GP Ansor Siap Jaga Kondusifitas Kota Tasikmalaya Pasca-Aksi 22 Mei
A
A
A
TASIKMALAYA - Gerakan Pemuda Ansor Kota Tasikmalaya Jawa Barat siap menjaga kondusifitas Kota Tasikmalaya pasca ditangkapnya tiga oknum warga asal Kota Tasikmalaya karena terlibat kerusuhan massal di Jakarta pada Rabu, 22 Mei 2019.
Meski merasa malu karena oknum tersebut telah mencoreng nama baik Tasikmalaya yang sejak Pemilu selalu kondusif, Ansor akan mengutamakan kondusifitas warga Kota Tasikmalaya.
"Kami siap menjaga kondusifitas meski malu dan menyayangkan atas tertangkapnya tiga warga dengan mobil ambulans partai yang kini sudah jadi tersangka Kepolisian," kata Wakil Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya, Opik Taufikul Haq, Kamis (23/5/2019) malam.
GP Ansor yang pada Kamis malam langsung menggelar apel pasukan Banser di Halaman Kantor PCNU Kota Tasikmalaya, Jalan dr. Soekardjo melakukan klarifikasi juga bahwa warga Kota Tasikmalaya tidak semuanya begitu. Kota Tasikmalaya dikenal sebagai Kota religi yang selalu menjaga etika berdemokrasi.
"Maka kalau ada yang kembali memanfaatkan momentum rusuh Jakarta ke Tasikmalaya, kami Ansor dan Banser siap menghalaunya," ujar Opik.
Untuk itu, Ansor dan Banser siap menjaga nama baik Kota Tasikmalaya karena pasca penahanan tiga warga dan ambulans partai itu telah menjadi buah bibir di masyarakat.
Komandan Satuan Koordinasi Cabang (Dansatkorcab) Banser Kota Tasikmalaya, Ujang Haedar sudah mendapat intruksi dari Pengurus Pusat GP Ansor dan Banser untuk terus siaga di daerah masing-masing. Bahkan diperintahkan mendukung upaya Polri dan TNI memulihkan situasi sehingga kesucian Bulan Ramadhan tidak ternodai.
"Kami pun mendoakan yang menjadi korban kerusuhan karena mereka jadi korban oleh orang-orang yang jelas ingin merongrong keutuhan bangsa," tuturnya.
Ujang pun mendukung upaya penyampaian pendapat di depan umum selama sesuai konstitusi. Namun tidak sepakat jika menjurus ke arah kekerasan yang berujung pada keamanan warga.
"Kalau yang ke Bawaslu saya kira memang damai. Aksinya murni. Tapi dibelakang itu banyak sekali yang memanfaatkan situasi," ucapnya.
Sebelumnya Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap tiga warga Kota Tasikmalaya dengan satu unit ambulans bergambar Partai Gerindra Kota Tasikmalaya.
Ambulans tersebut diketahui membawa sejumlah batu di tengah kerusuhan massa di Jakarta pada Rabu, 22 Mei 2019 lalu. Dan ambulans itu diakui sebagai unit tim kesehatan DPC Partai Gerindra Kota Tasikmalaya.
Meski merasa malu karena oknum tersebut telah mencoreng nama baik Tasikmalaya yang sejak Pemilu selalu kondusif, Ansor akan mengutamakan kondusifitas warga Kota Tasikmalaya.
"Kami siap menjaga kondusifitas meski malu dan menyayangkan atas tertangkapnya tiga warga dengan mobil ambulans partai yang kini sudah jadi tersangka Kepolisian," kata Wakil Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya, Opik Taufikul Haq, Kamis (23/5/2019) malam.
GP Ansor yang pada Kamis malam langsung menggelar apel pasukan Banser di Halaman Kantor PCNU Kota Tasikmalaya, Jalan dr. Soekardjo melakukan klarifikasi juga bahwa warga Kota Tasikmalaya tidak semuanya begitu. Kota Tasikmalaya dikenal sebagai Kota religi yang selalu menjaga etika berdemokrasi.
"Maka kalau ada yang kembali memanfaatkan momentum rusuh Jakarta ke Tasikmalaya, kami Ansor dan Banser siap menghalaunya," ujar Opik.
Untuk itu, Ansor dan Banser siap menjaga nama baik Kota Tasikmalaya karena pasca penahanan tiga warga dan ambulans partai itu telah menjadi buah bibir di masyarakat.
Komandan Satuan Koordinasi Cabang (Dansatkorcab) Banser Kota Tasikmalaya, Ujang Haedar sudah mendapat intruksi dari Pengurus Pusat GP Ansor dan Banser untuk terus siaga di daerah masing-masing. Bahkan diperintahkan mendukung upaya Polri dan TNI memulihkan situasi sehingga kesucian Bulan Ramadhan tidak ternodai.
"Kami pun mendoakan yang menjadi korban kerusuhan karena mereka jadi korban oleh orang-orang yang jelas ingin merongrong keutuhan bangsa," tuturnya.
Ujang pun mendukung upaya penyampaian pendapat di depan umum selama sesuai konstitusi. Namun tidak sepakat jika menjurus ke arah kekerasan yang berujung pada keamanan warga.
"Kalau yang ke Bawaslu saya kira memang damai. Aksinya murni. Tapi dibelakang itu banyak sekali yang memanfaatkan situasi," ucapnya.
Sebelumnya Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap tiga warga Kota Tasikmalaya dengan satu unit ambulans bergambar Partai Gerindra Kota Tasikmalaya.
Ambulans tersebut diketahui membawa sejumlah batu di tengah kerusuhan massa di Jakarta pada Rabu, 22 Mei 2019 lalu. Dan ambulans itu diakui sebagai unit tim kesehatan DPC Partai Gerindra Kota Tasikmalaya.
(pur)