Disrupsi Pencuri

Rabu, 03 Juli 2019 - 16:24 WIB
Disrupsi Pencuri
Disrupsi Pencuri
A A A
GORONTALO - DULU, berita soal pencurian didominasi oleh pencurian ayam, sapi, kambing dan termasuk perabotan rumah khususnya televisi. Pencuri yang punya nama pasti punya keahlian khusus. Pencuri ayam dan ternak selalu punya keahlian bagaimana ayam tidak berontak kalau akan ditangkap. Pencuri spesialis isi rumah pasti punya kemampuan untuk membuat seisi rumah bisa terlelap, ada juga yang bisa membuat kunci rumah bisa terbuka dengan sendirinya.

Sekarang, jumlah pencuri ayam dan juga pembobol rumah berkurang drastis. Soalnya, orang mulai jarang memelihara ayam, juga menyimpan uang dalam rumah. Saat ini, orang lebih suka membeli ayam potong dari pasar atau mungkin lebih sering makan di luar bahkan banyak pula yang memesan secara online. Begitu juga soal ternak lainnya.

Rumah-rumah juga saat ini mulai banyak yang dipasang kamera pengawas. Banyak juga rumah-rumah yang tidak lagi memiliki televisi karena lebih banyak menonton di Youtube.

Uang pun lebih banyak disimpan di rekening bank, sebagian besar bahkan sudah disimpan secara digital di Ovo dan produk uang digital lainnya.

Ketika zaman mulai maju, "profesi" pencuri pun mulai terdisrupsi dengan sendirinya. Teknologi digital membunuh "profesi" ini. Hingga pada suatu masa, pencuri kelas itu akan hilang dengan sendirinya.

Saat ini, "profesi" pencuri ini pun mulai canggih. Pencuri era sekarang adalah pencuri yang harus "tersertifikasi" memiliki kesaktian digital dan punya penjenjangan karir. Minimal harus menguasai komputer dan tekonologi digital. Harus mampu menguasai aturan soal tata kelola keuangan negara dan perusahaan. Juga harus tahu soal bagaimana keterampilan teknis lainnya.

Tanpa kemampuan itu, tentu risikonya akan sangat tinggi. Itupun, kemampuan teknis tidak menjamin bahwa tidak akan tertangkap.

Variasinya pun sekarang semakin kompleks karena tidak mungkin dikerjakan sendirian, hingga muncul istilah "berjamaah". Kata yang mulia namun dirusak secara kolektif.

Jeratan-jeratan pun mulai ditebar dan ditingkatkan. Jika dulu harus pakai ilmu untuk "memagari" rumah atau kandang, saat ini pagarnya adalah regulasi dan peraturan perundang-undangan. Hingga mulai diterapkan teknologi digital yang berbasis articial intelegence (kecerdasan buatan) untuk mendeteksi potensi pencurian. Lebih spesifik adalah penggunaan metode biometrik dalam pengenalan identitas seperti fingerprint dan face recognition.

Pencuri dan pencurian adalah aktivitas purba yang dari awalnya sederhana hingga saat ini telah canggih aktivitasnya. Profesi ini tentu akan sulit hilang dari muka bumi. Sebab, menurut Mahatma Gandhi, dunia ini cukup untuk seluruh penghuninya kecuali bagi orang-orang tamak dan serakah. (Funco Tanipu)
(alf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3425 seconds (0.1#10.140)