Jelang Mudik, Ratusan Warung Dadakan Menjamur di Pinggir Jalan
A
A
A
KARAWANG - Ratusan warung dadakan menjelang mudik lebaran mulai berdiri disepanjang jalur mudik yang akan dilintasi pemudik roda dua dan roda empat. Warung dadakan ini dibuat secara sederhana menggunakan batang bambu untuk tiang dan terpal untuk bagian atap. Masih seperi tahun lalu jenis makanan dan minuman yang dijual pun hampir sama yaitu jenis makanan ringan cepat saji.
Dari hasil pantauan Sindonews, warung-warung dadakan berdiri mulai dari pintu masuk kabupaten Karawang di Tanjungpura, kecamatan Karawang barat hingga ke arah Cikampek menuju Subang.
Kemudian di jalur alternatif roda dua mulai dari Tanjungpura hingga ke Cilamaya yang mengarah ke Subang. Warung -warung dadakan itu didirikan tepat dipinggir jalan, SPBU hingga perumahan penduduk. Warung dadakan itu juga menyediakan fasilitas untuk istirahat dan kamar WC yang dibangun seadanya.
Salah seorang pedagang, Enis (50) mengatakan, berdagang saat musim mudik sangat menguntungkan meski hanya berjualan beberapa hari saja. Dalam beberapa hari berdagang omset dagangan bisa mencapai jutaan rupiah dibandingkan berdagang di hari normal. "Kita dagangnya 24 jam hingga musim mudik selesai. Biasanya pemudik istirahat sambil makan dan minum yang cepat saji sebelum melanjutkan perjalanan." katanya.
Enis, yang berjualan di pinggir jalan Tanjungpura ini mengaku dia hanya memiliki modal kurang dari Rp1 juta untuk berdagang saat arus mudik tahun ini. Makanan yang dijajakan seperti mie instan, roti dan gorengan dan juga minuman.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu jenis makanan yang dijualnya itu banyak disukai oleh pemudik, makanya untuk tahun ini dia kembali menjualnya. "Bukan cuma makanan tapi yang penting lagi juga tempat istirahat harus dibuat nyaman biar pemudik betah istirahat,' katanya.
Enis mengaku, paling lama dia berdagang selama 7 hari saat arus mudik, kemudian akan berpindah tempat ke seberang jalan saat arus balik Hal yang sama juga dilakukan pedagang lain untuk berpindah lokasi ke seberang jalan saat arus balik. "Tapi biasanya saat arus mudik itu para pemudik lebih royal jajannya daripada arus balik. Mungkin karena uangnya sudah menipis kali ya," katanya.
Dari hasil pantauan Sindonews, warung-warung dadakan berdiri mulai dari pintu masuk kabupaten Karawang di Tanjungpura, kecamatan Karawang barat hingga ke arah Cikampek menuju Subang.
Kemudian di jalur alternatif roda dua mulai dari Tanjungpura hingga ke Cilamaya yang mengarah ke Subang. Warung -warung dadakan itu didirikan tepat dipinggir jalan, SPBU hingga perumahan penduduk. Warung dadakan itu juga menyediakan fasilitas untuk istirahat dan kamar WC yang dibangun seadanya.
Salah seorang pedagang, Enis (50) mengatakan, berdagang saat musim mudik sangat menguntungkan meski hanya berjualan beberapa hari saja. Dalam beberapa hari berdagang omset dagangan bisa mencapai jutaan rupiah dibandingkan berdagang di hari normal. "Kita dagangnya 24 jam hingga musim mudik selesai. Biasanya pemudik istirahat sambil makan dan minum yang cepat saji sebelum melanjutkan perjalanan." katanya.
Enis, yang berjualan di pinggir jalan Tanjungpura ini mengaku dia hanya memiliki modal kurang dari Rp1 juta untuk berdagang saat arus mudik tahun ini. Makanan yang dijajakan seperti mie instan, roti dan gorengan dan juga minuman.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu jenis makanan yang dijualnya itu banyak disukai oleh pemudik, makanya untuk tahun ini dia kembali menjualnya. "Bukan cuma makanan tapi yang penting lagi juga tempat istirahat harus dibuat nyaman biar pemudik betah istirahat,' katanya.
Enis mengaku, paling lama dia berdagang selama 7 hari saat arus mudik, kemudian akan berpindah tempat ke seberang jalan saat arus balik Hal yang sama juga dilakukan pedagang lain untuk berpindah lokasi ke seberang jalan saat arus balik. "Tapi biasanya saat arus mudik itu para pemudik lebih royal jajannya daripada arus balik. Mungkin karena uangnya sudah menipis kali ya," katanya.
(nag)