Aktivitas Sekolah di Wamena Papua Kembali Normal, Fokus Pemulihan Trauma

Rabu, 09 Oktober 2019 - 21:09 WIB
Aktivitas Sekolah di Wamena Papua Kembali Normal, Fokus Pemulihan Trauma
Aktivitas Sekolah di Wamena Papua Kembali Normal, Fokus Pemulihan Trauma
A A A
JAYAWIJAYA - Kegiatan belajar mengajar (KBM) di Wamena, Jayawijaya, Papua kembali normal pascakerusuhan. Namun untuk sementara lebih banyak banyak difokuskan pada aktivitas pemulihan trauma.

Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya, Bambang Budiandoyo mengatakan, kebijakan untuk memulai sekolah di Wamena sejak Senin 7 Oktober 2019 lalu merupakan hasil kesepakatan pemerintah daerah dengan seluruh kepala sekolah, komite sekolah, dan juga seluruh kepala distrik.

"Bagaimanapun sekolah harus segera dibuka meskipun belum langsung belajar. Kegiatan utamanya masih bersifat rekreatif dan pendataan mengenai jumlah siswa dan guru yang datang. Pemulihan trauma siswa jadi fokus utama sekolah," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/10/2019).

Hal yang sama disampaikan Kepala SMA Negeri 1 Wamena, Yosep Wibisono dan Kepala SMP Negeri 1 Wamena, Yemima Kopeuw. "Kami meminta seluruh siswa dan guru untuk hadir sejak Senin lalu untuk merapikan kelas dan halaman sekolah, sambil mendata siswa yang belum hadir. Fokus kami trauma healing," jelas Yosep.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, dari 61 sekolah yang ada di Wamena maka 25 sekolah dari berbagai jenjang mulai PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK yang terkena dampak kerusuhan dan mengalami kerusakan.

"Dari pantauan kami di 10 sekolah yang dikunjungi, tingkat kehadiran siswa dan guru mencapai 20 persen dari jumlah yang terdaftar di sekolah-sekolah tersebut. Kita harapkan minggu depan, kegiatan belajar mengajar sudah pulih sepenuhnya," jelasnya.

Dalam proses pemulihan trauma siswa, Dinas Pendidikan Jayawijaya mendapat bantuan dari Kementerian Sosial yang memulai program penanganan trauma di SMP Negeri 1 Wamena.

Selain itu, ada juga bantuan dari Wahana Visi Indonesia (WVI) yang menurunkan tujuh orang untuk membantu menghilangkan rasa trauma peserta didik baik dari tingkat SD hingga SMA. Beberapa lembaga keagamaan yang ada di Wamena dan Jayapura juga terlibat dalam kegiatan tersebut.

"Langkah antisipasi juga sudah kami siapkan untuk kegiatan belajar mengajar. Kami memiliki teman-teman guru dari Indonesia Cerdas berjumlah 30 orang yang siap didistribusikan ke sekolah-sekolah yang kekurangan guru agar mendorong proses belajar-mengajar," katanya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6331 seconds (0.1#10.140)