1 Warga Negara Malaysia Diisolasi karena Terduga Suspect Corona
A
A
A
KUTAI KERTANEGARA - Seorang warga negara Malaysia diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Parikesit, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Pasien dirujuk dari Puskesmas Kecamatan Kembang Janggut karena alami gejala demam, batuk, dan radang tenggorokan.
"Pasien ini adalah warga negara Malaysia yang datang ke perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk melaksanakan tugasnya. Pihak Puskesmas merujuk ke kami karena waspada," kata Pelaksana Harian (Plh) Direktur RSUD AM Parikesit, Martina Yulianti, Rabu (5/5/2020).
(Baca juga: Suspect Corona, Warga Kendari Diisolasi di RSUD Bahteramas)
Sesuai dengan pedoman kewaspadaan terhadap Virus Corona, pihak rumah sakit langsung melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Sesuai dengan kategori yang ada di pedoman tersebut, lanjut Martina, pasien masuk dalam tahap pemantauan.
"Menurut defenisi operasional pedoman dari Kementerian Kesehatan, pasien ini masuk dalam tahap kategori awal yang paling ringan, yakni pemantauan," katanya. (Baca juga: Diduga Suspect Corona, 1 Warga Batam Diisolasi di RSUD)
Dia menjelaskan, tahap pemantauan dilakukan jika ada riwayat demam, batuk pilek, dan radang tenggorokan. Selain itu, pasien datang dari negara yang dinyatakan tertular. Malaysia adalah salah satu negara yang disebut terdapat pasien suspect virus Corona.
"Tapi untuk ada tidaknya paparan dari pasien ini jelas tidak ada. Karena yang bersangkutan tidak ada kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi atau tidak ada riwayat berkunjung ke rumah sakit yang merawat pasien yang konfrimasi terpapar virus Corona," tambahnya.
Pasien yang terkonfirmasi virus Corona di Malaysia adalah turis asal Wuhan yang berkunjung ke Malaysia. Pasien tersebut dirawat di salah satu rumah sakit di sana.
"Pasien ini tidak ada kontak ke rumah sakit itu. Tidak memenuhi syarat faktor resiko. Hanya pemantauan saja," tandas Martina.
Sebagai bentuk kewaspadaan, pihak rumah sakit mengisolasi pasien WNA Malaysia itu untuk memudahkan pemantauan. Selain itu, pengisolasian pasien berguna agar tidak menimbulkan kekhawatiran dari pasien lainnya. "Kalau demamnya kurang, batuk dan radang tenggorokan kurang, akan kita pindahkan ke ruang biasa," ujarnya.
"Pasien ini adalah warga negara Malaysia yang datang ke perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk melaksanakan tugasnya. Pihak Puskesmas merujuk ke kami karena waspada," kata Pelaksana Harian (Plh) Direktur RSUD AM Parikesit, Martina Yulianti, Rabu (5/5/2020).
(Baca juga: Suspect Corona, Warga Kendari Diisolasi di RSUD Bahteramas)
Sesuai dengan pedoman kewaspadaan terhadap Virus Corona, pihak rumah sakit langsung melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Sesuai dengan kategori yang ada di pedoman tersebut, lanjut Martina, pasien masuk dalam tahap pemantauan.
"Menurut defenisi operasional pedoman dari Kementerian Kesehatan, pasien ini masuk dalam tahap kategori awal yang paling ringan, yakni pemantauan," katanya. (Baca juga: Diduga Suspect Corona, 1 Warga Batam Diisolasi di RSUD)
Dia menjelaskan, tahap pemantauan dilakukan jika ada riwayat demam, batuk pilek, dan radang tenggorokan. Selain itu, pasien datang dari negara yang dinyatakan tertular. Malaysia adalah salah satu negara yang disebut terdapat pasien suspect virus Corona.
"Tapi untuk ada tidaknya paparan dari pasien ini jelas tidak ada. Karena yang bersangkutan tidak ada kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi atau tidak ada riwayat berkunjung ke rumah sakit yang merawat pasien yang konfrimasi terpapar virus Corona," tambahnya.
Pasien yang terkonfirmasi virus Corona di Malaysia adalah turis asal Wuhan yang berkunjung ke Malaysia. Pasien tersebut dirawat di salah satu rumah sakit di sana.
"Pasien ini tidak ada kontak ke rumah sakit itu. Tidak memenuhi syarat faktor resiko. Hanya pemantauan saja," tandas Martina.
Sebagai bentuk kewaspadaan, pihak rumah sakit mengisolasi pasien WNA Malaysia itu untuk memudahkan pemantauan. Selain itu, pengisolasian pasien berguna agar tidak menimbulkan kekhawatiran dari pasien lainnya. "Kalau demamnya kurang, batuk dan radang tenggorokan kurang, akan kita pindahkan ke ruang biasa," ujarnya.
(shf)