Ganjar Kenakan Beskap Lurik Keren Seharga Rp70.000
A
A
A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun tak pernah ketinggalan untuk tampil mengenakan pakaian adat setiap Kamis. Bahkan, penampilan Ganjar berbalut pakaian adat selalu menyita perhatian publik. Dengan pakaian adat, namun tak menghilangkan style-nya sebagai orang yang energik.
Kamis pekan pertama September ini, penampilan Ganjar cukup mencolok publik. Dia mengenakan pakaian adat jenis beskap dengan kain lurik berwarna-warni. Dipadu dengan sarung batik dan blangkon yang menutup kepala, penampilan Ganjar terlihat berbeda.
"Ini bagus lho, motif luriknya warna-warni. Kalau biasanya lurik hanya warna cokelat, ini muncul kreasi lurik warna-warni yang menurut saya keren. Karena bagus, saya beli. Ini tidak mahal lho, kainnya ini hanya Rp70.000, lebih murah dibanding ongkos jahitnya," ucap Ganjar saat ditemui di rumah dinasnya, Kamis (5/9/2019).
Meski demikian, Ganjar mengatakan selama seharian mengenakan baju lurik tersebut, semua orang bilang bagus dan menyangka mahal. Padahal, harga tersebut sangat murah dan terjangkau oleh setiap kalangan.
"Jadi kalau ada yang bilang kebijakan saya mewajibkan mengenakan pakaian adat memberatkan, itu sebenarnya tidak menjadi alasan," tegasnya.
Selain untuk menumbuhkan nasionalisme, kebijakan penggunaan pakaian adat lanjut Ganjar juga dilakukan untuk meningkatkan ekonomi kreatif. Saat ini lanjut dia, para penjual batik, blangkon, lurik, kebaya menjadi kebanjiran order.
"Sekarang industri blangkon, batik, lurik, beskap dan lainnya jadi berkembang di Jateng. Cara-cara inilah yang tepat untuk meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat," tuturnya.
Deputi Bidang Kemaritiman Sekertaris Kabinet, Agustina Murbaningsih yang kebetulan bertamu untuk bertemu Ganjar, juga mengaku yang terpukau dengan pakaian adat tersebut. Agustina yang datang bersama rombongan tidak menyangka, beskap Ganjar seharga Rp70.000. "Saya kira mahal Pak, soalnya keren sekali," katanya.
Kamis pekan pertama September ini, penampilan Ganjar cukup mencolok publik. Dia mengenakan pakaian adat jenis beskap dengan kain lurik berwarna-warni. Dipadu dengan sarung batik dan blangkon yang menutup kepala, penampilan Ganjar terlihat berbeda.
"Ini bagus lho, motif luriknya warna-warni. Kalau biasanya lurik hanya warna cokelat, ini muncul kreasi lurik warna-warni yang menurut saya keren. Karena bagus, saya beli. Ini tidak mahal lho, kainnya ini hanya Rp70.000, lebih murah dibanding ongkos jahitnya," ucap Ganjar saat ditemui di rumah dinasnya, Kamis (5/9/2019).
Meski demikian, Ganjar mengatakan selama seharian mengenakan baju lurik tersebut, semua orang bilang bagus dan menyangka mahal. Padahal, harga tersebut sangat murah dan terjangkau oleh setiap kalangan.
"Jadi kalau ada yang bilang kebijakan saya mewajibkan mengenakan pakaian adat memberatkan, itu sebenarnya tidak menjadi alasan," tegasnya.
Selain untuk menumbuhkan nasionalisme, kebijakan penggunaan pakaian adat lanjut Ganjar juga dilakukan untuk meningkatkan ekonomi kreatif. Saat ini lanjut dia, para penjual batik, blangkon, lurik, kebaya menjadi kebanjiran order.
"Sekarang industri blangkon, batik, lurik, beskap dan lainnya jadi berkembang di Jateng. Cara-cara inilah yang tepat untuk meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat," tuturnya.
Deputi Bidang Kemaritiman Sekertaris Kabinet, Agustina Murbaningsih yang kebetulan bertamu untuk bertemu Ganjar, juga mengaku yang terpukau dengan pakaian adat tersebut. Agustina yang datang bersama rombongan tidak menyangka, beskap Ganjar seharga Rp70.000. "Saya kira mahal Pak, soalnya keren sekali," katanya.
(wib)