Kearifan Lokal Melayu Deli Mulai Memudar Akibat Globalisasi
A
A
A
JAKARTA - Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ternyata telah mengikis sendi kehidupan masyarakat sekaligus menjauhkan nilai kearifan lokal dari generasi milenial.
Dekan Fakultas Hukum (FH) pada Universitas Medan Area (UMA), Rizkan Zulhyadi, berpandangan, hilangnya nilai kearifan lokal dari generasi muda memiliki dampak negatif yang cukup besar, seperti hilangnya rasa nasionalisme, pengaruh narkoba yang semakin marak, hingga menjadi manusia yang individual serta tidak lagi memiliki kreativitas.
"Masyarakat Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh budaya asing melalui globalisasi yang masuk," tuturnya dalam keterangan resminya, Sabtu (9/11/2019).
Padahal, kearifan lokal bisa menyatu dengan beberapa aspek kehidupan, seperti norma, nilai sosial, kepercayaan, hingga budaya. Dia mencontohkan, masyarakat Sumatera Utara, khususnya Medan, di mana kearifan lokal Melayu Deli sudah mulai memudar.
Menurutnya, beberapa kearifan lokal yang ada pada Melayu Deli adalah pembentukan hukum dengan musyawarah para datuk hingga penetapan tanah adat.
"Tetapi kenyataannyakan nilai kearifan lokal itu sudah tersisih, memudar, bahkan hampir punah," katanya.
Rizkan berharap ke depan masyarakat Indonesia dapat mengedepankan kearifan lokal agar dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.
"Masyarakat harus menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal sebagai basis dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," pungkasnya.
Dekan Fakultas Hukum (FH) pada Universitas Medan Area (UMA), Rizkan Zulhyadi, berpandangan, hilangnya nilai kearifan lokal dari generasi muda memiliki dampak negatif yang cukup besar, seperti hilangnya rasa nasionalisme, pengaruh narkoba yang semakin marak, hingga menjadi manusia yang individual serta tidak lagi memiliki kreativitas.
"Masyarakat Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh budaya asing melalui globalisasi yang masuk," tuturnya dalam keterangan resminya, Sabtu (9/11/2019).
Padahal, kearifan lokal bisa menyatu dengan beberapa aspek kehidupan, seperti norma, nilai sosial, kepercayaan, hingga budaya. Dia mencontohkan, masyarakat Sumatera Utara, khususnya Medan, di mana kearifan lokal Melayu Deli sudah mulai memudar.
Menurutnya, beberapa kearifan lokal yang ada pada Melayu Deli adalah pembentukan hukum dengan musyawarah para datuk hingga penetapan tanah adat.
"Tetapi kenyataannyakan nilai kearifan lokal itu sudah tersisih, memudar, bahkan hampir punah," katanya.
Rizkan berharap ke depan masyarakat Indonesia dapat mengedepankan kearifan lokal agar dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.
"Masyarakat harus menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal sebagai basis dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," pungkasnya.
(maf)