Bupati Banyumas Resmikan Penggunaan Aspal Hotmix Campur Limbah Plastik
A
A
A
PURWOKERTO - Bupati Banyumas Achmad Husein meresmikan penggunaan aspal hotmix campur limbah plastik saat pembangunan ruas jalan Kedungwuluh Lor Panusupan, Jumat (27/12/2019). Pilot project penggunaan aspal campur limbah plastik perdana ini untuk mengurangi sampah plastik yang ada di Banyumas.
Bupati Banyumas mengatakan, untuk mengatasi masalah sampah, telah dibuat sistem dan berharap semua mendukung dengan baik sesuai dengan tupoksi. Dia berharap program aspal hotmix campur limbah plastik ini sukses.
“Bilamana perlu saya akan memaksa, pada 2020 semua jalan hotmix yang menggunakan dana APBD Banyumas, mau tidak mau harus menggunakan aspal hotmix campur limbah plastik. Apabila tidak menggunakan hotmix ini lebih baik ditunda dulu proyeknya,” kata Bupati
Bupati menambahkan pada 2020 sudah menyiapkan anggaran, sistem, dan alatnya, Jadi masyarakat Banyumas melalui KSM DPU, DLH semua bisa berkonstribusi agar pada 2020 tidak ada sampah plastik ke TPA. “Mungkin tidak bisa mulai Januari, tetapi April sudah mulai dan pada Mei seharusnya sampah plastik sudah tidak ada yang lari ke TPA,” katanya.
Hal itu juga perlu komitmen dari pengusaha Asphalt Mixing Plant (AMP) untuk terus menggunakan sampah plastik sebagai campuran. Mengingat Banyumas ada sekitar 95 ton plastik kresek setiap tahunnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Irawadi mengatakan proses pencampuran sampah plastik dengan aspal hotmix merupakan perintah Bupati Banyumas. Namun sampah plastik tersebut harus memenuhi spesifikasi tertentu, yaitu cacahan limbah plastik yang akan digunakan harus kering, bersih dan terbebas dari bahan organik dengan ukuran maksimal 9,5 mm.
“Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan tambahan pada campuran beraspal panas adalah sebagai salah satu solusi bagi permasalahan limbah plastik yang merupakan wujud dari kepedulian terhadap lingkungan,” kata Irawadi
Dia menjelaskan penggunaan limbah plastik sekitar 6%, jadi dari kadar aspal 1 ton aspal membutuhkan 2,51 kg limbah plastik yang sudah dicacah. Dari segi ketahanan, meningkat 40 % lebih kuat terhadap deformasi dan retak lelah.
Uji coba limbah plastik yang digunakan masih berasal KSM Sampah yang ada di Purwokerto. Bahan limbah plastik yang digunakan dalam campuran beraspal panas dibatasi hanya untuk jenis kantong kresek (LDPE/Low Density PolyEthylene) yang telah melalui proses pencucian dan pencacahan.
“Pada 2020 DPU akan melaksanakan pembangunan jalan sepanjang 103 Km x 4 meter dengan dana kurang lebih Rp4 miliar dan diperkirakan menggunakan sampah plastik sebanyak 95 ton,” tambah Irawadi
Proses penambahan limbah plastik di Asphalt Mixing Plant (AMP) dilakukan melalui lubang kontrol pugmill. Untuk mempermudah pemasukkan limbah plastik caranya dikemas ulang perkantong dengan takaran berat per-batch campuran aspal.
Bupati Banyumas mengatakan, untuk mengatasi masalah sampah, telah dibuat sistem dan berharap semua mendukung dengan baik sesuai dengan tupoksi. Dia berharap program aspal hotmix campur limbah plastik ini sukses.
“Bilamana perlu saya akan memaksa, pada 2020 semua jalan hotmix yang menggunakan dana APBD Banyumas, mau tidak mau harus menggunakan aspal hotmix campur limbah plastik. Apabila tidak menggunakan hotmix ini lebih baik ditunda dulu proyeknya,” kata Bupati
Bupati menambahkan pada 2020 sudah menyiapkan anggaran, sistem, dan alatnya, Jadi masyarakat Banyumas melalui KSM DPU, DLH semua bisa berkonstribusi agar pada 2020 tidak ada sampah plastik ke TPA. “Mungkin tidak bisa mulai Januari, tetapi April sudah mulai dan pada Mei seharusnya sampah plastik sudah tidak ada yang lari ke TPA,” katanya.
Hal itu juga perlu komitmen dari pengusaha Asphalt Mixing Plant (AMP) untuk terus menggunakan sampah plastik sebagai campuran. Mengingat Banyumas ada sekitar 95 ton plastik kresek setiap tahunnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Irawadi mengatakan proses pencampuran sampah plastik dengan aspal hotmix merupakan perintah Bupati Banyumas. Namun sampah plastik tersebut harus memenuhi spesifikasi tertentu, yaitu cacahan limbah plastik yang akan digunakan harus kering, bersih dan terbebas dari bahan organik dengan ukuran maksimal 9,5 mm.
“Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan tambahan pada campuran beraspal panas adalah sebagai salah satu solusi bagi permasalahan limbah plastik yang merupakan wujud dari kepedulian terhadap lingkungan,” kata Irawadi
Dia menjelaskan penggunaan limbah plastik sekitar 6%, jadi dari kadar aspal 1 ton aspal membutuhkan 2,51 kg limbah plastik yang sudah dicacah. Dari segi ketahanan, meningkat 40 % lebih kuat terhadap deformasi dan retak lelah.
Uji coba limbah plastik yang digunakan masih berasal KSM Sampah yang ada di Purwokerto. Bahan limbah plastik yang digunakan dalam campuran beraspal panas dibatasi hanya untuk jenis kantong kresek (LDPE/Low Density PolyEthylene) yang telah melalui proses pencucian dan pencacahan.
“Pada 2020 DPU akan melaksanakan pembangunan jalan sepanjang 103 Km x 4 meter dengan dana kurang lebih Rp4 miliar dan diperkirakan menggunakan sampah plastik sebanyak 95 ton,” tambah Irawadi
Proses penambahan limbah plastik di Asphalt Mixing Plant (AMP) dilakukan melalui lubang kontrol pugmill. Untuk mempermudah pemasukkan limbah plastik caranya dikemas ulang perkantong dengan takaran berat per-batch campuran aspal.
(wib)