Banjir Terjang Parepare-Barru Sulsel, RSUD dan 4 Kecamatan Terendam
A
A
A
PAREPARE - Intensitas hujan tinggi selama hampir 48 jam sejak Sabtu (11/1/2020) dan pasangnya air laut menyebabkan sejumlah wilayah di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) terendam banjir pada Minggu (12/1/2020).
Sejumlah akses jalan terputus, termasuk ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makasau. Wilayah yang terdampak banjir adalah Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki Barat.
Untuk mengantisipasi korban jiwa, satu regu SAR Brimob Batalyon B Pelopor Polda Sulsel bergerak mengevakuasi warga.
Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) Brimob Batalyon B Pelopor Polda Sulesel, AKP Rudi Mandaka mengatakan, tim SAR Brimob yang dikerahkan mengevakuasi warga menggunakan mobil truk Sat Brimob Batalyon B Pelopor Polda Sulsel. "Kita evakuasi ke rumah kerabatnya yang wilayahnya lebih aman," kata Rudi Mandaka, Minggu (12/1/2020).
Sementara air yang sempat menggenangi ruang rawat inap RSUD Andi Makkasau langsung diantisipasi managemen bekerjasama dengan Dewas RSUD Andi Makkasau.
Direktur RSUD Andi Makkasau Renny Anggraeni mengatakan, pihaknya telah berhasil melakukan pembenahan yang menjadi pemicu banjir masuk ke dalam kamar pasien di ruangan Seruni.
"Alhamdulillah sudah tertangani, tidak sampai 30 menit, 14 pasien sudah kami evakuasi setelah itu dilakukan pembersihan ruangan dan membenahi drainase yang tersumbat," ujar Renny.
Sementara itu di Kabupaten Barru, Sulsel, 4 kecamatan terendam banjir pada Minggu (12/1/2020). Keempat kecamatan tersebut adalah Balusu, Soppeng Riaja, Mallusetasi dan Tanete Riaja.
Banjir diduga disebabkan hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (11/1/2020) malam. Pantauan wartawan diwilayah Kecamatan Balusu, Soppeng Riaja dan Mallusetasi arus air sangat deras berasal arah timur, yaitu areal pegunungan. Hal itu mengakibatkan, banyak rumah warga yang terendam.
Di Kampung Salesso dan Bulu Dua, Desa Balusu hampir seluruh rumah terendam. Petugas penyelamat dari Indonesia Power nampak mondar mandir mengevakuasi korban. Menurut Karman salah seorang warga, air mulai naik sejak pagi tadi dan ketinggian air terus bertambah hingga siang hari. "Sekitar pukul 7.00 WITA air naik. Dua dusun terendam, jumlah rumah di sini hampir 200-an," kata Karman.
Kejadian serupa juga terjadi di Desa Ajakkang, Pallae-Lampoko, Desa Manuba, Kelurahan Palanro, Bojo Baru, Lawallu, Pacciro-Takkalasi dan Cilellang. Di Desa Ajakkang, kemacetan parah sepanjang ratusan meter terjadi akibat arus deras air di jalan poros Makassar-Pare.
Dibeberapa titik, polisi memberlakukan sistem buka tutup untuk mengurai kepadatan kendaraan yang menumpuk. Bersama warga setempat, polisi juga membantu pengguna sepeda motor untuk melalui arus air yang memotong jalan poros trans Sulawesi.
Kepala BPBD Barru Hj Nasriah mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui jumlah rumah yang terendam akibat banjir. Nasriah menuturkan, tiga kecamatan yang terendam parah, yaitu Mallusetasi, Soppeng Riaja dan Balusu.
"Anggota masih melakukan pendataan di lapangan dan mengevakuasi warga yang terjebak di rumahnya. Jadi, sampai sekarang datanya belum terkumpul, yang pasti genangannya rata-rata lebih dari satu meter," kata Nasriah.
"Di Tanete Riaja ada genangan, tapi masih terkendali. Kita terus pantau juga di sana," ujarnya.
Pemkab Barru juga menetapkan Kantor Camat Soppeng Riaja sebagai posko sekaligus dapur umum untuk membantu korban di tiga kecamatan tersebut. Nasriah menambah, BPBD Barru juga akan menetapkan status siaga darurat untuk menanggulangi bencana.
Bupati Barru Suardi Saleh yang sejak siang berkeliling ke sejumlah lokasi yang dilanda banjir, mengimbau masyarakat untuk terus waspada, sekaligus bersama meningkatkan koordinasi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Sejumlah akses jalan terputus, termasuk ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makasau. Wilayah yang terdampak banjir adalah Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki Barat.
Untuk mengantisipasi korban jiwa, satu regu SAR Brimob Batalyon B Pelopor Polda Sulsel bergerak mengevakuasi warga.
Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) Brimob Batalyon B Pelopor Polda Sulesel, AKP Rudi Mandaka mengatakan, tim SAR Brimob yang dikerahkan mengevakuasi warga menggunakan mobil truk Sat Brimob Batalyon B Pelopor Polda Sulsel. "Kita evakuasi ke rumah kerabatnya yang wilayahnya lebih aman," kata Rudi Mandaka, Minggu (12/1/2020).
Sementara air yang sempat menggenangi ruang rawat inap RSUD Andi Makkasau langsung diantisipasi managemen bekerjasama dengan Dewas RSUD Andi Makkasau.
Direktur RSUD Andi Makkasau Renny Anggraeni mengatakan, pihaknya telah berhasil melakukan pembenahan yang menjadi pemicu banjir masuk ke dalam kamar pasien di ruangan Seruni.
"Alhamdulillah sudah tertangani, tidak sampai 30 menit, 14 pasien sudah kami evakuasi setelah itu dilakukan pembersihan ruangan dan membenahi drainase yang tersumbat," ujar Renny.
Sementara itu di Kabupaten Barru, Sulsel, 4 kecamatan terendam banjir pada Minggu (12/1/2020). Keempat kecamatan tersebut adalah Balusu, Soppeng Riaja, Mallusetasi dan Tanete Riaja.
Banjir diduga disebabkan hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (11/1/2020) malam. Pantauan wartawan diwilayah Kecamatan Balusu, Soppeng Riaja dan Mallusetasi arus air sangat deras berasal arah timur, yaitu areal pegunungan. Hal itu mengakibatkan, banyak rumah warga yang terendam.
Di Kampung Salesso dan Bulu Dua, Desa Balusu hampir seluruh rumah terendam. Petugas penyelamat dari Indonesia Power nampak mondar mandir mengevakuasi korban. Menurut Karman salah seorang warga, air mulai naik sejak pagi tadi dan ketinggian air terus bertambah hingga siang hari. "Sekitar pukul 7.00 WITA air naik. Dua dusun terendam, jumlah rumah di sini hampir 200-an," kata Karman.
Kejadian serupa juga terjadi di Desa Ajakkang, Pallae-Lampoko, Desa Manuba, Kelurahan Palanro, Bojo Baru, Lawallu, Pacciro-Takkalasi dan Cilellang. Di Desa Ajakkang, kemacetan parah sepanjang ratusan meter terjadi akibat arus deras air di jalan poros Makassar-Pare.
Dibeberapa titik, polisi memberlakukan sistem buka tutup untuk mengurai kepadatan kendaraan yang menumpuk. Bersama warga setempat, polisi juga membantu pengguna sepeda motor untuk melalui arus air yang memotong jalan poros trans Sulawesi.
Kepala BPBD Barru Hj Nasriah mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui jumlah rumah yang terendam akibat banjir. Nasriah menuturkan, tiga kecamatan yang terendam parah, yaitu Mallusetasi, Soppeng Riaja dan Balusu.
"Anggota masih melakukan pendataan di lapangan dan mengevakuasi warga yang terjebak di rumahnya. Jadi, sampai sekarang datanya belum terkumpul, yang pasti genangannya rata-rata lebih dari satu meter," kata Nasriah.
"Di Tanete Riaja ada genangan, tapi masih terkendali. Kita terus pantau juga di sana," ujarnya.
Pemkab Barru juga menetapkan Kantor Camat Soppeng Riaja sebagai posko sekaligus dapur umum untuk membantu korban di tiga kecamatan tersebut. Nasriah menambah, BPBD Barru juga akan menetapkan status siaga darurat untuk menanggulangi bencana.
Bupati Barru Suardi Saleh yang sejak siang berkeliling ke sejumlah lokasi yang dilanda banjir, mengimbau masyarakat untuk terus waspada, sekaligus bersama meningkatkan koordinasi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
(zil)