PWNU Papua Minta Peristiwa Wamena Tak Dikaitkan SARA
A
A
A
JAYAPURA - Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi Papua meminta dengan tegas kepada semua pihak tidak mengaitkan kasus kerusuhan Wamena Jayawijaya dengan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antara Golongan).
Hal ini disampaikan Ketua Wilayah Nahdatul Ulama Provinsi Papua, Tony Wanggai bersama jajarannya di Kantor PWNU Provinsi Papua di Jayapura, Senin, 30 September 2019. Tony Wanggai mengingatkan semua pihak tidak termakan isu hoax atau fitnah yang memecah persatuan bangsa.
"Semua pihak baik di Papua maupun di Tanah Air dan luar negeri untuk menahan diri atas berita bohong, fitnah yang akan memecah belah persatuan bangsa. Kita tegaskan bahwa kerusuhan yang terjadi ini bukan kerusuhan bernuansa SARA,"tegas Tony.
Dikatakan, tidak ada dalam sejarah Papua adanya konflik agama. Karena di Papua, semua menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
"Tidak ada konflik di Papua dalam sejarah, konflik Agama. Oleh karena itu, kami meminta semua pihak untuk menahan diri, dan tidak membawa kasus kerusuhan ini dalam konflik horizontal yang berbau kasus SARA,"ucapnya.
Pihaknya meminta kasus anarkis yang merenggut 33 nyawa ini diserahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan. Termasuk penegakkan hukum untuk memberikan rasa keadilan kepada masyarakat.
"Kami minta semua pihak untuk menyerahkan ini kepada aparat keamanan, dalam menjaga keamanan dan stabilitas di Papua. Penegak hukum jangan tebang pilih, sehingga ada keadilan kepada warga masyarakat,"ucapnya.
NU Papua juga menegaskan kepada semua pihak termasuk tokoh agama, masyarakat, tokoh adat dan semua tokoh yang ada di Papua maupun luar Papua untuk memberikan imbauan yang menyejukkan.
"Yang dapat menjaga kedamaian di tanah Papua. Papua adalah tanah damai, dan sudah kita deklarasikan sejak 2002 lalu. Sehingga mari sama-sama kita jaga, miniatur Indonesia ini," katanya.
Hal ini disampaikan Ketua Wilayah Nahdatul Ulama Provinsi Papua, Tony Wanggai bersama jajarannya di Kantor PWNU Provinsi Papua di Jayapura, Senin, 30 September 2019. Tony Wanggai mengingatkan semua pihak tidak termakan isu hoax atau fitnah yang memecah persatuan bangsa.
"Semua pihak baik di Papua maupun di Tanah Air dan luar negeri untuk menahan diri atas berita bohong, fitnah yang akan memecah belah persatuan bangsa. Kita tegaskan bahwa kerusuhan yang terjadi ini bukan kerusuhan bernuansa SARA,"tegas Tony.
Dikatakan, tidak ada dalam sejarah Papua adanya konflik agama. Karena di Papua, semua menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
"Tidak ada konflik di Papua dalam sejarah, konflik Agama. Oleh karena itu, kami meminta semua pihak untuk menahan diri, dan tidak membawa kasus kerusuhan ini dalam konflik horizontal yang berbau kasus SARA,"ucapnya.
Pihaknya meminta kasus anarkis yang merenggut 33 nyawa ini diserahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan. Termasuk penegakkan hukum untuk memberikan rasa keadilan kepada masyarakat.
"Kami minta semua pihak untuk menyerahkan ini kepada aparat keamanan, dalam menjaga keamanan dan stabilitas di Papua. Penegak hukum jangan tebang pilih, sehingga ada keadilan kepada warga masyarakat,"ucapnya.
NU Papua juga menegaskan kepada semua pihak termasuk tokoh agama, masyarakat, tokoh adat dan semua tokoh yang ada di Papua maupun luar Papua untuk memberikan imbauan yang menyejukkan.
"Yang dapat menjaga kedamaian di tanah Papua. Papua adalah tanah damai, dan sudah kita deklarasikan sejak 2002 lalu. Sehingga mari sama-sama kita jaga, miniatur Indonesia ini," katanya.
(cip)