Tanam Bawang Putih dengan Importir, Petani di Sulut Raup Untung
A
A
A
MINAHASA - Petani di Kabupaten Minahasa Selatan, berhasil mendapat keuntungan dari kegiatan kerjasama budidaya bawang putih varietas Great Black Leaf (GBL).
Salah satu petani itu yakni Like Anake Malonda. Like, juga Ketua Kelompok Tani Jaya asal Desa Pinasungkulan Utara, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minihasa Selatan, Sulawesi Utara (Sulut).Awalnya dimulai dari kemitraan yang dibangun dengan pihak importir yang menawarkan kerjasama budidaya bawang putih. Dia menilai budidaya bawang putih di Minsel memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan.
Like memang sudah sejak lama tertarik dengan hortikultura. Ia bersama petani lain dari Desanya membentuk kelompok tanam wortel, batang bawang, tomat, kentang dan khususnya bawang putih.
“Ada investor ke Desa kami mensosialisasikan program kerjasama budidaya bawang putih, saya tertarik, kemudian saya bersama kelompok bergabung ikut sosialisasi, karena sering hadir dalam sosialisasi saya dianggap serius untuk jalin kerjasama”, kata Like sembari senyum lebar saat ditemui di lahan bawang putih, Jumat (17/5/2019).
Setelah sosialisasi, Like menghitung-hitung perkiraan hasil yang akan didapat. Menurutnya lumayan dan akan sangat menguntungkan. Terlebih ada janji bantuan dan saprotan, serta bagi hasil panen yang menarik. Petani dapat 70 persen, 30 persennya untuk investor. Dengan hitungan ini ia sepakat menjalin kerja sama.
Sebagai ketua kelompok tani, Like memiliki lahan seluas 5 hektare. Tiga hektar untuk tanaman sayuran lain dan 2 hektar lagi untuk budidaya khusus bawang putih. Dari hasil panen yang baru saja didapat, Like mampu meraup keuntungan lumayan besar.
Sebagian dari hasil panen yang menjadi haknya, ia jadikan bibit untuk pengembangan budidaya bawang putih selanjutnya. Rumahnya pun dijadikan lokasi penangkaran bibit.
“Karena bibit sekarang kan sedikit, hasil panen mau saya jadikan bibit yang banyak ke depannya ingin jadi penangkar,” ungkap Like.
Kecintaan dan tekad yang kuat pada bawang putih membawa Like meraih penghargaan juara pertama dari Kementerian Pertanian sebagai Petani Berprestasi Komoditas Bawang Putih Tahun 2019. Menurut dia keberhasilan ini bukan semata keberhasilan pribadi tapi keberhasilan bersama kelompok tani.
Untuk itu dia berharap ke depannya pemerintah tetap membantu petani seperti yang selama ini sudah dilakukan.
“Kerjasama dengan investor terbatas, jadi kalau bisa pemerintah tetap ada bantuan seperti yang sudah kami terima selama ini, seperti bibit, pupuk,alcon dan cultivator. Sebagai ketua kelompok saya tidak ingin monopoli dan maju sendiri tapi semua petani di kelompok kami harus bisa maju,” tutupnya.
Saat meninjau pertanaman bawang putih di Minsel, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan selama ini pemerintah melalui Kementan memang terus memberikan berbagai bantuan kepada petani untuk meningkatkan produktifitas hasil tani.
“Sinergi antara pemerintah dan petani sudah berjalan optimal. Kementan berkomitmen terus menjaga amanah yang diberikan masyarakat," ujarnya.
"Selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, sejak tahun 2014, pemerintah terus berupaya mengangkat derajat para petani. Kementan maksimalkan bantuan dan anggaran," sambung Kuntoro Boga.
Salah satu petani itu yakni Like Anake Malonda. Like, juga Ketua Kelompok Tani Jaya asal Desa Pinasungkulan Utara, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minihasa Selatan, Sulawesi Utara (Sulut).Awalnya dimulai dari kemitraan yang dibangun dengan pihak importir yang menawarkan kerjasama budidaya bawang putih. Dia menilai budidaya bawang putih di Minsel memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan.
Like memang sudah sejak lama tertarik dengan hortikultura. Ia bersama petani lain dari Desanya membentuk kelompok tanam wortel, batang bawang, tomat, kentang dan khususnya bawang putih.
“Ada investor ke Desa kami mensosialisasikan program kerjasama budidaya bawang putih, saya tertarik, kemudian saya bersama kelompok bergabung ikut sosialisasi, karena sering hadir dalam sosialisasi saya dianggap serius untuk jalin kerjasama”, kata Like sembari senyum lebar saat ditemui di lahan bawang putih, Jumat (17/5/2019).
Setelah sosialisasi, Like menghitung-hitung perkiraan hasil yang akan didapat. Menurutnya lumayan dan akan sangat menguntungkan. Terlebih ada janji bantuan dan saprotan, serta bagi hasil panen yang menarik. Petani dapat 70 persen, 30 persennya untuk investor. Dengan hitungan ini ia sepakat menjalin kerja sama.
Sebagai ketua kelompok tani, Like memiliki lahan seluas 5 hektare. Tiga hektar untuk tanaman sayuran lain dan 2 hektar lagi untuk budidaya khusus bawang putih. Dari hasil panen yang baru saja didapat, Like mampu meraup keuntungan lumayan besar.
Sebagian dari hasil panen yang menjadi haknya, ia jadikan bibit untuk pengembangan budidaya bawang putih selanjutnya. Rumahnya pun dijadikan lokasi penangkaran bibit.
“Karena bibit sekarang kan sedikit, hasil panen mau saya jadikan bibit yang banyak ke depannya ingin jadi penangkar,” ungkap Like.
Kecintaan dan tekad yang kuat pada bawang putih membawa Like meraih penghargaan juara pertama dari Kementerian Pertanian sebagai Petani Berprestasi Komoditas Bawang Putih Tahun 2019. Menurut dia keberhasilan ini bukan semata keberhasilan pribadi tapi keberhasilan bersama kelompok tani.
Untuk itu dia berharap ke depannya pemerintah tetap membantu petani seperti yang selama ini sudah dilakukan.
“Kerjasama dengan investor terbatas, jadi kalau bisa pemerintah tetap ada bantuan seperti yang sudah kami terima selama ini, seperti bibit, pupuk,alcon dan cultivator. Sebagai ketua kelompok saya tidak ingin monopoli dan maju sendiri tapi semua petani di kelompok kami harus bisa maju,” tutupnya.
Saat meninjau pertanaman bawang putih di Minsel, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan selama ini pemerintah melalui Kementan memang terus memberikan berbagai bantuan kepada petani untuk meningkatkan produktifitas hasil tani.
“Sinergi antara pemerintah dan petani sudah berjalan optimal. Kementan berkomitmen terus menjaga amanah yang diberikan masyarakat," ujarnya.
"Selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, sejak tahun 2014, pemerintah terus berupaya mengangkat derajat para petani. Kementan maksimalkan bantuan dan anggaran," sambung Kuntoro Boga.
(vhs)