Pemprov Kalbar Prioritaskan Pengembangan Komoditas Ekspor Pertanian

Rabu, 27 November 2019 - 16:41 WIB
Pemprov Kalbar Prioritaskan Pengembangan Komoditas Ekspor Pertanian
Pemprov Kalbar Prioritaskan Pengembangan Komoditas Ekspor Pertanian
A A A
PONTIANAK - Letak geografis Kalimantan Barat (Kalbar) yang berbatasan darat langsung dengan negara Sarawak, Malaysia menjadi peluang tersendiri bagi Kalbar, terutama untuk ekspor komoditas pertanian. Apalagi negara tetangga tersebut sejumlah komoditas pertaniannya masih belum terpenuhi. Sehingga hal itu menjadi pasar yang potensial untuk digarap dengan maksimal.

Saat ini ada sekitar 400-an komoditas pertanian, mencakup perkebunan, peternakan, pangan, dan hortikultura yang ada di Kalbar.

Kepala Dinas Peranian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar, Heronimus Hero menyebutkan sejauh ini sejumlah komoditas pertanian telah diekspor ke Malaysia. Berdasarkan data Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Pontianak tercatat nilai ekspor komoditas pertanian di Kalbar sejak Januari-Juni 2019 sudah sebesar Rp1,5 triliun.

“Saat ini sangat banyak komoditas pertanian di Kalbar yang sudah ekspor. Nah, agar suplai dan kualitas tetap terjaga maka akan ada perhatian seperti apa budidayanya serta didukung untuk pengembangannya. Tidak ada ekspor tanpa budidaya,” kata dia.

Kalbar sudah memiliki tiga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yakni PLBN Aruk di Kabupaten Sambas, PLBN Entikong Kabupaten Sanggau dan PLBN Badau di Kabupaten Kapuas Hulu. Melalui PLBN Entikong masih mendominasi. Berdasarkan data Balai Karantina periode Januari-Mei 2019 ini nilai ekspor dari pertanian meningkat signifikan dan bahkan sudah di atas Rp5 miliar. Berbeda dengan tahun sebelumnya, selama kurun 12 bulan hanya ratusan juta Rupiah.

Hero menjelaskan bahwa pihaknya akan melihat pasar dari komoditas pertanian apa yang paling diminati. Setelah itu akan melakukan sinergi dengan berbagai pihak untuk mendorong ekspor tersebut. “Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia pada 2045. Nah, untuk menjadi lumbung pangan tentu kita termasuk Kalbar melakukan ekspor untuk dinikmati masyarakat dunia,” jelasnya.

Sejauh ini komoditas pertanian yang memiliki andil besar dan diminati yakni buah langsat, pisang, jahe, kacang panjang, semangka, jeruk siam Sambas dan beberapa komoditas lainnya. Kalbar juga pernah melakukan ekspor beras yang saat itu langsung dilepas oleh Kementan RI, Amran Sulaiman.

Hero menegaskan bahwa potensi pertanian di Kalbar sangat besar. Sehingga upaya percepatan produksi dan peningkatan kualitas baik dari hulu hingga hilir produk pertanian di Kalbar terus dimaksimalkan. Namun hal itu semua perlu dukungan semua pihak termasuk program khusus dari pemerintah untuk menjadikan Kalbar sentra produksi komoditas ekspor pertanian.

“Pendampingan dan pembinaan terhadap petani untuk menjadikan Kalbar sebagai sentra produksi ekspor pertanian yang kita sesuaikan dengan pasar luar tentu perlu dilakukan. Dukungan program pemerintah pusat sangat dibutuhkan. Kita siap untuk menjalankan di lapangan agar upaya ekspor untuk meningkatkan kesejahteraan petani yang menjadi tujuan akhir bisa terwujud,” kata dia.

Serawak Butuh Produk Pertanian Kalbar Asisten Konsul Fungsi Ekonomi KJRI Kuching, Malaysia, Alexander Legawa menyebutkan peluang ekspor produk pertanian dari Kalbar ke Sarawak, Malaysia terbuka lebar pasalnya saat ini daerah tersebut untuk beberapa komoditas pertanian masih defisit.

“Sarawak, Malaysia masih perlu mengimpor komoditas pertanian guna memenuhi kebutuhan pangannya. Beberapa komoditas pertanian itu masih defisit, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Sehingga ini peluangnya besar sekali masuk ke pasar mereka,” kata dia.

Alexander menyebutkan apalagi Kalbar sudah memiliki keunggulan dan kemudahan ekspor pertanian ke Sarawak, terutama dari segi infrastruktur. “Saat ini infrastruktur sudah bagus, PLBN dan jalan sudah bagus dan sudah ada dry port. Apalagi hampir tidak ada larangan barang dari Indonesia yang masuk ke Malaysia, hanya beberapa komoditas pertanian saja, salah satunya buah mangga, manggis dan lainnya,” kata dia.

Permintaan pisang dari Malaysia 300 ton per minggu

Potensi pasar ekspor buah pisang dari Kalbar sangat terbuka lebar yang terlihat dari permintaan yang mencapai 300 ton per minggu tetapi baru bisa terpenuhi 50 ton saja. "Namun kami saat ini baru mampu memenuhi 50 ton pada tahap pertama. Artinya, potensi ekspor pisang dari Kalbar masih terbuka lebar dan kami siap menggandeng banyak pihak untuk memenuhi kebutuhan pisang ini," kata eksportir pisang dari CV Royal Mehar, Enggi Nazilla.

Menurutnya, pasar ekspor pisang tersebut terbuka luas apalagi dengan kemudahan layanan dari Karantina Pertanian Pontianak tidak ada lagi kendala teknis.

"Buah pisang yang diekspor terjaga kesehatan dan keamanannya sehingga memiliki daya saing. Ke depan kami berharap dapat menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Kita butuh suplai besar dari petani di Kalbar ini dan terpenting selalu berkelanjutan,” harap dia.
(akn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6683 seconds (0.1#10.140)