Begini Cara Pemkab Kepulauan Aru Mengatasi Stunting
A
A
A
DOBO - Sebagai salah satu dari 60 kabupaten/kota prioritas penanganan stunting di tahun 2019, Kabupaten Kepulauan Aru memiliki cara tersendiri untuk mengurangi angka stunting di daerahnya.
Menurut Wakil Bupati Kepulauan Aru, Muin Sogalrey, stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang marak terjadi di Indonesia, yang juga terjadi di kabupatennya.
"Upaya dalam menurunkan prevalensi stunting merupakan tantangan yang harus dihadapi tidak hanya oleh pemerintah pusat dan daerah, namun juga seluruh lapisan masyarakat," ujar Muin saat ditemui di forum sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), Dobo (12/9/2019).
Oleh karena itu, Muin menyambut baik kegiatan Genbest yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hal ini karena para peserta yang mayoritas adalah generasi muda dapat meningkatkan pemahaman dan peran terkait pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat sebagai usaha prevalensi stunting.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, angka prevalensi stunting di Kepulauan Aru mencapai 47,5%.
"Saya mengharapkan peran dan tanggung jawab semua pihak di Kepulauan Aru, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Para Camat, Tim Penggerak PKK, para pimpinan sekolah dan para kepala desa dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat agar bisa terhindar dari stunting," tambah Muin.
Di tahun 2018, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aru, tercatat ada 1.793 balita terkena stunting. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus pemkab.
Ada tiga belas kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten (pemkab) Kepulauan Aru dalam upaya pencegahan stunting di tahun 2019 ini.
"Diantaranya adalah kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kampanye Isi Piringku, juga pemberian makanan tambahan bagi bayi, balita, dan ibu hamil," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Aru, Y.E.O Uniplaita.
Selain itu, menurut Uniplaita, pemkab Kepulauan Aru juga melakukan aksi daerah dalam rangka penurunan stunting, penyusunan regulasi penurunan stunting, sosialisasi dan advokasi lintas sektor untuk penurunan stunting, serta orientasi strategi komunikasi perubahan perilaku.
Pemkab Kepulauan Aru juga melakukan penguatan penggerakan pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif, monev lintas program dan linta sektor untuk penurunan stunting, evaluasi pelaksanaan kegiatan penurunan stunting, kampanye keluarga hebat menggunakan botol minum, JAMPERSAL, dan penyediaan rumah tunggu kelahiran di kota kabupaten.
Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan angka balita yang terkena stunting di Kepulauan Aru akan menurun.
Menurut Wakil Bupati Kepulauan Aru, Muin Sogalrey, stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang marak terjadi di Indonesia, yang juga terjadi di kabupatennya.
"Upaya dalam menurunkan prevalensi stunting merupakan tantangan yang harus dihadapi tidak hanya oleh pemerintah pusat dan daerah, namun juga seluruh lapisan masyarakat," ujar Muin saat ditemui di forum sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), Dobo (12/9/2019).
Oleh karena itu, Muin menyambut baik kegiatan Genbest yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hal ini karena para peserta yang mayoritas adalah generasi muda dapat meningkatkan pemahaman dan peran terkait pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat sebagai usaha prevalensi stunting.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, angka prevalensi stunting di Kepulauan Aru mencapai 47,5%.
"Saya mengharapkan peran dan tanggung jawab semua pihak di Kepulauan Aru, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Para Camat, Tim Penggerak PKK, para pimpinan sekolah dan para kepala desa dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat agar bisa terhindar dari stunting," tambah Muin.
Di tahun 2018, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aru, tercatat ada 1.793 balita terkena stunting. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus pemkab.
Ada tiga belas kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten (pemkab) Kepulauan Aru dalam upaya pencegahan stunting di tahun 2019 ini.
"Diantaranya adalah kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kampanye Isi Piringku, juga pemberian makanan tambahan bagi bayi, balita, dan ibu hamil," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Aru, Y.E.O Uniplaita.
Selain itu, menurut Uniplaita, pemkab Kepulauan Aru juga melakukan aksi daerah dalam rangka penurunan stunting, penyusunan regulasi penurunan stunting, sosialisasi dan advokasi lintas sektor untuk penurunan stunting, serta orientasi strategi komunikasi perubahan perilaku.
Pemkab Kepulauan Aru juga melakukan penguatan penggerakan pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif, monev lintas program dan linta sektor untuk penurunan stunting, evaluasi pelaksanaan kegiatan penurunan stunting, kampanye keluarga hebat menggunakan botol minum, JAMPERSAL, dan penyediaan rumah tunggu kelahiran di kota kabupaten.
Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan angka balita yang terkena stunting di Kepulauan Aru akan menurun.
(akn)