Gubernur Sumsel Herman Deru Ancam Pecat ASN Terpapar Radikalisme
A
A
A
PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru menegaskan, tidak segan menindak tegas berupa pemecatan terhadap aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel yang terpapar paham radikalisme .
"Sampai saat ini belum ada laporan ASN di Pemprov Sumsel yang terpapar radikal. Jika ada, saya akan langsung pecat," ujar Herman Deru, Selasa (5/11/2019).
Dia mengimbau ASN untuk menganut agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing, tanpa menganggu para penganut agama lain. Sehingga bisa menjadi contoh bagi semua lapisan masyarakat.
"Yang namanya ASN itu harus setia kepada Pancasila, termasuk juga harus bijak dalam menggunakan Media Sosial (Medsos) serta mengajak masyarakat untuk menjauhi paham radikalisme," tegasnya.
Menangapi pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang melarang pengguna cadar dan celana cingkrang untuk masuk ke instansi pemerintah, Herman Deru tidak berkomentar banyak.
Dia menilai pemakaian cadar dan celana cingkrang masuk ke urusan pribadi seseorang. "Saya tidak mau masuk ke dalam ranah itu terlalu dalam karena masih banyak tugas lain yang harus kita perhatikan," jelasnya.
"Sampai saat ini belum ada laporan ASN di Pemprov Sumsel yang terpapar radikal. Jika ada, saya akan langsung pecat," ujar Herman Deru, Selasa (5/11/2019).
Dia mengimbau ASN untuk menganut agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing, tanpa menganggu para penganut agama lain. Sehingga bisa menjadi contoh bagi semua lapisan masyarakat.
"Yang namanya ASN itu harus setia kepada Pancasila, termasuk juga harus bijak dalam menggunakan Media Sosial (Medsos) serta mengajak masyarakat untuk menjauhi paham radikalisme," tegasnya.
Menangapi pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang melarang pengguna cadar dan celana cingkrang untuk masuk ke instansi pemerintah, Herman Deru tidak berkomentar banyak.
Dia menilai pemakaian cadar dan celana cingkrang masuk ke urusan pribadi seseorang. "Saya tidak mau masuk ke dalam ranah itu terlalu dalam karena masih banyak tugas lain yang harus kita perhatikan," jelasnya.
(wib)