Ketua DPD Golkar Kalbar Ria Norsan: Sudah Saatnya Kader Bersatu
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPD Tingkat I Golkar Kalimantan Barat (Kalbar), Ria Norsan menyatakan partainya akan terus maju dan berkembang jika para pengurus dan kader-kader terbaiknya kompak.
Munculnya perselisihan atau percekcokan elit dan kader hanya akan menggerus keutuhan partai berlambang pohon beringin ini. "Maka kompaklah. Sekarang saatnya kita makin kompak dan bersatu untuk Partai Golkar yang jauh lebih maju dan berkembang," katanya di Jakarta, Selasa (26/11/2019). (Baca juga: Musyawarah Mufakat Munas Golkar Dinilai Akan Jadi Bargaining Politik)
Ria Norsan menambahkan, saat ini kader Golkar di daerah merasakan adanya kemajuan dari aspek organisasi dan tata kelola partai. "Terasa benar adanya kemajuan dari kepemimpinan Pak Airlangga Hartarto. Walau belum sampai dua tahun memimpin partai namun sudah banyak membawa kemajuan untuk partai. Tidak hanya di pusat, akan tetapi juga di daerah," ujar Wakil Gubernur Kalbar tersebut.
Dengan pertimbangan kepemimpinannya yang baik itu, lanjut dia, maka Airlangga juga menjadi pilihan terbaik untuk posisi Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024 yang akan ditentukan pada musyawarah nasional (Munas) 3-5 Desember mendatang di Jakarta.
Pilihan kepada Airlangga Hartarto, sambung mantan Bupati Mempawah 2009–2014 dan 2014–2018 itu, tak hanya dari DPD Tingkat I dan DPD Tingkat II Golkar Kalimantan Barat. Akan tetapi, dari keseluruhan pemangku kepentingan atau voters Golkar se-Kalimantan.
"Kami di Kalimantan Barat ada 15 suara. Untuk seluruh Kalimantan, 68 suara. Kami solid. Kami sering komunikasi dan terus memantapkan dukungan. InsyaAllah tidak berubah," ujar Ria Norsan yang tengah mengikuti kegiatan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Jakarta. (Baca juga: Loyalis Airlangga Pertanyakan Niat Kubu Bamsoet Bikin Munas Tandingan)
Meski demikian, dia tidak mempermasalahkan adanya kandidat ketua umum Partai Golkar lainnya di samping Airlangga. Namun, dia mengimbau agar di antara mereka tidak ada yang saling menjelek-jelekkan. Apalagi sampai menimbulkan pertentangan serius atau percekcokan.
"Silahkan maju, tetapi harus bersikap fair. Jangan memburuk-burukkan calon lain," pintanya.
Munculnya perselisihan atau percekcokan elit dan kader hanya akan menggerus keutuhan partai berlambang pohon beringin ini. "Maka kompaklah. Sekarang saatnya kita makin kompak dan bersatu untuk Partai Golkar yang jauh lebih maju dan berkembang," katanya di Jakarta, Selasa (26/11/2019). (Baca juga: Musyawarah Mufakat Munas Golkar Dinilai Akan Jadi Bargaining Politik)
Ria Norsan menambahkan, saat ini kader Golkar di daerah merasakan adanya kemajuan dari aspek organisasi dan tata kelola partai. "Terasa benar adanya kemajuan dari kepemimpinan Pak Airlangga Hartarto. Walau belum sampai dua tahun memimpin partai namun sudah banyak membawa kemajuan untuk partai. Tidak hanya di pusat, akan tetapi juga di daerah," ujar Wakil Gubernur Kalbar tersebut.
Dengan pertimbangan kepemimpinannya yang baik itu, lanjut dia, maka Airlangga juga menjadi pilihan terbaik untuk posisi Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024 yang akan ditentukan pada musyawarah nasional (Munas) 3-5 Desember mendatang di Jakarta.
Pilihan kepada Airlangga Hartarto, sambung mantan Bupati Mempawah 2009–2014 dan 2014–2018 itu, tak hanya dari DPD Tingkat I dan DPD Tingkat II Golkar Kalimantan Barat. Akan tetapi, dari keseluruhan pemangku kepentingan atau voters Golkar se-Kalimantan.
"Kami di Kalimantan Barat ada 15 suara. Untuk seluruh Kalimantan, 68 suara. Kami solid. Kami sering komunikasi dan terus memantapkan dukungan. InsyaAllah tidak berubah," ujar Ria Norsan yang tengah mengikuti kegiatan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Jakarta. (Baca juga: Loyalis Airlangga Pertanyakan Niat Kubu Bamsoet Bikin Munas Tandingan)
Meski demikian, dia tidak mempermasalahkan adanya kandidat ketua umum Partai Golkar lainnya di samping Airlangga. Namun, dia mengimbau agar di antara mereka tidak ada yang saling menjelek-jelekkan. Apalagi sampai menimbulkan pertentangan serius atau percekcokan.
"Silahkan maju, tetapi harus bersikap fair. Jangan memburuk-burukkan calon lain," pintanya.
(shf)