Pengikut Raja Keraton Agung Sejagat di Gunungkidul Capai Ratusan
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Aksi Totok Santosa (42) Raja Keraton Agung Sejagat yang kini ditahan Polda Jateng di Gunungkidul diketahui cukup masif. Melalui organisasi Gunungkidul DEC yang didirikan di tahun 2015/2016 lalu, sedikitnya 300 warga Gunungkidul yang sudah bergabung.Upaya perekrutan dilakukan oleh mantan Danramil Wonosari Kapten (Purn) Hadi Suroso. Dalam beberapa tahap upaya perekrutan hampir gagal. Kemudian masuk Retno (55) yang menjadi sekretaris Gunungkidul DEC. (Baca: Usai Pinjam Uang Rp1,3 Miliar, Raja Keraton Agung Sejagat Kabur)
"Karena memang idenya luar biasa untuk kesejahteraan masyarakat dan anggota saya bergabung," tutur Retno kepada SINDOnews, Kamis (16/1/2020).
Dijelaskannya, sebagai kompensasi pembuatan id card setiap anggota diminta uang Rp20 ribu. Pada awalnya dia kesengsem dengan program yang akan dilakukan. Program tersebut adalah menjalankan 40 program kemanusiaan. Namun demikian lama-lama dia menganggap apa yang dilakukan semakin tidak masuk akal.
"Kalau ada orang salat malah dia tidak membolehkannya. Katanya buat apa salat itu," ceritanya. Selain itu, untuk seragam, dia mengakui para anggota diminta uang pengganti seragam Rp850 Ribu.
Diapun kemudian juga ikut program puasa yang disyaratkan meskipun sudah mulai curiga. Retno diminta puasa satu minggu. "Namun berbuka tidak ditandai Azan maghrib. Namun jam 18.00 WIB," beber dia.
Kemudian dia juga diminta mendata panti -panti jompo terutama yang berusia 90 tahun ke atas. Mereka akan diberikan dana. "Itu yang membuat suasana kacau karena hanya untuk proposal. Akhirnya saya dipecat," ulasnya.
Diakuinya jaringan DEC cukup besar karena ada di seluruh Indonesia. Diantaranya Yogyakarta, Mesuji, Nias, Jakarta Utara, Banten, Asahan Tanjung Balai dan beberapa daerah lain.
"Karena memang idenya luar biasa untuk kesejahteraan masyarakat dan anggota saya bergabung," tutur Retno kepada SINDOnews, Kamis (16/1/2020).
Dijelaskannya, sebagai kompensasi pembuatan id card setiap anggota diminta uang Rp20 ribu. Pada awalnya dia kesengsem dengan program yang akan dilakukan. Program tersebut adalah menjalankan 40 program kemanusiaan. Namun demikian lama-lama dia menganggap apa yang dilakukan semakin tidak masuk akal.
"Kalau ada orang salat malah dia tidak membolehkannya. Katanya buat apa salat itu," ceritanya. Selain itu, untuk seragam, dia mengakui para anggota diminta uang pengganti seragam Rp850 Ribu.
Diapun kemudian juga ikut program puasa yang disyaratkan meskipun sudah mulai curiga. Retno diminta puasa satu minggu. "Namun berbuka tidak ditandai Azan maghrib. Namun jam 18.00 WIB," beber dia.
Kemudian dia juga diminta mendata panti -panti jompo terutama yang berusia 90 tahun ke atas. Mereka akan diberikan dana. "Itu yang membuat suasana kacau karena hanya untuk proposal. Akhirnya saya dipecat," ulasnya.
Diakuinya jaringan DEC cukup besar karena ada di seluruh Indonesia. Diantaranya Yogyakarta, Mesuji, Nias, Jakarta Utara, Banten, Asahan Tanjung Balai dan beberapa daerah lain.
(sms)