Nasrul Abit Tinjau Lokasi Mekarnya Bunga Rafflesia Terbesar di Dunia

Jum'at, 03 Januari 2020 - 12:54 WIB
Nasrul Abit Tinjau Lokasi Mekarnya Bunga Rafflesia Terbesar di Dunia
Nasrul Abit Tinjau Lokasi Mekarnya Bunga Rafflesia Terbesar di Dunia
A A A
PADANG - Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, Kamis, (2/1/2020), menyempatkan diri melihat secara langsung fenomena mekarnya bunga Rafflesia terbesar di dunia jenis Tuan Mudae di kawasan hutan Cagar Alam Maninjau, di Jorong Marambuang Nagari Baringin Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Temuan Rafflesia jenis Tuan Mudae yang memiliki diameter mencapai 117 centimeter pada fase mekar ini, sejak dua hari terakhir cukup menyita perhatian publik. Pasalnya, selain bentuk dan corak warna yang indah, temuan kali ini merupakan temuan yang terbesar untuk ukuran diameter dari 31 jenis Rafflesia yang pernah ditemukan, tercatat dan terdokumentasikan.

Melihat fakta banyaknya Rafflesia yang tumbuh dan mekar di kawasan hutan cagar alam Maninjau, bahkan kali ini memecahkan rekor terbesar untuk diameter disepanjang sejarah temuan, Nasrul Abit meminta kepada semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat resor Agam, menjaga keberadaan populasi tumbuhan langka yang dilindungi tersebut.

Menurut Nasrul Abit, banyaknya sebaran populasi bunga Rafflesia baik jenis Tuan Mudae maupun Arnoldi di kawasan Cagar Alam Maninjau, patut di syukuri. Apalagi mengetahui fakta kalau jenis Tuan Mudae ini hanya tumbuh di Agam dan di Negeri Jiran, Malaysia. Selain bisa dijadikan lokasi wisata minat khusus, juga tentunya bisa dijadikan sebagai pusat penelitian bunga Rafflesia. Meski demikian, tentu ada regulasi yang mengatur tentang itu. Harus didampingi oleh tim dari BKSDA salah satunya.

"Ini Rafflesia jenis Tuan Mudae. Tumbuh di hutan Cagar Alam Maninjau. Satu-satunya tumbuh di Indonesia. Patut kita syukuri, apalagi diameter yang ditemukan kali ini terbesar di dunia. Harus kita jaga lokasi ini, agar populasi Rafflesia ini semakin banyak tumbuh dan mekar. Melihat bentuk dan corak warnanya, sungguh sangat indah. Mari kita jaga,"kata Nasrul Abit, Kamis 2 Januari 2020.

Selain menghimbau kepada masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian populasi Rafflesia dikawasan hutan Cagar Alam Maninjau, Nasrul Abit memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat resor Agam yang hingga kini, masih komitmen dan fokus menjaga kelestarian hutan cagar alam Maninjau.

Menurut Nasrul Abit, peran dan tanggung jawab dari BKSDA sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan kehidupan ekosistem yang ada didalam hutan. Tidak hanya tumbuhan, namun juga satwa-satwa liar yang dilindungi. Namun demikian, tentu BKSDA tidak akan mampu bekerja sendiri, butuh dukungan dari semua pihak. Termasuk juga dari masyarakat.

Hutan di Sumatera Barat kata NAsrul Abit, memiliki banyak kekayaan dan keragaman. Butuh perhatian bersama-sama agar populasi yang ada tidak punah. Rafflesia Tuan Mudae salah satunya. Tumbuh dan Mekar sempurna hanya di Kabupaten Agam. Satu-satunya di Indonesia. Bersyukur kita dan yang punya Kabupaten Agam atas keberadaan Rafflesia ini.

"Sekali lagi. Mari kita jaga. Ini tumbuh satu-satunya di Indonesia. Bahagialah yang punya Agam. Terima kasih kepada adinda bupati Indra Catri, selamat kepada pak Bupati Indra Catri,"ujar Nasrul Abit.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Agam Indra Catri mengucapkan terima kasih atas kunjungan Nasrul Abit ke lokasi mekarnya Rafflesia Tuan Mudae. Menurut Indra Catri temuan ini adalah record tertinggi, sebelumnya 107 centimeter kali ini 111 centimeter. Mudah-mudahan ada record baru kedepannya.

"Terima Kasih Pak Wagub. Ini record tertinggi yang mana sebelumnya ditemukan 107 centimeter. Kali ini 111 centimeter. Mudah-mudahan kedepan ada record-record baru,"kata Indra Catri.

Terpisah, Petugas Pengendali ekosistem hutan BKSDA Sumatera Barat resor Agam, Ade Putra menyebutkan, berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada Selasa 31 Desember 2019, diameter kelopak Rafflesia Tuan Mudae itu adalah 111 centimeter. Namun, diameter kelopak Tuan Mudae tersebut, bertambah. Bahkan mencapai 117 centimeter di fase puncak mekar total yakni di hari Rabu dan Kamis.

"Untuk spesies jenis ini, diameter yang cukup besar untuk kedua kali nya. Yang mana di 2017 lalu untuk spesies Tuan Mudae yang kita temui berdiameter 107 centimeter. Kemarin, berdasarkan hitungan kita diameter kelopak 111 centimeter. Itu belum mencapai puncak diameter kelopak. Diameter pada saat puncak mekar, mencapai 117 centimeter,” kata Ade Putra.

Menurut Ade Putra, berdasarkan catatan dan dokumentasi ilmiah. Ukuran diameter yang ditemukan saat ini, merupakan yang terbesar untuk 31 jenis bunga Rafflesia yang ada di Dunia. Ukuran diameter terbesar di dunia yang pernah tercatat dan terdokumentasi.

"Tahun 2017 kita juga menemukan Tuan Mudae dengan ukuran diameter 107 centimeter. Namun, kali ini yang terbesar. Bahkan terbesar di dunia sepanjang yang pernah tercatat dan terdokumentasikan. Spesies ini awalnya hanya dapat ditemukan di Negara Jiran, Malaysia, kemudian pada 2017 kita bersama masyarakat berhasilmenemukan dilokasi ini, di daerah cagar alam maninjau,"ujar Ade.

Untuk Rafflesia baik jenis Tuan Mudae maupun Arnoldii yang tumbuh dikawasan hutan cagar alam Maninjau ini, memiliki fase mekar per Triwulan sekali. Jadi, knop atau bonggol yang ada itu biasanya setiap Tiga bulan sekali akan ada pada fase mekar. Berdasarkan catatan kita, di sekitar lokasi ini masih ada lima hingga Tujuh individu knop Rafflesia dengan ukuran diameter anatara lima sampai 20 centimeter, yang diperkirakan tiga bulan kedepan akan mekar sempurna.

"Lokasi ini, merupakan kawasan cagar alam maninjau. Secara rutinitas kita lakukan patroli maupun monitoring terhadap tumbuhan dan satwa. Setidaknya Satu kali satu bulan. Nah, khusus bunga Rafflesia selain disini juga tersebar di 29 titik sebaran populasi di 15 kabupaten dan kota di Sumbar. Namun, di Kabupaten Agam paling banyak. Ada sekitar 13 titik sebaran populasi,"tutup Ade.

Mengingat kawasan Cagar Alam Maninjau memiliki populasi tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi, BKSDA kata Ade menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk ikut seeta menjaga kelestarian alam. Jangan merusak hutan. Karena, dapat mengancam keberadaan habitat yang
tinggal hidup di dalamnya.
(atk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3159 seconds (0.1#10.140)