatan Tanjung Harapan. (Baca: Dua Kecamatan di Cirebon Terendam Banjir Setinggi Satu Meter Lebih)
"Data yang berhasil dihimpun oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok, sebanyak 320 KK/1251 jiwa terdampak banjir tersebut," kata Agus Wibowo, dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (18/2/2020).
BPBD Kota Solok, kata Agus, bersama tim gabungan telah melakukan evakuasi dan pendataan lebih lanjut guna menghitung kerugian dan data lain yang diperlukan. "Sementara ini kebutuhan yang mendesak meliputi kebutuhan alat pembersih, makanan siap saji dan matras," tandasnya.
(sms)