Teknologi Mososa Berbasis Limbah Diharapkan Menambah Pendapatan Warga
A
A
A
SEKAYU - Teknologi Mososa adalah teknologi berbasis limbah (solid sawit/limbah decanter) sebagai bahan dasar pembuatan pakan ternak dan pupuk organik menjadi murah (60% di bawah harga standar) kualitas SNI.
Hal itu disampaikan Hary Agus Wibowo pemilik hak paten Teknologi Mososa saat dikonfirmasi di salah satu kediaman warga desa Tanjung Agung Barat kecamatan Lais kabupaten Musi Banyuasin, Jumat (5/7/2019).
Hary mengatakan, formulasi komplet (complet feed) yang dipergunakan yakni bekicot/keong/cacing, magot bsf dan aemua jenis vegetasi dialam seperti daun pisang, enceng gondok, rumput rumputan/alang alang, daun karet/sawit dan lain lain.
“Bahan ini diperoleh dengan membeli di masyarakat. Diperkirakan perhektar masyarakat dapat untung minimal 4 – 6 juta perbulan. Dengan demikian, semua harga ternak/ikan akan turun tetapi peternak tidak dirugikan. Demplot percontohan ada di belakang Makam pahlawan kelurahan kayuara kecamatan Sekayu,” jelas Hary.
Lebih lanjut menurut Hary, pihaknya akan mengadakan Expo yang rencananya akan dilaksanakan dengan memamerkan diantaranya, pembuatan pakan ternak ayam, pakan ikan Lele, ikan Patin dan lain lain, pakan kambing dan sapi, pembuatan pupuk, obat tradisional ternak, teknologi modern berternak, budi daya keong,
Sementara, materi Expo nantinya akan mengupas tentang pengentasan kemiskinan dengan memamerkan Teknologi Mososa berbasis Iimbah Solid Sawit. Penampilan pakan ternak dengan harga Rp. 3500 hingga Rp. 5000, sementara harga pasaran Rp 8000 hingga Rp. 10000.
“Bahan baku semua ada di Muba seperti keong sawah, siput darat, rumput/Semak blukar, daun pisang, daun karet, daun hidrilla, cebok pisang, daun sawit, enceng gondok, cacing, belatung lalat BSF, dan lain lain,” imbuhnya.
Kedepan, dengan ikutnya warga masyarakat menjalankan usaha ini menjadi lapangan kerja baru dan salah satu upaya untuk mendukung pemerintah kabupaten Muba yang saat ini gencar mengentaskan kemiskinan dan yang paling utama adalah meningkatkan pendapatan atau penghasilan, masyrakat dengan ikut berperan aktif juga melihat peluang yang ada jelasnya lagi.
“Kami berharap Kalau seluruh perusahaan di Muba khusunya di ring 1 wilayah kerjanya kiranya mendorong kami kedepanha bersama pemerintah untuk membuat pabrik pakan ternak, mudah mudahan pabrik tersebut akan berdiri. Pembuatan pabrik sendiri berkisar 500 milyar,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Lais Drs Deni Sukmana mengatakan sangat mendukung karena konsep peningkatan pendapatan perkapita untuk membangkitkan semangat ekonomi masyarakat disekitarnya.
“Untuk memaksimalkan potensi didesa dengan konsep sederhana, tinggal bagaimana kita menciptakan sumber pendapatan dari sekitar kita,” ujarnya
Sementara, untuk pabrik pakan sudah ada dipetaling tapi pakan ikan, oleh karena itu bila perlu pabrik pakan ikan tersebut diubah menjadi pabrik pakan ternak, dan saya akan kordinasikan dengan seluruh perusahan yang ada di wilayah kerjanya sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik kedepanya harap Deni Sukmana.
Hal itu disampaikan Hary Agus Wibowo pemilik hak paten Teknologi Mososa saat dikonfirmasi di salah satu kediaman warga desa Tanjung Agung Barat kecamatan Lais kabupaten Musi Banyuasin, Jumat (5/7/2019).
Hary mengatakan, formulasi komplet (complet feed) yang dipergunakan yakni bekicot/keong/cacing, magot bsf dan aemua jenis vegetasi dialam seperti daun pisang, enceng gondok, rumput rumputan/alang alang, daun karet/sawit dan lain lain.
“Bahan ini diperoleh dengan membeli di masyarakat. Diperkirakan perhektar masyarakat dapat untung minimal 4 – 6 juta perbulan. Dengan demikian, semua harga ternak/ikan akan turun tetapi peternak tidak dirugikan. Demplot percontohan ada di belakang Makam pahlawan kelurahan kayuara kecamatan Sekayu,” jelas Hary.
Lebih lanjut menurut Hary, pihaknya akan mengadakan Expo yang rencananya akan dilaksanakan dengan memamerkan diantaranya, pembuatan pakan ternak ayam, pakan ikan Lele, ikan Patin dan lain lain, pakan kambing dan sapi, pembuatan pupuk, obat tradisional ternak, teknologi modern berternak, budi daya keong,
Sementara, materi Expo nantinya akan mengupas tentang pengentasan kemiskinan dengan memamerkan Teknologi Mososa berbasis Iimbah Solid Sawit. Penampilan pakan ternak dengan harga Rp. 3500 hingga Rp. 5000, sementara harga pasaran Rp 8000 hingga Rp. 10000.
“Bahan baku semua ada di Muba seperti keong sawah, siput darat, rumput/Semak blukar, daun pisang, daun karet, daun hidrilla, cebok pisang, daun sawit, enceng gondok, cacing, belatung lalat BSF, dan lain lain,” imbuhnya.
Kedepan, dengan ikutnya warga masyarakat menjalankan usaha ini menjadi lapangan kerja baru dan salah satu upaya untuk mendukung pemerintah kabupaten Muba yang saat ini gencar mengentaskan kemiskinan dan yang paling utama adalah meningkatkan pendapatan atau penghasilan, masyrakat dengan ikut berperan aktif juga melihat peluang yang ada jelasnya lagi.
“Kami berharap Kalau seluruh perusahaan di Muba khusunya di ring 1 wilayah kerjanya kiranya mendorong kami kedepanha bersama pemerintah untuk membuat pabrik pakan ternak, mudah mudahan pabrik tersebut akan berdiri. Pembuatan pabrik sendiri berkisar 500 milyar,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Lais Drs Deni Sukmana mengatakan sangat mendukung karena konsep peningkatan pendapatan perkapita untuk membangkitkan semangat ekonomi masyarakat disekitarnya.
“Untuk memaksimalkan potensi didesa dengan konsep sederhana, tinggal bagaimana kita menciptakan sumber pendapatan dari sekitar kita,” ujarnya
Sementara, untuk pabrik pakan sudah ada dipetaling tapi pakan ikan, oleh karena itu bila perlu pabrik pakan ikan tersebut diubah menjadi pabrik pakan ternak, dan saya akan kordinasikan dengan seluruh perusahan yang ada di wilayah kerjanya sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik kedepanya harap Deni Sukmana.
(akn)