ACT Berbagi Ratusan Paket Lebaran untuk Penyintas Gempa Lombok
A
A
A
LOMBOK UTARA - Semarak menyambut Idul Fitri terlihat di Kompleks Hunian Nyaman Terpadu atau Integrated Community Shelter (ICS) di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Setelah menjalani Ramadhan di lokasi pengungsian, kini ratusan pengungsi ICS juga merayakan Idul Fitri perdana mereka di lokasi pengungsian.
Untuk membersamai Idul Fitri warga di ICS, tim ACT menyiapkan dua ekor sapi yang telah disembelih dan berbagi 300 ratus paket lebaran bagi warga penyintas Gempa Lombok, Rabu (5/6/2019).
Romi Syaefudin penanggung jawab program perayaan Idul Fitri di ICS Gondang menyatakan, Rabu lalu Tim ACT mengadakan acara silaturahim dan perayaan Idul Fitri bersama masyarakat Lombok.
Program ini merupakan rangkaian acara yang tidak terputus dari ACT sebagai pendampingan, jadi tidak hanya saat gempa saja, tetapi sampai saat ini tim masih membersamai masyarakat Lombok.
“Kami telah melakukan silaturahim dengan warga penghuni ICS pada hari ini. Ada beberapa kegiatan yaitu pertama, kegiatan pemotongan dua ekor sapi. Kedua, acara syukuran yang di dalamnya terdiri dari doa bersama, khatamul Alquran, dan cukur rambut bayi yang baru lahir. Selain itu, ada paket yang kami bagikan ke 300 warga di ICS yang berisi sembako dan paket lebaran untuk kebutuhan sehari-hari mereka,” ungkapnya dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (6/6/2019).
Asiyah (50) warga penyintas yang sejak Mei 2018 sudah tinggal di ICS menambahkan “Saat ini, meskipun masih trauma mengingat keluarga yang hilang karena gempa, saya merasa nyaman tinggal di ICS. Kami semua menunggu hunian tetap yang hampir selesai dari bantuan pemerintah. Biasanya kami sahur dan menjalankan ibadah Ramadhan dengan makanan seadanya. Untuk lebaran pun kami belum ada persiapan, namun kebetulan kami dapat bingkisan daging dari para Dermawan ACT, kita silaturahmi, dan makan ramai-ramai di masjid," ujarnya.
Kebahagiaan pun disampaikan oleh Angga (32) “Saya tinggal di sini sampai istri saya melahirkan juga. Saya masih trauma dengan kejadian gempa lalu, jadinya saya masih merasa nyaman untuk tinggal di shelter hingga saat ini. Selain itu, kami juga dapat bantuan paket pangan misalnya seperti beras, sembako, dll. Harapannya, kami bisa terus mendapat bantuan dari pihak ACT karena sepertinya kami masih lama untuk tinggal di sini, hunian tetap kami dari bantuan pemerintah masih belum selesai meskipun pembangunannya sudah berproses,”ungkapnya.
Gempa hebat yang menghantam Lombok pada Agustus 2018 lalu, menarik empati yang sangat dalam dari seluruh negeri. Sebagai lembaga kemanusiaan terdepan, ACT pada September 2018 lalu, telah membangun ICS di Desa Gondang dan terus membersamai warga penyintas gempa hingga saat ini. Tidak hanya sebagai tempat tinggal sementara, program ICS tersebut memiliki beberapa fasilitas-fasilitas lain seperti; masjid, toilet, bahkan hingga sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
“Harapannya ke depan, setelah adanya hunian tetap, kita ingin bangkit bangun kembali usaha, maju dalam pertanian dan perdagangan. Kami menunggu untuk hunian tetap bisa segera selesai sehingga kita bisa beraktivitas lagi dengan normal,” tandas Aisyah.
Untuk membersamai Idul Fitri warga di ICS, tim ACT menyiapkan dua ekor sapi yang telah disembelih dan berbagi 300 ratus paket lebaran bagi warga penyintas Gempa Lombok, Rabu (5/6/2019).
Romi Syaefudin penanggung jawab program perayaan Idul Fitri di ICS Gondang menyatakan, Rabu lalu Tim ACT mengadakan acara silaturahim dan perayaan Idul Fitri bersama masyarakat Lombok.
Program ini merupakan rangkaian acara yang tidak terputus dari ACT sebagai pendampingan, jadi tidak hanya saat gempa saja, tetapi sampai saat ini tim masih membersamai masyarakat Lombok.
“Kami telah melakukan silaturahim dengan warga penghuni ICS pada hari ini. Ada beberapa kegiatan yaitu pertama, kegiatan pemotongan dua ekor sapi. Kedua, acara syukuran yang di dalamnya terdiri dari doa bersama, khatamul Alquran, dan cukur rambut bayi yang baru lahir. Selain itu, ada paket yang kami bagikan ke 300 warga di ICS yang berisi sembako dan paket lebaran untuk kebutuhan sehari-hari mereka,” ungkapnya dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (6/6/2019).
Asiyah (50) warga penyintas yang sejak Mei 2018 sudah tinggal di ICS menambahkan “Saat ini, meskipun masih trauma mengingat keluarga yang hilang karena gempa, saya merasa nyaman tinggal di ICS. Kami semua menunggu hunian tetap yang hampir selesai dari bantuan pemerintah. Biasanya kami sahur dan menjalankan ibadah Ramadhan dengan makanan seadanya. Untuk lebaran pun kami belum ada persiapan, namun kebetulan kami dapat bingkisan daging dari para Dermawan ACT, kita silaturahmi, dan makan ramai-ramai di masjid," ujarnya.
Kebahagiaan pun disampaikan oleh Angga (32) “Saya tinggal di sini sampai istri saya melahirkan juga. Saya masih trauma dengan kejadian gempa lalu, jadinya saya masih merasa nyaman untuk tinggal di shelter hingga saat ini. Selain itu, kami juga dapat bantuan paket pangan misalnya seperti beras, sembako, dll. Harapannya, kami bisa terus mendapat bantuan dari pihak ACT karena sepertinya kami masih lama untuk tinggal di sini, hunian tetap kami dari bantuan pemerintah masih belum selesai meskipun pembangunannya sudah berproses,”ungkapnya.
Gempa hebat yang menghantam Lombok pada Agustus 2018 lalu, menarik empati yang sangat dalam dari seluruh negeri. Sebagai lembaga kemanusiaan terdepan, ACT pada September 2018 lalu, telah membangun ICS di Desa Gondang dan terus membersamai warga penyintas gempa hingga saat ini. Tidak hanya sebagai tempat tinggal sementara, program ICS tersebut memiliki beberapa fasilitas-fasilitas lain seperti; masjid, toilet, bahkan hingga sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
“Harapannya ke depan, setelah adanya hunian tetap, kita ingin bangkit bangun kembali usaha, maju dalam pertanian dan perdagangan. Kami menunggu untuk hunian tetap bisa segera selesai sehingga kita bisa beraktivitas lagi dengan normal,” tandas Aisyah.
(sms)