GP Ansor: Pemerintah Harus Ekstra Serius Tangani Karhutla
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah diminta memiliki perhatian yang ekstra serius terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda wilayah di Sumatera dan Kalimantan.
Demikian ditegaskan Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda GP Ansor Abdul Rochman (Andung). Dia meminta pemerintah harus ekstra serius menangani karhutla berupa koordinasi semua lembaga dan bertindak taktis di lapangan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan.
“Perhatian sudah ditunjukkan Presiden yang memimpin secara langsung penanganan kebakaran hutan dan lahan dengan berkantor di Riau. Namun juga perlu ditindak mereka yang menjadi penyebab adanya karhutla. Siapa mereka? Saya yakin aparat sudah tahu para perusak lingkungan itu," tandas Adung di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan secara sengaja, menurut Adung, adalah tindakan perusakan bumi yang dilarang berdasarkan ajaran agama.
“Ansor memiliki komitmen penuh untuk turut menjaga bumi. Kami siap bergabung bersama semua elemen untuk ikut menangani karhutla,” tegas dia.
Kebakaran hutan dan lahan berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin, 16 September 2019, pukul 16.00 WIB, sejumlah titik panas ditemukan di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 513 titik, Kalimantan Barat (384), Kalimantan Selatan (178), Sumatera Selatan (115), Jambi (62), dan Riau sebanyak 58 titik.
Selain itu, asap akibat kebakaran hutan di beberapa titik sudah pada level yang berbahaya hingga membahayakan anak-anak dan ibu hamil.
“Imbauan untuk menggunakan masker agar mengurangi dampak yang timbul agar dipatuhi oleh kita semua. Perlu dipikirkan juga untuk memastikan layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak, Ansor turut prihatin dan berduka atas kejadian ini," katanya.
Menurut Adung, kepastian layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak karhutla menjadi hal yang sangat penting selain penanganan titik api penyebab kebakaran.
“Mengingat potensi karhutla yang masih tinggi karena musim kemarau, kami perintahkan kepada Ansor dan Banser untuk bahu membahu ikut menangani kebakaran hutan bersama aparat seperti yang dilakukan Satkorwil Banser Kalbar, Kalteng, Riau, Jambi dan lainnya,” kata Adung.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ansor dan Banser di Kalimantan Barat turut membantu memadamkan kebakaran hutan di Kaki Bukit Sedahu, Singkawang Kalimantan Barat.
“Apa yang dilakukan Banser Satkorcab Singkawang pada bulan Agustus lalu bisa menjadi contoh dan ini merupakan instruksi agar Ansor di wilayah terdampak berperan aktif menangani karhutla," pungkasnya.
Demikian ditegaskan Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda GP Ansor Abdul Rochman (Andung). Dia meminta pemerintah harus ekstra serius menangani karhutla berupa koordinasi semua lembaga dan bertindak taktis di lapangan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan.
“Perhatian sudah ditunjukkan Presiden yang memimpin secara langsung penanganan kebakaran hutan dan lahan dengan berkantor di Riau. Namun juga perlu ditindak mereka yang menjadi penyebab adanya karhutla. Siapa mereka? Saya yakin aparat sudah tahu para perusak lingkungan itu," tandas Adung di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan secara sengaja, menurut Adung, adalah tindakan perusakan bumi yang dilarang berdasarkan ajaran agama.
“Ansor memiliki komitmen penuh untuk turut menjaga bumi. Kami siap bergabung bersama semua elemen untuk ikut menangani karhutla,” tegas dia.
Kebakaran hutan dan lahan berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin, 16 September 2019, pukul 16.00 WIB, sejumlah titik panas ditemukan di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 513 titik, Kalimantan Barat (384), Kalimantan Selatan (178), Sumatera Selatan (115), Jambi (62), dan Riau sebanyak 58 titik.
Selain itu, asap akibat kebakaran hutan di beberapa titik sudah pada level yang berbahaya hingga membahayakan anak-anak dan ibu hamil.
“Imbauan untuk menggunakan masker agar mengurangi dampak yang timbul agar dipatuhi oleh kita semua. Perlu dipikirkan juga untuk memastikan layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak, Ansor turut prihatin dan berduka atas kejadian ini," katanya.
Menurut Adung, kepastian layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak karhutla menjadi hal yang sangat penting selain penanganan titik api penyebab kebakaran.
“Mengingat potensi karhutla yang masih tinggi karena musim kemarau, kami perintahkan kepada Ansor dan Banser untuk bahu membahu ikut menangani kebakaran hutan bersama aparat seperti yang dilakukan Satkorwil Banser Kalbar, Kalteng, Riau, Jambi dan lainnya,” kata Adung.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ansor dan Banser di Kalimantan Barat turut membantu memadamkan kebakaran hutan di Kaki Bukit Sedahu, Singkawang Kalimantan Barat.
“Apa yang dilakukan Banser Satkorcab Singkawang pada bulan Agustus lalu bisa menjadi contoh dan ini merupakan instruksi agar Ansor di wilayah terdampak berperan aktif menangani karhutla," pungkasnya.
(shf)