KAHMIPreneur Desak Polri Lindungi Pedagang dan Pusat Ekonomi di Papua
A
A
A
SINJAI - Founder KAHMIPreneur Kamrussamad turut prihatin dengan kerusuhan yang terjadi di Papua. Menurutnya kerusuhan ini berdampak nyata terhadap perekonomian masyarakat.
“Dampak kerusuhan ini nyata, contoh di Manokwari ada pemilik fotokopian rugi hingga 200 juta karena mesin fotokopiannya hancur. Pertokoan, warung dijarah, dirusak, dan dibakar, serta tutupnya berbagai pusat ekonomi termasuk pasar,” ungkapnya di acara LK II HMI Sinjai, di Aula Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
KAHMIPreneur mendesak Polri untuk memberikan perlindungan terhadap pedagang pasar, nelayan dan buruh harian yang berkaitan dengan perekonomian warga.
Aksi di Papua telah menciptkan rasa ketakutan terhadap pedagang dan pelaku ekonomi lainnya. Sehingga sangat berpotensi menggangu perekonomian daerah.
“Penggerak ekonomi sektor riil di Papua adalah sebagaian besar para pendatang dari berbagai pelosok tanah air, mereka telah berkontribusi membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu wajib Polri memberikan perlindungan pelaku perekonomian daerah. Jangan sampai kios, warung dan toko tutup karena merasa tidak aman,” ucapnya.Sementara itu, kata dia, sejumlah agen perjalanan wisata yang tergabung dalam Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Papua telah melaporkan kerugian sekitar Rp300 juta karena penurunan wisatawan pasca kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
“Dampak kerusuhan ini nyata, contoh di Manokwari ada pemilik fotokopian rugi hingga 200 juta karena mesin fotokopiannya hancur. Pertokoan, warung dijarah, dirusak, dan dibakar, serta tutupnya berbagai pusat ekonomi termasuk pasar,” ungkapnya di acara LK II HMI Sinjai, di Aula Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
KAHMIPreneur mendesak Polri untuk memberikan perlindungan terhadap pedagang pasar, nelayan dan buruh harian yang berkaitan dengan perekonomian warga.
Aksi di Papua telah menciptkan rasa ketakutan terhadap pedagang dan pelaku ekonomi lainnya. Sehingga sangat berpotensi menggangu perekonomian daerah.
“Penggerak ekonomi sektor riil di Papua adalah sebagaian besar para pendatang dari berbagai pelosok tanah air, mereka telah berkontribusi membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu wajib Polri memberikan perlindungan pelaku perekonomian daerah. Jangan sampai kios, warung dan toko tutup karena merasa tidak aman,” ucapnya.Sementara itu, kata dia, sejumlah agen perjalanan wisata yang tergabung dalam Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Papua telah melaporkan kerugian sekitar Rp300 juta karena penurunan wisatawan pasca kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
(vhs)