Sekolah Disegel, Ratusan Siswa SD Ujian di Luar Kelas
A
A
A
JAYAPURA - Sebanyak 378 siswa anak SD YPK Onomi Flavow Sentani, Kabupaten Jayapura, terpaksa menjalani Ujian Akhir Semester di luar kelas. Sebab, sekolah mereka disegel (dipalang) oleh pemilik hak ulayat.
"Kami sangat prihatin, kami menangis dengan kondisi ini. Anak -anak kami harus ujian di luar sekolah. Ada yang di para-para, di atas rumput, di tembok, di atas lantai, ini sangat miris. Kami sedih sekali," ungkap Kepala Sekolah SD YPK Onomi Flavow, Anace Aibikop, Senin (14/5/2019).
Anace mengungkapkan, persoalan lahan sekolah tersebut memang telah lama terjadi. Sejak kepemimpinannya di sekolah tersebut, sudah lima kali terjadi pemalangan oleh pemilik hak ulayat. "Ini sejak 2014 hingga sekarang belum selesai masalah ini. Sudah 5 kali dipalang sejak saya menjadi kepala sekolah," ucapnya.
Dia meminta pemerintah dan khususnya pihak yayasan untuk melihat kondisi ini. Dia mengaku, sudah beberapa kali melakukan pertemuan antara yayasan, sekolah, dan pemilik ulayat, atas persoalan tersebut.
Namunm tuntutan untuk membayar Rp1,5 miliar belum bisa diselesaikan hingga kembali terjadi pemalangan. "Kami minta ini segera diselesaikan. Kasihan anak-anak ini. Kepala Yayasan dan Pemerintah bisa melihat ini. Tolong bantu anak-anak kami memperoleh haknya dengan baik," ungkapnya.
Untuk mengguggah pemerintah dan yayasan, esok pagi pihaknya berencana akan menggelar ujian di jalan utama masuk yayasan ini. "Besok pukul 8, kami akan bawa anak-anak untuk ulangan ke jalan. Supaya pemerintah dan utamanya yayasan bisa melihat kondisi yang kami alami," pungkasnya.
"Kami sangat prihatin, kami menangis dengan kondisi ini. Anak -anak kami harus ujian di luar sekolah. Ada yang di para-para, di atas rumput, di tembok, di atas lantai, ini sangat miris. Kami sedih sekali," ungkap Kepala Sekolah SD YPK Onomi Flavow, Anace Aibikop, Senin (14/5/2019).
Anace mengungkapkan, persoalan lahan sekolah tersebut memang telah lama terjadi. Sejak kepemimpinannya di sekolah tersebut, sudah lima kali terjadi pemalangan oleh pemilik hak ulayat. "Ini sejak 2014 hingga sekarang belum selesai masalah ini. Sudah 5 kali dipalang sejak saya menjadi kepala sekolah," ucapnya.
Dia meminta pemerintah dan khususnya pihak yayasan untuk melihat kondisi ini. Dia mengaku, sudah beberapa kali melakukan pertemuan antara yayasan, sekolah, dan pemilik ulayat, atas persoalan tersebut.
Namunm tuntutan untuk membayar Rp1,5 miliar belum bisa diselesaikan hingga kembali terjadi pemalangan. "Kami minta ini segera diselesaikan. Kasihan anak-anak ini. Kepala Yayasan dan Pemerintah bisa melihat ini. Tolong bantu anak-anak kami memperoleh haknya dengan baik," ungkapnya.
Untuk mengguggah pemerintah dan yayasan, esok pagi pihaknya berencana akan menggelar ujian di jalan utama masuk yayasan ini. "Besok pukul 8, kami akan bawa anak-anak untuk ulangan ke jalan. Supaya pemerintah dan utamanya yayasan bisa melihat kondisi yang kami alami," pungkasnya.
(wib)