Pembangunan Bandara Kediri Dimulai 2020
A
A
A
SURABAYA - Pada awal 2020, dijadwalkan dimulai pembangunan bandar udara (bandara) Kediri. Diharapkan pembangunan bandara Kediri meningkatkan percepatan pengembangan wilayah di sekitarnya, terutama, satu dari tiga Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jatim yakni Selingkar Wilis.
“Pembangunan Bandara Kediri sangat penting bagi Provinsi Jatim. Ini bisa jadi pintu masuk untuk percepatan pengembangan apa saja di wilayah selatan Jatim, bisa pendidikan, perindustrian, perkebunan, wisata, perikanan, dan seterusnya,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa seusai menerima audiensi perwakilan Gudang Garam di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Senin 30 September 2109 sore.
Pertemuan dengan Gudang Garam ini menjadi bagian dari proses persiapan ground breaking bandara Kediri pada Januari 2020 dan diharapkan dapat selesai pada akhir 2021. Bandara di Kediri ini diharapkan juga akan menjadi daya ungkit pembangunan di wilayah sekitarnya, seperti Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, dan Blitar.
“Saat Hari Perhubungan Nasional, Pak Menhub menyampaikan bahwa untuk persiapan sampai dengan ground breaking Januari 2020 kita diminta koordinasi ulang dengan Gudang Garam. Meskipun sebetulnya airport Kediri itu bagian dari PSN namun dalam proses penyiapan lahan nya dan seterusnya di dalam koordinasi pihak Gudang Garam,” ujar Khofifah.
Orang nomor satu di Jatim ini menyebut bandara Kediri nantinya akan menjadi ‘Smart Airport’. Semua layanan yang disediakan semua berbasis digital dan tersambung dengan teknologi terkini. “Dari yang kami lihat saat presentasi, bandara ini akan menjadi bagian dari Smart Airport dengan layanan yang terhubung dengan teknologi paling update,” katanya.
Bandara Kediri ini akan dibangun oleh PT Surya Dhoho Investama (SDI), anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk. Nilai investasi proyek ini bakal menghabiskan anggaran Rp5 triliun - Rp10 triliun. Fase pertama bandara Kediri akan dibangun di atas lahan seluas 370 hektare, saat ini masih kurang 17 hektare atau 4%.
"Rencananya, proyek bandara ini akan dibangun di Kabupaten Kediri bagian barat. Wilayah ini mencakup tiga wilayah kecamatan, yaitu Tarokan, Grogol, dan Banyakan," kata Direktur Utama PT Surya Dhoho Investama, Susanto Widyatmoko.
“Pembangunan Bandara Kediri sangat penting bagi Provinsi Jatim. Ini bisa jadi pintu masuk untuk percepatan pengembangan apa saja di wilayah selatan Jatim, bisa pendidikan, perindustrian, perkebunan, wisata, perikanan, dan seterusnya,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa seusai menerima audiensi perwakilan Gudang Garam di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Senin 30 September 2109 sore.
Pertemuan dengan Gudang Garam ini menjadi bagian dari proses persiapan ground breaking bandara Kediri pada Januari 2020 dan diharapkan dapat selesai pada akhir 2021. Bandara di Kediri ini diharapkan juga akan menjadi daya ungkit pembangunan di wilayah sekitarnya, seperti Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, dan Blitar.
“Saat Hari Perhubungan Nasional, Pak Menhub menyampaikan bahwa untuk persiapan sampai dengan ground breaking Januari 2020 kita diminta koordinasi ulang dengan Gudang Garam. Meskipun sebetulnya airport Kediri itu bagian dari PSN namun dalam proses penyiapan lahan nya dan seterusnya di dalam koordinasi pihak Gudang Garam,” ujar Khofifah.
Orang nomor satu di Jatim ini menyebut bandara Kediri nantinya akan menjadi ‘Smart Airport’. Semua layanan yang disediakan semua berbasis digital dan tersambung dengan teknologi terkini. “Dari yang kami lihat saat presentasi, bandara ini akan menjadi bagian dari Smart Airport dengan layanan yang terhubung dengan teknologi paling update,” katanya.
Bandara Kediri ini akan dibangun oleh PT Surya Dhoho Investama (SDI), anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk. Nilai investasi proyek ini bakal menghabiskan anggaran Rp5 triliun - Rp10 triliun. Fase pertama bandara Kediri akan dibangun di atas lahan seluas 370 hektare, saat ini masih kurang 17 hektare atau 4%.
"Rencananya, proyek bandara ini akan dibangun di Kabupaten Kediri bagian barat. Wilayah ini mencakup tiga wilayah kecamatan, yaitu Tarokan, Grogol, dan Banyakan," kata Direktur Utama PT Surya Dhoho Investama, Susanto Widyatmoko.
(wib)