Tercemar HIV dan Sipilis, Puluhan Kantong Darah PMI Blitar Dimusnahkan
A
A
A
BLITAR - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Blitar selama Januari-Juli 2019 menemukan sebanyak 15 kantong darah yang tercemar virus HIV. Petugas PMI juga menemukan 21 kantong darah tercemar penyakit sipilis, 38 kantong tercemar Hepatitis B, dan 7 kantong Hepatitis C.
"Total semua yang tercemar ada 81 kantong darah. Ada 15 kantong yang terpapar HIV," ujar Sekretaris PMI Kabupaten Blitar Bambang Wahyudianto kepada wartawan, Jumat (13/9/2019).
Bambang mengatakan, untuk kantong darah yang tercemar akan dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan di Surabaya dengan menggandeng pihak ketiga. "Sesuai peraturan yang berlaku pemusnahan darah yang tercemar ini dengan menggandeng pihak ketiga di Surabaya," katanya.
Bambang menambahkan, kondisi darah yang tercemar itu terungkap saat discreening infeksi. Seluruh darah bermasalah itu diduga berasal dari para pendonor yang tidak jujur. Mereka tidak mengisi formulir sesuai riwayat semestinya, terutama soal terjangkit penyakit menular atau tidak.
Mereka hanya mengutamakan pemeriksaan berat badan dan tekanan darah. "Ada saja pendonor yang tidak mengisi formulir dengan jujur sesuai kondisi yang dialaminya," kata Bambang.
Semua data terkait pendonor yang darahnya bermasalah akan diserahkan ke dinas kesehatan. Selanjutnya dinas akan memberi konseling serta penanganan lebih lanjut.
"Total semua yang tercemar ada 81 kantong darah. Ada 15 kantong yang terpapar HIV," ujar Sekretaris PMI Kabupaten Blitar Bambang Wahyudianto kepada wartawan, Jumat (13/9/2019).
Bambang mengatakan, untuk kantong darah yang tercemar akan dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan di Surabaya dengan menggandeng pihak ketiga. "Sesuai peraturan yang berlaku pemusnahan darah yang tercemar ini dengan menggandeng pihak ketiga di Surabaya," katanya.
Bambang menambahkan, kondisi darah yang tercemar itu terungkap saat discreening infeksi. Seluruh darah bermasalah itu diduga berasal dari para pendonor yang tidak jujur. Mereka tidak mengisi formulir sesuai riwayat semestinya, terutama soal terjangkit penyakit menular atau tidak.
Mereka hanya mengutamakan pemeriksaan berat badan dan tekanan darah. "Ada saja pendonor yang tidak mengisi formulir dengan jujur sesuai kondisi yang dialaminya," kata Bambang.
Semua data terkait pendonor yang darahnya bermasalah akan diserahkan ke dinas kesehatan. Selanjutnya dinas akan memberi konseling serta penanganan lebih lanjut.
(wib)