Warga Lereng Merapi Tetap Beraktivitas Normal
A
A
A
BOYOLALI - Masyarakat di lereng Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tetap beraktivitas normal, Selasa (15/10/2019). Meskipun tetap melakukan rutinitas keseharian, warga tetap waspada terhadap kondisi Merapi yang mengeluarkan awan panas, Senin 14 Oktober 2019.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, suasana pagi ini berkabut namun masyarakat tetap beraktivitas seperti biasanya. Malam hari setelah Merapi mengeluarkan awan panas, warganya melakukan ronda malam guna memantau kondisi secara visual.
“Semalam kami di Dusun Stabelan, semua tidak terlihat dan tertutup,” kata Neigen saat dihubungi Sindonews Selasa (15/10) pagi.
Namun dari informasi yang didapatnya dari otoritas berwenang, pada pukul 21.00 WIB ada guguran. “Semalam para pemuda dan tim siaga desa berjaga jaga untuk memantau berbagai kemungkinan yang terjadi,” urainya.
Mengenai hujan abu yang sempat mengguyur Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, pasca keluarnya awan panas, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap pertanian warga. Sebab rata rata tanaman pertanian masyarakat sudah banyak yang dipanen. Karena belum memasuki musim hujan, masyarakat kini baru menyiapkan lahannya kembali agar siap ditanami lagi.
“Tanamannya belum banyak, habis tembakau kemarin belum turun hujan. Sehingga masyarakat belum banyak yang menanam. Baru membuat tempat untuk menanam,” terangnya.
Tak jauh berbeda diungkapkan Tumar, Kepala Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali. Meski sempat kaget, namun masyarakat tetap beraktivitas seperti sediakala. Terlebih pada pekan ini, masyarakat di Desa Jrakah secara berurutan menggelar acara Saparan atau Merti Dusun.
“Hari ini yang menggelar Dusun Sepi. Dusun itu, di wilayah Desa Jrakah memang yang paling dekat dengan Merapi,” ungkap Tumar.
Kegiatan Merti Dusun antara lain berupa bersih desa, kenduren, dan doa bersama. Masyarakat juga menggelar silaturahmi dan makan bersama. Setelah Dusun Sepi, kegiatan serupa juga akan dilakukan dusun lainnya di Desa Jrakah. Terkadang juga akan acara hiburan untuk memeriahkan suasana.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, suasana pagi ini berkabut namun masyarakat tetap beraktivitas seperti biasanya. Malam hari setelah Merapi mengeluarkan awan panas, warganya melakukan ronda malam guna memantau kondisi secara visual.
“Semalam kami di Dusun Stabelan, semua tidak terlihat dan tertutup,” kata Neigen saat dihubungi Sindonews Selasa (15/10) pagi.
Namun dari informasi yang didapatnya dari otoritas berwenang, pada pukul 21.00 WIB ada guguran. “Semalam para pemuda dan tim siaga desa berjaga jaga untuk memantau berbagai kemungkinan yang terjadi,” urainya.
Mengenai hujan abu yang sempat mengguyur Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, pasca keluarnya awan panas, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap pertanian warga. Sebab rata rata tanaman pertanian masyarakat sudah banyak yang dipanen. Karena belum memasuki musim hujan, masyarakat kini baru menyiapkan lahannya kembali agar siap ditanami lagi.
“Tanamannya belum banyak, habis tembakau kemarin belum turun hujan. Sehingga masyarakat belum banyak yang menanam. Baru membuat tempat untuk menanam,” terangnya.
Tak jauh berbeda diungkapkan Tumar, Kepala Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali. Meski sempat kaget, namun masyarakat tetap beraktivitas seperti sediakala. Terlebih pada pekan ini, masyarakat di Desa Jrakah secara berurutan menggelar acara Saparan atau Merti Dusun.
“Hari ini yang menggelar Dusun Sepi. Dusun itu, di wilayah Desa Jrakah memang yang paling dekat dengan Merapi,” ungkap Tumar.
Kegiatan Merti Dusun antara lain berupa bersih desa, kenduren, dan doa bersama. Masyarakat juga menggelar silaturahmi dan makan bersama. Setelah Dusun Sepi, kegiatan serupa juga akan dilakukan dusun lainnya di Desa Jrakah. Terkadang juga akan acara hiburan untuk memeriahkan suasana.
(wib)