Peserta Karnaval di Blitar Tewas, Diduga Kelelahan Berjalan Sejauh 1 Km
A
A
A
BLITAR - Seorang peserta karnaval umum, Marsuti (54), asal Desa/Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tiba tiba ambruk dan tidak sadarkan diri.
Marsuti sempat dilarikan ke RS Syuhada Haji, Kota Blitar, namun nyawanya tetap tidak terselamatkan, Minggu (18/8/2019) sore.
"Saat pingsan, oleh warga langsung dilarikan ke RS Syuhada Haji. Namun sesampai di rumah sakit nyawanya sudah tidak tertolong, "ujar Kapolsek Sanankulon AKP Agus Tri kepada wartawan.
Sempat beredar kabar kematian Marsuti diduga akibat getaran sound system yang kencang. Jantungnya tidak kuat, lalu pingsan, dan akhirnya meninggal dunia.
Namun oleh sejumlah saksi, isu itu dibantah, karena posisi Marsuti tidak berdekatan dengan sound system karnaval. Jarak korban dengan sound system sekitar 300 meter.
Menurut Agus Tri, kematian korban diduga karena kelelahan. Informasi yang diperoleh dari keluarga korban, yang bersangkutan memiliki riwayat mengidap hipertensi (darah tinggi).
Selain itu, sebelumnya korban juga mengeluh masuk angin dan kecapekan. "Diduga karena kecapekan. Dalam pemeriksaan tidak ditemukan tanda kekerasan," tuturnya.
Marsuti sempat dilarikan ke RS Syuhada Haji, Kota Blitar, namun nyawanya tetap tidak terselamatkan, Minggu (18/8/2019) sore.
"Saat pingsan, oleh warga langsung dilarikan ke RS Syuhada Haji. Namun sesampai di rumah sakit nyawanya sudah tidak tertolong, "ujar Kapolsek Sanankulon AKP Agus Tri kepada wartawan.
Sempat beredar kabar kematian Marsuti diduga akibat getaran sound system yang kencang. Jantungnya tidak kuat, lalu pingsan, dan akhirnya meninggal dunia.
Namun oleh sejumlah saksi, isu itu dibantah, karena posisi Marsuti tidak berdekatan dengan sound system karnaval. Jarak korban dengan sound system sekitar 300 meter.
Menurut Agus Tri, kematian korban diduga karena kelelahan. Informasi yang diperoleh dari keluarga korban, yang bersangkutan memiliki riwayat mengidap hipertensi (darah tinggi).
Selain itu, sebelumnya korban juga mengeluh masuk angin dan kecapekan. "Diduga karena kecapekan. Dalam pemeriksaan tidak ditemukan tanda kekerasan," tuturnya.
(wib)