Akademisi Uncen Geram Terkait Maklumat MRP mengenai Pemulangan Mahasiswa

Selasa, 10 September 2019 - 06:11 WIB
Akademisi Uncen Geram...
Akademisi Uncen Geram Terkait Maklumat MRP mengenai Pemulangan Mahasiswa
A A A
JAYAPURA - Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) yang juga dosen Hubungan Internasional (HI), Marinus Yaung emosi dengan adanya permintaan pulang kampung bagi mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di beberapa daerah di luar Papua.

Marinus naik pitam setelah pihak Majelis Rakyat Papua (MRP) mengeluarkan maklumat perihal kepulangan Mahasiswa Papua, dan mewacanakan mahasiswa yang kembali bisa berkuliah di Universitas Cenderawasih.

"Kampus mana yang kamu mau siapkan ? Semua kampus ada aturan masuk atau aturan penerimaan mahasiswa. Apalagi untuk Universitas Cenderawasih," tegas Marinus.

Pihaknya juga menegaskan tidak ada penerimaan mahasiswa baru di Uncen yang merupakan mahasiswa dari luar Papua. "Tidak ada penerimaan mahasiswa Papua yang pulang dari Jawa atau Kota-kota Studi yang lain!," tegasnya geram.

Dijelaskan, pihaknya mengaku telah kewalahan atas perilaku mahasiswa Uncen yang saat ini menempuh pendidikan tinggi di Kampus ini. Marinus menyebut, jangan memberikan beban lebih bagi dosen, yang disebut tidak sesuai dengan gaji dan keamanan.

"Kami di Universitas Cenderawasih sudah sakit kepala dengan perilaku mahasiswa yang ada sekarang. Jangan tambah beban lagi buat kami. Gaji kami tdk sebandingkan dengan beban kerja dan risiko kerja yg selalu datang mengadang," ucapnya.

Dirinyapun mengusulkan jika pihak MRP mau pun DPRP tetap berkeinginan meminta para mahasiswa kembali ke Papua, maka kedua lembaga legislatif ini membuat kampus sendiri.

"Bagaimana kalau MRP dan DPRP buat kampus sendiri baru kalian sendiri yang mengajar dan mendidik para mahasiswa yang pulang ini, Buat kebijakan itu pikir dulu matang-matang baru keluarkan ke publik, tegasnya geram.

Sebelumnya, pihak MRP mengeluarkan maklumat yang meminta mahasiswa Papua di seluruh kota studi di Indonesia untuk pulang ke Papua. Permintaan ini menyusul kasus persekusi yang terjadi pada pertengahan Agustus lalu. Kebijakan MRP ini dinilai blunder dan membingungkan khalayak.

Kemudian, disaat ratusan mahasiswa pulang, malah pihak Legislatif dan yudikatf bingung. Gubernur pun yang pernah mengeluarkan statmen pulang kampung bagi mahasiswa Papua, mengeluh dan mengaku bingung. "Jadi sekarang kami pusing mau taruh mereka dimana (Kampus mana)," ucap Gubernur kepada awak media, Senin (9/9/2019).
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1643 seconds (0.1#10.140)