Karhutlah, 106 Ribu Hektare Lahan Terbakar Sumsel
A
A
A
PALEMBANG - Luas area terbakar di Sumatera Selatan (Sumsel) akibat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mencapai lebih dari 106.000 hektare.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan, Ansori di Palembang, Minggu (6/10/2019).
"Hingga kini sudah 106 ribu hektare lahan di Sumatera Selatan yang terbakar, tapi untuk rinciannya belum kita rekap saat ini," ujar Ansori.
Menurut dia, meluasnya kebakaran lahan di wilayahnya ini yang menyebabkan memang karena sulitnya akses untuk menuju lokasi kebakaran hutan dan lahan, sehingga menyulitkan untuk dilakukan pemadaman tim satuan petugas karhutla darat.
Dia menjelaskan, bukan hanya tim satuan petugas karhutla darat, dalam melakukan pemadaman pun dilakukan melalui udara menggunakan helikopter dengan cara water bombing.
Namun, kata dia, helikopter water bombing juga tidak maksimal memadamkan api. Hingga saat ini pihaknya mensiagakan sebanyak 10 helikopter. Delapan helikopter diterjunkan untuk melakukan pemadaman melalui udara dengan cara water bombing dan sisanya helikopter patroli udara.
"Karena yang terbakar sebagian besar lahan gambut, akses ke sana sulit. Itu jadi tidak ter-cover, sementara helikopter water bombing pengebomannya hanya sampai ke bagian atas, bagian bawah terus terbakar," katanya.
Ansori menambahkan, meski pun kondisi hujan sempat terjadi di wilayah Sumatera Selatan, tapi titik api yang berada di gambut bagian bawah tidak terpengaruh.
Menurutnya, ini lantaran intensitas hujan yang ada hanya mematikan api yang ada dipermukaan. Diketahui, hingga kini pukul 15.20 WIB, berdasarkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan (Lapan), hotspot (titik panas) yang tercatat saat ini di Sumatera Selatan ada 155 titik yang tersebar di sejumlah wilayah.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan, Ansori di Palembang, Minggu (6/10/2019).
"Hingga kini sudah 106 ribu hektare lahan di Sumatera Selatan yang terbakar, tapi untuk rinciannya belum kita rekap saat ini," ujar Ansori.
Menurut dia, meluasnya kebakaran lahan di wilayahnya ini yang menyebabkan memang karena sulitnya akses untuk menuju lokasi kebakaran hutan dan lahan, sehingga menyulitkan untuk dilakukan pemadaman tim satuan petugas karhutla darat.
Dia menjelaskan, bukan hanya tim satuan petugas karhutla darat, dalam melakukan pemadaman pun dilakukan melalui udara menggunakan helikopter dengan cara water bombing.
Namun, kata dia, helikopter water bombing juga tidak maksimal memadamkan api. Hingga saat ini pihaknya mensiagakan sebanyak 10 helikopter. Delapan helikopter diterjunkan untuk melakukan pemadaman melalui udara dengan cara water bombing dan sisanya helikopter patroli udara.
"Karena yang terbakar sebagian besar lahan gambut, akses ke sana sulit. Itu jadi tidak ter-cover, sementara helikopter water bombing pengebomannya hanya sampai ke bagian atas, bagian bawah terus terbakar," katanya.
Ansori menambahkan, meski pun kondisi hujan sempat terjadi di wilayah Sumatera Selatan, tapi titik api yang berada di gambut bagian bawah tidak terpengaruh.
Menurutnya, ini lantaran intensitas hujan yang ada hanya mematikan api yang ada dipermukaan. Diketahui, hingga kini pukul 15.20 WIB, berdasarkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan (Lapan), hotspot (titik panas) yang tercatat saat ini di Sumatera Selatan ada 155 titik yang tersebar di sejumlah wilayah.
(nag)