Pembangunan RS Bhayangkara Gorontalo Butuh Dana Rp50 Miliar
A
A
A
GORONTALO - Pembangunan Rumah Sakit (RS) Bhayangkara mulai dilakukan penyusunan rencana program kegiatannya oleh Polda Gorontalo . Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Rachmat Fudail mengungkapkan, dana yang dibutuhkan sebanyak Rp50 miliar lebih.
Kalau tidak dapat diakomodir pada pergeseran anggaran di tahun ini, maka proses pembangunan RS Bhayangkara ini akan dimulai tahun 2020.
"Terkait pembangunan RS Bhayangkara ini, skep dari Kapolri kami sudah terima. Sekarang kami lagi giat-giatnya membuat master plan pembangunan RS ini," ujar Brigjen Pol Rachmat, Rabu (31/07/2019).
Pihaknya memilih Kabupaten Gorontalo sebagai daerah untuk ditempatkan pembangunan RS Bhayangkara ini, karena daerah terbesar di Provinsi Gorontalo itu memiliki wilayah strategis. Contoh di wilayah Kecamatan Batuda'a, yang sudah dibangun Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Gorontalo.
"Batuda'a sangat dekat dengan fasilitas publik daerah, seperti Bandara Djalaluddin Gorontalo, Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo, Pelabuhan dan meerupakan wilayah yang sangat dekat dengan daerah perbatasan, baik itu Sulut dan Sulteng. Kalau menurut saya, Ibu Kota itu harusnya antara dua wilayah ini, yakni Kecamatan Batuda'a atau Isimu," terang Brigjen Pol Rachmat.
Pengembangan infrastruktur di Gorontalo oleh Polda Gorontalo tidak hanya sampai pada pembangunan RS Bhayangkara saja. Tetapi Jenderal Bintang Satu ini merencanakan, untuk membangun sekolah renang di Gorontalo.
Kata Brigjen Pol Rachmat, hal ini mmerujuk dari potensi generasi muda Gorontalo yang memiliki minat dan bakat di olahraga renang. Serta menjadi solusi bagi Polda Gorontalo, untuk menggelar tes kesehatan ketika melaksanakan perekrutan calon anggota Polri.
Termasuk membantu Pemerintah Provinsi Gorontalo, untuk melengkapi fasilitas umum daerah, untuk dijadikan sebagai wahana mengasa keahlian generasi muda.
"Pengembangan ini, kami lakukan demi masa depan daerah dan masyarakat. Supaya masyarakat Gorontalo, tidak lagi harus ke luar daerah untuk mengikuti pendidikan calon anggota polisi, berobat di rumah sakit bhayangkara atau melatih kemampuan renang," tutur Brigjen Pol Rachmat.
Kalau tidak dapat diakomodir pada pergeseran anggaran di tahun ini, maka proses pembangunan RS Bhayangkara ini akan dimulai tahun 2020.
"Terkait pembangunan RS Bhayangkara ini, skep dari Kapolri kami sudah terima. Sekarang kami lagi giat-giatnya membuat master plan pembangunan RS ini," ujar Brigjen Pol Rachmat, Rabu (31/07/2019).
Pihaknya memilih Kabupaten Gorontalo sebagai daerah untuk ditempatkan pembangunan RS Bhayangkara ini, karena daerah terbesar di Provinsi Gorontalo itu memiliki wilayah strategis. Contoh di wilayah Kecamatan Batuda'a, yang sudah dibangun Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Gorontalo.
"Batuda'a sangat dekat dengan fasilitas publik daerah, seperti Bandara Djalaluddin Gorontalo, Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo, Pelabuhan dan meerupakan wilayah yang sangat dekat dengan daerah perbatasan, baik itu Sulut dan Sulteng. Kalau menurut saya, Ibu Kota itu harusnya antara dua wilayah ini, yakni Kecamatan Batuda'a atau Isimu," terang Brigjen Pol Rachmat.
Pengembangan infrastruktur di Gorontalo oleh Polda Gorontalo tidak hanya sampai pada pembangunan RS Bhayangkara saja. Tetapi Jenderal Bintang Satu ini merencanakan, untuk membangun sekolah renang di Gorontalo.
Kata Brigjen Pol Rachmat, hal ini mmerujuk dari potensi generasi muda Gorontalo yang memiliki minat dan bakat di olahraga renang. Serta menjadi solusi bagi Polda Gorontalo, untuk menggelar tes kesehatan ketika melaksanakan perekrutan calon anggota Polri.
Termasuk membantu Pemerintah Provinsi Gorontalo, untuk melengkapi fasilitas umum daerah, untuk dijadikan sebagai wahana mengasa keahlian generasi muda.
"Pengembangan ini, kami lakukan demi masa depan daerah dan masyarakat. Supaya masyarakat Gorontalo, tidak lagi harus ke luar daerah untuk mengikuti pendidikan calon anggota polisi, berobat di rumah sakit bhayangkara atau melatih kemampuan renang," tutur Brigjen Pol Rachmat.
(rhs)