PKK Gorontalo Berdayakan Masyarakat lewat Rumah Percontohan Pengelolaan Lingkungan
A
A
A
LIMBOTO - Fory Naway, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo, akan memberdayakan masyarakat lewat rumah percontohan pengelolaan lingkungan. Lewat rumah percontohan, Ketua PGRI Kabupaten Gorontalo itu mengajak kader dan pengurus PKK Kabupaten Gorontalo untuk melihat langsung rumah yang dikelola oleh Sony Teguh Trilaksono di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (14/12/19).
Rumah itu lebih dikenal dengan rumah sopan, sebagai wahana pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dan pemuda sebagai contoh keseimbangan kehidupan manusia dan alam. Ketua PKK Fory Naway mengatakan, rumah sopan yang dikelola Sony Teguh Trilaksono dibangun dan ditinggali sejak puluhan tahun itu menjadi percontohan pengelolaan lingkungan.
Di rumah tersebut diterapkan konsep zero waste. “Ya, sudah kurang lebih puluhan tahun tidak ada sampah yang diproduksi dari sana, karena itu, inilah yang kita pelajari konsepnya sehingga bisa diterapkan di Kabupaten Gorontalo,” ungkap Bunda PAUD Kabupaten Gorontalo itu, seusai mengnjungi lokasi tersebut.
Dia mengatakan, sesuai penjelasan pengolola rumah sopan, mereka memilah sampah dari hulu. Terdapat dua jenis tempat sampah, yaitu untuk sampah organik dan anorganik untuk memisahkan sampah yang bisa dikembalikan ke alam atau didaur ulang.
Menariknya, kata Fory, sampah anorganik disetorkan ke bank sampah yang ada di lingkungan tersebut. “Nah, ini yang kita coba untuk diterapkan di wilayah Kabupaten Gorontalo dan dimulai dari pemberdayaan kaum ibu-ibu. Kita akan bekerjasama dengan dinas lingkungan hidup mensosialisasikan program dan kalau dapat di Kabupaten Gorontalo juga minimal di masing-masing Kecamatan dan desa ada percontohan rumah sopan ini,” ungkap Fory Naway.
Rumah sopan banyak membuat lubang biopori yang dioptimalkan menampung sampah organik yang berfungsi untuk menyerap air, sehingga tidak pernah ada genangan air disana, ”Nah, ini juga kita coba adopsi dan akan diterapkan di setiap rumah penduduk di wilayah Kabupaten Gorontalo,” tutur Fory Naway.
Ada puluhan jenis tanaman mulai dari tanaman hias, buah, hingga tanaman apotik hidup. Tumbuh-tumbuhan itu memenuhi pekarangan seluas hampir 300 meter persegi. Tanaman ditata secara teratur baik secara langsung maupun ditanam dalam pot yang diletakkan secara vertikal dan horizontal.
“Rumah ini menjadi sebuah inspirasi mengedukasi masyarakat sebagai rumah ramah lingkungan. Itu bukan tanpa sebab, semua konsep penataan rumah ini diharapkan menjadi inspirasi yang akan dibelajarkan dan diterapkan di Kabupaten Gorontalo sebagai wujud berkehidupan dalam menjaga lingkungan sekitar agar kita tetap sehat,” beber Fory Naway.
Fungsi rumah sopan itu juga sebagai tempat loka karya bagi anak-anak dan materi yang diberikan diantaranya penghijauan dan pembuatan biopori. Menurutnya, ini juga perlu diadopsi, sehingga anak –anak sejak usia dini sudah bisa mengenal kehidupan yang bersahabat dengan alam.
Pada kesempatan tersebut pengelola rumah sopan memperagakan dan memperlihatkan pembuatan daur ulang sampah yang akan bernilai ekonomis. “Ini juga merupakan program kita kerja sama dengan dinas lingkungan hidup yang sejak beberapa tahun kemarin sudah mulai diterapkan. Hal ini dibuktikan sudah ada beberapa wilayah sudah membangun bank sampah sebagai sumber pendapatan masyarakat,” tutup Fory Naway.
Rumah itu lebih dikenal dengan rumah sopan, sebagai wahana pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dan pemuda sebagai contoh keseimbangan kehidupan manusia dan alam. Ketua PKK Fory Naway mengatakan, rumah sopan yang dikelola Sony Teguh Trilaksono dibangun dan ditinggali sejak puluhan tahun itu menjadi percontohan pengelolaan lingkungan.
Di rumah tersebut diterapkan konsep zero waste. “Ya, sudah kurang lebih puluhan tahun tidak ada sampah yang diproduksi dari sana, karena itu, inilah yang kita pelajari konsepnya sehingga bisa diterapkan di Kabupaten Gorontalo,” ungkap Bunda PAUD Kabupaten Gorontalo itu, seusai mengnjungi lokasi tersebut.
Dia mengatakan, sesuai penjelasan pengolola rumah sopan, mereka memilah sampah dari hulu. Terdapat dua jenis tempat sampah, yaitu untuk sampah organik dan anorganik untuk memisahkan sampah yang bisa dikembalikan ke alam atau didaur ulang.
Menariknya, kata Fory, sampah anorganik disetorkan ke bank sampah yang ada di lingkungan tersebut. “Nah, ini yang kita coba untuk diterapkan di wilayah Kabupaten Gorontalo dan dimulai dari pemberdayaan kaum ibu-ibu. Kita akan bekerjasama dengan dinas lingkungan hidup mensosialisasikan program dan kalau dapat di Kabupaten Gorontalo juga minimal di masing-masing Kecamatan dan desa ada percontohan rumah sopan ini,” ungkap Fory Naway.
Rumah sopan banyak membuat lubang biopori yang dioptimalkan menampung sampah organik yang berfungsi untuk menyerap air, sehingga tidak pernah ada genangan air disana, ”Nah, ini juga kita coba adopsi dan akan diterapkan di setiap rumah penduduk di wilayah Kabupaten Gorontalo,” tutur Fory Naway.
Ada puluhan jenis tanaman mulai dari tanaman hias, buah, hingga tanaman apotik hidup. Tumbuh-tumbuhan itu memenuhi pekarangan seluas hampir 300 meter persegi. Tanaman ditata secara teratur baik secara langsung maupun ditanam dalam pot yang diletakkan secara vertikal dan horizontal.
“Rumah ini menjadi sebuah inspirasi mengedukasi masyarakat sebagai rumah ramah lingkungan. Itu bukan tanpa sebab, semua konsep penataan rumah ini diharapkan menjadi inspirasi yang akan dibelajarkan dan diterapkan di Kabupaten Gorontalo sebagai wujud berkehidupan dalam menjaga lingkungan sekitar agar kita tetap sehat,” beber Fory Naway.
Fungsi rumah sopan itu juga sebagai tempat loka karya bagi anak-anak dan materi yang diberikan diantaranya penghijauan dan pembuatan biopori. Menurutnya, ini juga perlu diadopsi, sehingga anak –anak sejak usia dini sudah bisa mengenal kehidupan yang bersahabat dengan alam.
Pada kesempatan tersebut pengelola rumah sopan memperagakan dan memperlihatkan pembuatan daur ulang sampah yang akan bernilai ekonomis. “Ini juga merupakan program kita kerja sama dengan dinas lingkungan hidup yang sejak beberapa tahun kemarin sudah mulai diterapkan. Hal ini dibuktikan sudah ada beberapa wilayah sudah membangun bank sampah sebagai sumber pendapatan masyarakat,” tutup Fory Naway.
(akn)