Sendratari Panji Mbarang Jantur Pentas di Pancer Dorr Summer Festival

Minggu, 04 Agustus 2019 - 21:37 WIB
Sendratari Panji Mbarang Jantur Pentas di Pancer Dorr Summer Festival
Sendratari Panji Mbarang Jantur Pentas di Pancer Dorr Summer Festival
A A A
PACITAN - Pancer Dorr Summer Festival 2019 menampilkan sejumlah kesenian dari Pacitan, Jawa Timur. Di antaranya wayang beber yang dipentaskan dalam sendratari Panji Mbarang Jantur.

Festival yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pacitan ini digelar sejak Kamis 1 Agustus 2019 hingga Minggu (4/8/2019). Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo menyatakan, even ini merupakan sarana temu pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Pacitan.

"Festival ini menjadi ajang bagi para pelaku ekonomi kreatif mulai dari sub sektor seni pertunjukan, craft, fashion, kuliner, desain, radio TV dan sub sektor ekraf lainnya tampil memeriahkan festival ini," kata Yudi melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.

Ketua Panitia Pancer Door Summer Festival, Nur Ichwan menjelaskan, festival ini bertujuan untuk menyatukan komitmen bersama dalam menciptakan karya dan ekonomi kreatif.

"Hal ini untuk menunjang minat kunjungan wisata, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pacitan,” ujarnya.

Pada festival tersebut ikut dipentaskan Panji Asmorobangun dengan Dewi Sekartaji dalam wayang Beber. Dalam sejarahnya, cerita tersebut sudah berkembang di Jawa Timur sejak permulaan abad ke-15.

Wayang Beber pertama kali dibuat Prabu Bratana dari Kerajaan Majapahit pada sekitar tahun 1361. Wayang Beber ini melukiskan episode cerita rakyat sebagai karya seni lukis Jawa yang hampir punah. Sisa-sisanya dapat diikuti pada relief candi-candi di Jawa Timur.

Cerita Panji yang umumnya terlukis pada wayang beber dipentaskan dalam sendratari oleh para penari asuhan Reni Iswinedar yang merupakan pimpinan sanggar tari Pradnya, Arjowinangun, Pacitan.

Karya tari Panji Barang Jantur ini adalah refleksi dari adegan wayang Beber Donorojo, Pacitan.

Reni menuturkan, dalam pentas itu Jaka Kembang Kuning diiringi Tawangalun, Naladerma dan beberapa orang pembantu pergi ke Pasar Tumenggungan.

Mereka menyamar sebagai tukang Barang Jantur yang akan mengadakan pertunjukan di pasar Tumenggungan.

"Karena Jaka kembang Kuning mendapat informasi bahwa Dewi Sekartaji yang mencari perlindungan di Tumenggungan selalu berbelanja ke pasar," ujarnya.

Reni menambahkan, dalam adegan itu, ketika berada di pasar Raden Panji dan rombongan mulai menggelar pertunjukan Mbarang Jantur. Seketika itu orang-orang di pasar berkerumun untuk melihat pertunjukan tersebut. Begitu juga dengan Dewi Sekartaji yang juga ikut asik menonton.

Raden Panji segera mengenali bahwa putri jelita yang sedang menonton itu adalah Dewi Sekartaji. Begitu juga sebaliknya, sang putri segera mengenali pemuda tampan yang menyamar sebagai anggota rombongan pengamen.

"Dari pertemuan itu, Raden Panji merasa telah memenangkan sayembara. Namun tak semudah itu, karena dia harus mengalami serangkaian peristiwa pertempuran yang dahsyat untuk mempertahankan kerajaan Kediri melawan keserakahan Prabu Klana. Sebelum akhirnya Raja Kediri menikahkan putrinya Dewi Sekartaji dengan Raden Panji," ungkapnya.

Selama festival berlangsung, berbagai kegiatan disuguhkan. Mulai dari sarasehan ekraf, penyerahan penghargaan HAKI kepada para pelaku ekraf, lomba tari tradisional dan modern, fashion show, flashmob yang diikuti 400 peserta dalam pembukaan festival, dan pentas ethnic colaboraton music competition (festival musik etnik).
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5760 seconds (0.1#10.140)