Morowali Bidik Potensi Wisata Jelajah Gua
A
A
A
BUNGKU - Morowali punya banyak obyek dan daya tarik wisata yang eksotis. Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Morowali Najamudin saat membuka Pelatihan Geowisata khusus jelajah gua (Caving) yang dilaksanakan di Aula Wisata Laut Bungku, Senin (18/11/2019).
Lebih jauh Najamudin mengharapkan dengan banyaknya daya tarik wisata di Morowali dibutuhkan kreativitas dan inovasi dari pelaku wisata untuk mendorong pengembangan kepariwisataan sehingga dapat menopang pariwasata nasional.
"Daya tarik wisata alam (natural actraction) seperti Susur Gua memang sangat penting dengan melihat potensi beberapa gua karst yang ada di Morowali seperti Gua Tamanoa dan di beberapa lokasi lainnya. Sehingga perlu disiapkan sumber daya manusia untuk mendukung kegiatan jelajah atau susur gua," ujar Najamudin.
Pada kesempatan yang sama Risman, Kepala Bidang Pariwisata Disporapar Morowali menguraikan kegiatan pelatihan ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan bagaimana jelajah gua. Serta untuk mengetahui hal dasar dalam penyusuran gua (Caving) bagi pelaku wisata susur gua.
Risman menambahkan, wisata susur gua adalah salah satu wisata yang tergolong ekstrem sehingga dibutuhkan keahlian khusus. "Disamping itu pelatihan ini juga untuk meningkatkan kesiapan kita menerima kunjungan wisata dan menjadikan Morowali salah satu destinasi wisata di Indonesia Timur," ucap Risman.
Pelatihan yang dimotori bidang Pariwisata Disporapar Morowali ini menghadirkan pemateri Buntu Marannu Eppang dari Politeknik Pariwisata Makassar dan Adzan Djirimu Kadis Disporapar Morowali. Pelatihan dihelat selama tiga hari,18 -20 November 2019 dengan peserta sebanyak 45 orang dari Kecamatan Bungku Tengah, Bungku Barat, Bungku Timur, Bumi Raya, Witaponda dan Menui Kepulauan.
Lebih jauh Najamudin mengharapkan dengan banyaknya daya tarik wisata di Morowali dibutuhkan kreativitas dan inovasi dari pelaku wisata untuk mendorong pengembangan kepariwisataan sehingga dapat menopang pariwasata nasional.
"Daya tarik wisata alam (natural actraction) seperti Susur Gua memang sangat penting dengan melihat potensi beberapa gua karst yang ada di Morowali seperti Gua Tamanoa dan di beberapa lokasi lainnya. Sehingga perlu disiapkan sumber daya manusia untuk mendukung kegiatan jelajah atau susur gua," ujar Najamudin.
Pada kesempatan yang sama Risman, Kepala Bidang Pariwisata Disporapar Morowali menguraikan kegiatan pelatihan ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan bagaimana jelajah gua. Serta untuk mengetahui hal dasar dalam penyusuran gua (Caving) bagi pelaku wisata susur gua.
Risman menambahkan, wisata susur gua adalah salah satu wisata yang tergolong ekstrem sehingga dibutuhkan keahlian khusus. "Disamping itu pelatihan ini juga untuk meningkatkan kesiapan kita menerima kunjungan wisata dan menjadikan Morowali salah satu destinasi wisata di Indonesia Timur," ucap Risman.
Pelatihan yang dimotori bidang Pariwisata Disporapar Morowali ini menghadirkan pemateri Buntu Marannu Eppang dari Politeknik Pariwisata Makassar dan Adzan Djirimu Kadis Disporapar Morowali. Pelatihan dihelat selama tiga hari,18 -20 November 2019 dengan peserta sebanyak 45 orang dari Kecamatan Bungku Tengah, Bungku Barat, Bungku Timur, Bumi Raya, Witaponda dan Menui Kepulauan.
(alf)