Guru Bimbel Sodomi Muridnya yang Masih SMP hingga Puluhan Kali

Guru Bimbel Sodomi Muridnya yang Masih SMP hingga Puluhan Kali
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Kejadian ini patut menjadi pelajaran bagi orang tua untuk tidak membiarkan anaknya berduaan dengan guru bimbingan belajar (bimbel). Seorang guru bimbel di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dicokok polisi dengan sangkaan diduga menyodomi muridnya yang masih Kelas 8 SMP.
Predator anak ini diketahui bernama Imam Baihaki, yang tercatat masih seorang mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Tangsel. Korban berinisial DEA selama ini kerap disodomi setelah kegiatan bimbel di rumahnya.
Aksi pelaku telah berjalan cukup lama atau sekitar satu tahun dan baru terbongkar setelah korban mengeluh sakit pada bagian anus kepada orang tuanya. Setelah diperiksa ke dokter, ternyata terdapat luka sobek di bagian anus korban.
Aksi sodomi terhadap korban dilakukan secara bertahap. Awalnya korban tidak langsung disodomi oleh pelaku. "Selama hampir setahun itu korban disodomi. Korban pertama-tama dioral, lalu dilakukan penetrasi. Dari visum terungkap, ada sobek di anus korban," ujar Wakapolres Tangsel Kompol Arman kepada wartawan, Jumat (28/6/2019).
Menurut Arman, kegiatan bimbel di rumah korban memang tidak mendapat pengawasan dari orang tua. Sehingga pelaku sangat leluasa melancarkan aksi bejatnya terhadap korban.
"Setiap pertemuan private korban kerap dicabuli. Pelaku melakukan pencabulan itu karena gangguan psikologis. Saat kecil tersangka (mengaku) juga menjadi korban pencabulan. Tetapi ini (pengakuan pelaku) masih kami dalami," ungkapnya.
Sejauh ini korban sodomi pelaku baru diketahui satu orang yakni DEA. Polisi menunggu laporan jika masih ada korban lain. "Kepada para korban, silakan datang melapor, karena tidak menutup kemungkinan ada korban lainnya. Kami tunggu laporan selanjutnya," ucapnya.
Sementara itu, pelaku mengaku tidak ingat lagi sudah berapa kali melakukan sodomi kepada korban. Karena sudah terlalu sering, ia sulit mengingatnya. "Tidak ingat, puluhan kali, dari bulan Juli 2017 sampai Mei 2018," kata Imam.
Namun yang pasti aksi bejatnya itu paling banyak dilakukan di rumah korban. "Biasanya setelah bimbel, karena rumah korban sepi, saat tidak ada orang di rumah," bebernya.
Ia mengaku terpacu melakukan tindakan sodomi terhadap korban karena kerap terbayang dengan tindakan sodomi yang pernah dialaminya saat kecil. Saat kecil ia mengaku korban tindakan sodomi.
Kini akibat perbuatannya, pelaku dijerat tindak pidana pencabulan terhadap anak, sesuai Pasal 82 UU Nomor 35/2014 atas perubahan UU Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.
Predator anak ini diketahui bernama Imam Baihaki, yang tercatat masih seorang mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Tangsel. Korban berinisial DEA selama ini kerap disodomi setelah kegiatan bimbel di rumahnya.
Aksi pelaku telah berjalan cukup lama atau sekitar satu tahun dan baru terbongkar setelah korban mengeluh sakit pada bagian anus kepada orang tuanya. Setelah diperiksa ke dokter, ternyata terdapat luka sobek di bagian anus korban.
Aksi sodomi terhadap korban dilakukan secara bertahap. Awalnya korban tidak langsung disodomi oleh pelaku. "Selama hampir setahun itu korban disodomi. Korban pertama-tama dioral, lalu dilakukan penetrasi. Dari visum terungkap, ada sobek di anus korban," ujar Wakapolres Tangsel Kompol Arman kepada wartawan, Jumat (28/6/2019).
Menurut Arman, kegiatan bimbel di rumah korban memang tidak mendapat pengawasan dari orang tua. Sehingga pelaku sangat leluasa melancarkan aksi bejatnya terhadap korban.
"Setiap pertemuan private korban kerap dicabuli. Pelaku melakukan pencabulan itu karena gangguan psikologis. Saat kecil tersangka (mengaku) juga menjadi korban pencabulan. Tetapi ini (pengakuan pelaku) masih kami dalami," ungkapnya.
Sejauh ini korban sodomi pelaku baru diketahui satu orang yakni DEA. Polisi menunggu laporan jika masih ada korban lain. "Kepada para korban, silakan datang melapor, karena tidak menutup kemungkinan ada korban lainnya. Kami tunggu laporan selanjutnya," ucapnya.
Sementara itu, pelaku mengaku tidak ingat lagi sudah berapa kali melakukan sodomi kepada korban. Karena sudah terlalu sering, ia sulit mengingatnya. "Tidak ingat, puluhan kali, dari bulan Juli 2017 sampai Mei 2018," kata Imam.
Namun yang pasti aksi bejatnya itu paling banyak dilakukan di rumah korban. "Biasanya setelah bimbel, karena rumah korban sepi, saat tidak ada orang di rumah," bebernya.
Ia mengaku terpacu melakukan tindakan sodomi terhadap korban karena kerap terbayang dengan tindakan sodomi yang pernah dialaminya saat kecil. Saat kecil ia mengaku korban tindakan sodomi.
Kini akibat perbuatannya, pelaku dijerat tindak pidana pencabulan terhadap anak, sesuai Pasal 82 UU Nomor 35/2014 atas perubahan UU Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.
(thm)