Salat Idul Adha di Alun-alun Wates, Khatib Ajak Jaga Persatuan Bangsa

Minggu, 11 Agustus 2019 - 08:19 WIB
Salat Idul Adha di Alun-alun Wates, Khatib Ajak Jaga Persatuan Bangsa
Salat Idul Adha di Alun-alun Wates, Khatib Ajak Jaga Persatuan Bangsa
A A A
KULONPROGO - Ribuan umat muslim di Kabupaten Kulonprogo, DIY melaksanakan Salat Idul Adha di Alun-alun Wates Kulonprogo, Minggu (11/8/2019). Bertindak sebagai imam Muhammad Nur Fikriruddien dan khatib disampaikan oleh Ustaz Kodirun. Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo ikut melaksanakan Salat idul Adha di sini.

Dalam khutbahnya khatib mengatakan hari ini jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia juga sedang berkumpul di tanah suci memenuhi panggilan Ilahi menunaikan ibadah haji. Mereka melempar Jumrah Aqobah di Mina sebagai simbol perlawanan terhadap kekuatan jahat yang selalu mengganggu manusia,

Meskipun mereka beraneka ragam suku, bangsa, bahasa, dan warna kulit, namun mereka berbaur, berpadu, dan menyatu dalam menjalankan syariat Allah SWT. "Mereka seretak menyatakan kesediaannya untuk memenuhi panggilan Allah," jelasnya.

Bisa dipastikan pada wajah mereka tidak nampak ada perselisihan, percekcokan, dan permusuhan di antara mereka. Sebaliknya, segala atribut yang biasanya menjadi biang perpecahan dan percekcokan mereka tanggalkan dan mereka tinggalkan.

Warna pakaian yang mereka kenakan, aktivitas ibadah yang mereka kerjakan, dan lantunan kalimat yang mereka ucapkan, menunjukkan mereka umat yang telah dipersatukan oleh akidah Islamiyah. Ini menjadi ebuah pemandangan yang sangat menyejukan dan membahagiakan hati orang yang beriman, yang senantiasa merindukan persatuan dan persaudaraan.

Sementara umat Islam di tempat lain, di seluruh dunia, juga melantunkan takbir. Mereka beramai-ramai mendatangi lapangan tempat salat Idul Adha, dengan khusyuk dan menyimak uraian kalimat yang disampaikan khatib. Kemudian usai salat, dilanjutkan dengan penyembelihan dan pembagian daging hewan kurban. Betapa ikhlasnya hati kaum muslimin dan betapa pedulinya mereka terhadap nasib orang lain sehingga kaum muslimin siap berkurban.

"Marilah kita terus bertaqwa kepada Allah, mempertahankan ketakwaan dan meningkatkannya sholawat dan salam kepada Muhammad," terangnya.

Sungguh persatuan muslimin yang diperlihatkan dalam ibadah haji dan Hari Raya Idul Adha ini justru terlihat kontras dengan realitas keseharian umat manusia saat ini. Persatuan umat dan persaudaraannya kini sedang terkoyak hanya karena perbedaan baju, warna, kelompok dan kepentingan.

Akibatnya, mereka mudah dibenturkan dan diadu oleh musuh-musuhnya. Oleh karena itulah, marilah kita jadikan momentum Hari Raya Idul Adha ini untuk merajut kembali persatuan dan keaatuan unat demi menggapai kejayaan dan kemakmuran anak bangsa Indonesia.

Diingatkannya, Allah telah meletakan prinsip-prinsip penting dalam persatuan dan persaudaraan, yaitu akidah Islamiyah. Ikatan yang telah diikat oleh Allah untuk menyatukan mereka umat-Nya.

Sejarah telah membuktikan, ikatan islamlah yang mempertautkan hati suku Aus dan Khajraj di Madinah. Padahal, sebelumnya kedua suku itu saling bermusuhan berpuluh-puluh tahun.

Ikatan ini pula yang berhasil mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Kendati mereka berasal dari suku dan tanah air yang berbeda, namun mereka bisa bersatu. Ikatan akidah ini pula yang mempersatukan seluruh umat Islam di seluruh dunia selama berabad-abad hingga menjadi umat yang paling kuat dan disegani dalam sepanjang sejarah.

Dasar persatuan yang kedua adalah karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak. Kesatuan dan keutuhan negara kita, itu harus terus dijaga dan dipertahankan oleh umat Islam hingga hari kiamat dengan senantiasa berkarya dan beramal nyata yang bermanfaat bagi orang banyak.

Dasar persatuan ketiga adalah kesediaan dan keikhlasan untuk berkurban, saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah. Setiap Hari Raya Idul Adha, kita juga selalu diingatkan oleh peristiwa besar berupa pengorbanan hamba Allah, yaitu Nabi Ibrahim as dan putranya, Ismail as.

Keduanya telah membuktikan ketaatan dan kecintaannya kepada Allah SWT di atas segala-galanya. Keduanya dengan lapang dada menunaikan perintah-Nya, meski harus mengurbankan sesuatu yang paling dicintainya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7600 seconds (0.1#10.140)