Syarat Jadi Anggota Geng, Siswi SMP di Subang Duel di Kebun Tebu
A
A
A
SUBANG - Dunia pendidikan di Kabupaten Subang, Jawa Barat tercoreng menyusul beredarnya video perkelahian siswi sekolah menengah pertama (SMP). Peristiwa yang baru-baru ini viral di media sosial tersebut diduga jadi salah satu persyatatan masuk anggota geng.
Dalam video berdurasi 5 menit 32 detik itu kedua perempuan yang masih berusia remaja terlihat saling pukul di areal perkebunan tebu. Aksi perkelahian itu disaksikan teman-teman mereka, yang sebagian berseragam sekolah biru putih.
Perkelahian itu diduga dilakukan sengaja karena tidak seorang pun yang melerai. Bahkan sengaja direkam dengan kamera handphone. "Ayo buruan Teh. Pukul Teh. Duh jangan jambakan woy," ujar salah seorang siswi perempuan dalam video itu, menyemangati temannya yang sedang berkelahi.
Aksi duel siswi SMP tersebut disebut-sebut sebagai salah satu persyaratan masuk menjadi anggota geng lantaran melihat dari percakapan dalam video tersebut, yang mengatakan perkelahian ini bagian dari ospek.
Belakangan diketahui jika sejumlah remaja perempuan yang ada dalam video perkelahian itu adalah para pelajar SMP Negeri 1 Ciasem Subang. Hal ini terlihat dari logo seragam sekolah yang dikenakan kelompok remaja itu, yang ditunjukan di akhir video.
Dihubungi terpisah, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ciasem, Warman, membenarkan jika video perkelahian remaja perempuan yang tengah viral tersebut merupakan pelajar dari sekolah-nya. Namun demikian, pihaknya tidak bertanggungjawab atas ulah mereka, lantaran terjadi di luar jam sekolah dan di luar lingkungan sekolah.
"Meski pun begitu, kami telah mengambil tidankan dengan memanggil mereka dan orang tuanya. Ya, para siswi yang terlibat perkelahian dalam video itu telah mengakui kesalahnnya. Dan Alhamdulillah masalah ini sudah selesai," katanya, Sabtu (25/5/2019).
Dalam penyelesaian masalah itu siswi yang terlibat masalah ini membuat pernyataan debgan didampingi orang tuanya agar tidak mengulangi perbuatannya. Pihak sekolah meminta orang tua mereka agar memberi perhatian lebih kepada mereka, terutama saat di luar sekolah.
"Karena sekolah sudah melakukan pembinaan setiap hari agar anak tumbuh menjadi pribadi yang baik. Terutama aspek moralitasnya. Mudah-mudahan kejadian ini menjadi pelajaran semua," pungkasnya.
Dalam video berdurasi 5 menit 32 detik itu kedua perempuan yang masih berusia remaja terlihat saling pukul di areal perkebunan tebu. Aksi perkelahian itu disaksikan teman-teman mereka, yang sebagian berseragam sekolah biru putih.
Perkelahian itu diduga dilakukan sengaja karena tidak seorang pun yang melerai. Bahkan sengaja direkam dengan kamera handphone. "Ayo buruan Teh. Pukul Teh. Duh jangan jambakan woy," ujar salah seorang siswi perempuan dalam video itu, menyemangati temannya yang sedang berkelahi.
Aksi duel siswi SMP tersebut disebut-sebut sebagai salah satu persyaratan masuk menjadi anggota geng lantaran melihat dari percakapan dalam video tersebut, yang mengatakan perkelahian ini bagian dari ospek.
Belakangan diketahui jika sejumlah remaja perempuan yang ada dalam video perkelahian itu adalah para pelajar SMP Negeri 1 Ciasem Subang. Hal ini terlihat dari logo seragam sekolah yang dikenakan kelompok remaja itu, yang ditunjukan di akhir video.
Dihubungi terpisah, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ciasem, Warman, membenarkan jika video perkelahian remaja perempuan yang tengah viral tersebut merupakan pelajar dari sekolah-nya. Namun demikian, pihaknya tidak bertanggungjawab atas ulah mereka, lantaran terjadi di luar jam sekolah dan di luar lingkungan sekolah.
"Meski pun begitu, kami telah mengambil tidankan dengan memanggil mereka dan orang tuanya. Ya, para siswi yang terlibat perkelahian dalam video itu telah mengakui kesalahnnya. Dan Alhamdulillah masalah ini sudah selesai," katanya, Sabtu (25/5/2019).
Dalam penyelesaian masalah itu siswi yang terlibat masalah ini membuat pernyataan debgan didampingi orang tuanya agar tidak mengulangi perbuatannya. Pihak sekolah meminta orang tua mereka agar memberi perhatian lebih kepada mereka, terutama saat di luar sekolah.
"Karena sekolah sudah melakukan pembinaan setiap hari agar anak tumbuh menjadi pribadi yang baik. Terutama aspek moralitasnya. Mudah-mudahan kejadian ini menjadi pelajaran semua," pungkasnya.
(nag)