Teganya, Usai Alami Kecelakaan Warga Kerinci Justru Ditipu Bengkel
A
A
A
KERINCI - Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah yang dialami Lukman warga Tanjung Pauh Mudik, Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang menetap di Jakarta.
Dia baru saja alami kecelakan tunggal saat pulang ke Kerinci dari Jakarta 2 hari sebelum Idul Fitri 2019 lalu. Saat memperbaiki mobilnya, Lukman justru malah ditipu oleh pihak bengkel.
Informasi yang didapatkan, Lukman yang sedang dalam perjalanan pulang kampung dari Jakarta ke Kerinci menggunakan mobil Ayla nomor polisi B 1173 WZG mengalami kecelakaan tunggal di wilayah Pemenang, Kabupaten Merangin, Senin 3 Juni 2019, atau dua hari sebelum lebaran.
“Mobil saya terguling di daerah Pemenang, Merangin," ungkapnya. Lukman dan istri beserta anaknya selamat dari kecelakaan tersebut. Setelah Lebaran, dia mencari bengkel untuk perbaiki mobil. Mobilnya diservis ke salah satu bengkel di Dusun Bangko.
Tanpa rasa curiga, Lukman meninggalkan mobilnya di bengkel tersebut untuk diperbaiki. “Saya tinggalkan mobil saya untuk diperbaiki di bengkel tersebut, pemiliknya Hengky, dan ada pekerjanya bernama Abdul Muthalib,” urainya.
Setelah dihitung pihak bengkel, biaya perbaikan mobil tersebut sebesar Rp19 juta. Selanjutnya, Lukman pulang ke Jakarta lantaran kerja yang tidak bisa ditinggal lama. Komunikasi dilanjutkan melalui telpon dan WhatsApp.
Tidak lama kemudian, Abdul Muthalib pekerja bengkel meminta dikirimkan biaya untuk membeli alat mobil. Tanpa rasa curiga Lukman mengirim dana kebutuhan yang diminta pihak bengkel. Hingga pembayaran pun lunas dengan total Rp19 juta.
“Saya kirim terus kebutuhan perbaikan mobil saya hingga lunas, tapi malah tidak dikerjakan perbaikkannya," paparnya.
Pihak bengkel berjanji tanggal 20 Agustus 2019 mobil sudah siap dan bisa diambil. "Ternyata sebelum tanggal 20 Agustus 2019 nomor telpon Abdul Muthalib tidak aktif lagi," ungkapnya.
Lukman mulai curiga, dia menelpon Hengky pemilik bengkel. Namun Hengky malah menyatakan Abdul Muthalib sudah kabur. “Saya panik dan saya telpon Hengky pemilik bengkel, tapi dia tidak tahu masalah dana tersebut. Malah bilang Abdul Muthalib sudah kabur," ujarnya.
Mengalami kejadian tersebut Lukman meminta dua orang keluarnganya untuk melihat dan mengambil mobil tersebut karena pihak bengkel tidak mau bertanggung jawab untuk menyelesaikan perbaikan kerusakan mobilnya.
“Beberapa waktu lalu, saya minta keluarga saya untuk mengambil mobil tersebut, dan saat ini sudah ada di rumah keluarga saya” katanya.
Lukman berharap kepada Abdul Muthalib dan pemilik bengkel bisa bertanggung jawab. "Jika tidak saya akan laporkan ke penegak hukum” tandasnya.
Dia baru saja alami kecelakan tunggal saat pulang ke Kerinci dari Jakarta 2 hari sebelum Idul Fitri 2019 lalu. Saat memperbaiki mobilnya, Lukman justru malah ditipu oleh pihak bengkel.
Informasi yang didapatkan, Lukman yang sedang dalam perjalanan pulang kampung dari Jakarta ke Kerinci menggunakan mobil Ayla nomor polisi B 1173 WZG mengalami kecelakaan tunggal di wilayah Pemenang, Kabupaten Merangin, Senin 3 Juni 2019, atau dua hari sebelum lebaran.
“Mobil saya terguling di daerah Pemenang, Merangin," ungkapnya. Lukman dan istri beserta anaknya selamat dari kecelakaan tersebut. Setelah Lebaran, dia mencari bengkel untuk perbaiki mobil. Mobilnya diservis ke salah satu bengkel di Dusun Bangko.
Tanpa rasa curiga, Lukman meninggalkan mobilnya di bengkel tersebut untuk diperbaiki. “Saya tinggalkan mobil saya untuk diperbaiki di bengkel tersebut, pemiliknya Hengky, dan ada pekerjanya bernama Abdul Muthalib,” urainya.
Setelah dihitung pihak bengkel, biaya perbaikan mobil tersebut sebesar Rp19 juta. Selanjutnya, Lukman pulang ke Jakarta lantaran kerja yang tidak bisa ditinggal lama. Komunikasi dilanjutkan melalui telpon dan WhatsApp.
Tidak lama kemudian, Abdul Muthalib pekerja bengkel meminta dikirimkan biaya untuk membeli alat mobil. Tanpa rasa curiga Lukman mengirim dana kebutuhan yang diminta pihak bengkel. Hingga pembayaran pun lunas dengan total Rp19 juta.
“Saya kirim terus kebutuhan perbaikan mobil saya hingga lunas, tapi malah tidak dikerjakan perbaikkannya," paparnya.
Pihak bengkel berjanji tanggal 20 Agustus 2019 mobil sudah siap dan bisa diambil. "Ternyata sebelum tanggal 20 Agustus 2019 nomor telpon Abdul Muthalib tidak aktif lagi," ungkapnya.
Lukman mulai curiga, dia menelpon Hengky pemilik bengkel. Namun Hengky malah menyatakan Abdul Muthalib sudah kabur. “Saya panik dan saya telpon Hengky pemilik bengkel, tapi dia tidak tahu masalah dana tersebut. Malah bilang Abdul Muthalib sudah kabur," ujarnya.
Mengalami kejadian tersebut Lukman meminta dua orang keluarnganya untuk melihat dan mengambil mobil tersebut karena pihak bengkel tidak mau bertanggung jawab untuk menyelesaikan perbaikan kerusakan mobilnya.
“Beberapa waktu lalu, saya minta keluarga saya untuk mengambil mobil tersebut, dan saat ini sudah ada di rumah keluarga saya” katanya.
Lukman berharap kepada Abdul Muthalib dan pemilik bengkel bisa bertanggung jawab. "Jika tidak saya akan laporkan ke penegak hukum” tandasnya.
(shf)