Masyarakat Kecam Kampanye LSM Soal Penolakan PLTA Batangturo

Senin, 13 Mei 2019 - 14:51 WIB
Masyarakat Kecam Kampanye...
Masyarakat Kecam Kampanye LSM Soal Penolakan PLTA Batangturo
A A A
JAKARTA - Sejumlah tokoh masyarakat mengecam kampanye LSM asing dan lokal terkait penolakan proyek PLTA Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Mereka meminta LSM tidak menyebarkan informasi yang salah.

"Bertemu langsung dengan masyarakat di sini. Kami semua siap berdialog. Jangan menyebar berita hoaks," kata Raja Luat Sipirok gelar Sultan Parlindungan Suangkupon, Edward Siregar dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Senin (13/5/2019).

Tokoh masyarakat lainnya dari Desa Pulo Mario, Kecamatan Sipirok, Abduk Gani Batubara juga turut mengancam LSM asing yang terus melakukan kampanye hitam agar PLTA ditutup. Beberapa LSM asing tersebut di antaranya YEL, PN dan ME. "Andai mereka (LSM) masuk ke wilayah Simarboru (Sipirok, Marancar dan Batangtoru), akan kami usir. Masyarakat Simarboru semua sudah kompak," tegasnya.

PT PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) membuka lahan seluas 122 hektare untuk membangun fasilitasnya dalam Areal Penggunaan Lain (APL) di kawasan ekosistem hutan Batangtoru. Lahan itu hanya 0,07% dari luas keseluruhan kawasan hutan ekosistem Batangtoru yang mencapai 275.000 hektare.

Senior Adviser on Environment and Sustainability PT PT NSHE, Agus Djoko Ismanto menjelaskan, PLTA Batangtoru dirancang untuk melayani beban puncak berkapasitas 510 Megawatt (MW). Sebanyak 4 turbin digerakkan dari tenaga air dari kolam harian seluas 90 hektare dan akan menghasilkan listrik 2.124 GWh/tahun."Jadi ada persepsi yang salah, menyebut siang sungainya kering, malam banjir. Padahal ini beroperasi 24 jam. Di hilir airnya jalan terus," jelasnya.
PLTA tidak memiliki waduk. Total air yang akan disimpan saat pertama kali beroperasi adalah 15 juta meter kubik di DAM yang akan dibangun pada lereng sempit ke arah hilir sungai.

Prinsipnya, kata dia, pengisian yang pertama tidak akan menyebabkan kekeringan di bawah. Untuk ketersediaan air di DAM, air sungai akan ditampung sebanyak satu atau dua kali dalam sebulan, tergantung debit air yang tersedia. Setelah beroperasi, pada beban puncak, total air yang diperlukan selama 6 jam yaitu 3,4 juta meter kubik. "Namun karena air juga mengalir maka terdapat pengurangan setengahnya yakni sekitar 2 juta meter kubik yang akan diisi selama 18 jam," terangnya.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, penampungan air di DAM tidak akan menyebabkan sungai kekeringan. PLTA memiliki batas debit 45 meter kubik per detik. Apabila masuk hari kering atau di bawah debit 45 meter kubik, maka air akan dialirkan semua. Selain itu, sungai terdampak yakni Sungai Batangtoru akan mendapat aliran air dari DAM ditambah anak-anak sungai.

Vice President Communications and Social Affairs PT PT NSHE Firman Taufick memastikan, proyek PLTA ini sudah melalui kajian intensif. Hasil kajian menyebutkan, selain mampu menghemat devisa, PLTA Batangtoru adalah bagian dari komitmen Presiden Jokowin dalam Paris Agreement. "PLTA ini juga akan berkontribusi terhadap komitmen itu dengan mengurangi emisi karbon dioksida minimal 1,6 juta ton per tahunnya," katanya.

Mengenai isu kepunahan orangutan, sejak 2000 hingga sekarang di hutan Sibual-Buali ada sekitar 21 orangutan. Di hutan Lubukraya ada sekitar 8 orangutan sementara di Blok Sipirok mulai dari Sarullah hingga Pahae, Tapanuli Utara ada sekitar 80."Di sekitar PLTA Batangtoru ada sekitar 15 -20 orangutan. Mereka hidup tentram dan tidak merasa terusik," ungkap Nasir Siregar, Tenaga Pengawas Hutan dan Lain-lainnya (TPHL) pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sipirok.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2975 seconds (0.1#10.140)