Puluhan Hektare Sawah Diserang Wereng, Petani di Lampung Rugi Besar
A
A
A
LAMPUNG - Petani padi Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, Lampung, gagal panen, setelah lahannya diserang wereng atau serangga penghisap cairan tumbuhan. Petani terpaksa memanen padinya lebih awal karena batang padi yang terserang hama wereng layu dalam semalam saat padi mulai berisi.
Saat ini puluhan hektare sawah di Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, terancam gagal panen karena serangan hama wereng itu. Sebagain besar berada di Pekon Banjar Negara, Banjar Sari, dan Kunyayan.
Tanaman padi mereka layu dan mengering akibat wereng coklat menyerang. Ptani sudah berusaha beberapa kali melakukan penyemprotan insektisida, namun tidak ada hasilnya.
Petani asal Banjar Sari, Edi Yulianto, mengatakan, serangan wereng yang ada di sawahnya sangat luar biasa, karena dalam beberapa hari tananan langsung layu dan mengering.
Karena serangan wereng itu, petani merugi besar. Sebab biaya perawatan tidak sebanding dengan hasil panen. Sawah seluas satu hektare misalnya, biasanya menghasilkan padi 6- 8 ton, kini hanya beberapa kwintal saja dengan kwalitas padi buruk.
Petani berharap ada upaya penanggulangan dan pembasmian hama secara berkala dan serempak dari pemerintah. Petani juga minta kinerja Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) dievaluasi sehingga bisa dipastikan terjun dan berinteraksi langsung dengan petani.
Saat ini puluhan hektare sawah di Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, terancam gagal panen karena serangan hama wereng itu. Sebagain besar berada di Pekon Banjar Negara, Banjar Sari, dan Kunyayan.
Tanaman padi mereka layu dan mengering akibat wereng coklat menyerang. Ptani sudah berusaha beberapa kali melakukan penyemprotan insektisida, namun tidak ada hasilnya.
Petani asal Banjar Sari, Edi Yulianto, mengatakan, serangan wereng yang ada di sawahnya sangat luar biasa, karena dalam beberapa hari tananan langsung layu dan mengering.
Karena serangan wereng itu, petani merugi besar. Sebab biaya perawatan tidak sebanding dengan hasil panen. Sawah seluas satu hektare misalnya, biasanya menghasilkan padi 6- 8 ton, kini hanya beberapa kwintal saja dengan kwalitas padi buruk.
Petani berharap ada upaya penanggulangan dan pembasmian hama secara berkala dan serempak dari pemerintah. Petani juga minta kinerja Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) dievaluasi sehingga bisa dipastikan terjun dan berinteraksi langsung dengan petani.
(thm)