Potensi Panas Bumi Sangat Cocok Dikembangkan di Jateng

Jum'at, 12 Juli 2019 - 15:09 WIB
Potensi Panas Bumi Sangat...
Potensi Panas Bumi Sangat Cocok Dikembangkan di Jateng
A A A
SEMARANG - Indonesia terutama Jawa Tengah dapat memaksimalkan potensi panas bumi dan energi terbarukan lainnya untuk kemaslahatan bersama.

Hal tersebut disampaikan mantan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surono saat memaparkan potensi energi panas bumi dan energi terbarukan yang terkandung di tanah Jawa Tengah dalam sebuah diskusi yang diadakan di gedung Pascasarjana Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, Jumat (12/7/2019).

Dalam siaran pers yang dikirim, Surono menyebutkan, selain resikonya yang cukup tinggi, energi selain panas bumi dan energi terbarukan lainnya dalam hal ini energi dari nuklir memiliki dampak yang cukup serius bila suatu waktu mengalami insiden.

"Tidak perlu membangun pembangkit listrik dari energi nuklir karena Jateng merupakan daerah yang memiliki tanah patahan yang rawan gempa sehingga berbahaya lebih baik memanfaatkan energi lain seperti panas bumi dan tenaga Surya," katanya.

Yang jelas, kata dia, energi panas bumi maupun energi terbarukan mesti diberikan ruang sebagai alternatif pengganti energi yang sudah dipakai selama ini.

"Selain dipikirkan sebagai alternatif, energi panas bumi dan energi terbarukan ini juga musti ditopang regulasi yang memadai. Regulasi diperlukan sebagai upaya melindungi dan memaksimalkan pemanfaatan energi tersebut guna kemaslahatan bangsa dan negara ini," sebutnya.

Kendati demikian, Surono juga tak menampik adanya potensi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat mengancam apapun termasuk keberadaan pembangkit listrik dari energi panas bumi.

"Meskipun dibayang-bayangi adanya ancaman bencana alam, namun tingkat resikonya tidak seperti kalau kita menggunakan energi nuklir," katanya.

Sementara itu di tempat yang sama, mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, kekayaan sumber daya alam Indonesia termasuk energi terbarukan sangat berlimpah.

"Itu artinya potensi energi non fosil yang kita miliki sangat besar untuk dikembangkan ke depannya sebagai energi alternatif," kata dia.

Menurut catatannya, energi terbarukan yang terkandung di negeri ini pemanfaatannya belum maksimal.

"Dari tenaga air saja kita memiliki cadangan sebesar 75.670 MW, panas bumi sebesar 27.670 MW, Bioenergi 49.810 MW, Tenaga Surya 207.898 MW dan tenaga angin 9.290 MW. Dari itu semua belum atau masih dibawah 10% pemanfaatannya. Air baru dimanfaatkan 6,75%, panas bumi 6,5%, bioenergi 3,6%, tenaga Surya 1,4% dan tenaga angin 0,01%. Sangat kecil sekali kalau dilihat dari prosentase pemanfaatannya," ungkapnya.

Menurutnya, keberpihakan negara terkait pengembangan energi terbarukan ini memang diperlukan."Kebijakan energi Nasional yang disusun tahun 2014 lalu mesti di-update dan disesuaikan guna menopang perkembangan energi terbarukan ini. Selain mengupdate kebijakan, komitmen kebijakan pemerintah terkait hal ini juga sangat diperlukan," tandasnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2160 seconds (0.1#10.140)