Warga Kapoa Busel Sweeping Kapal Ketinting Bantuan Mantan Kades
A
A
A
BUTON SELATAN - Warga Desa Kapoa, Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra) men-sweeping kapal ketinting, Senin (06/05/2019), bantuan mantan Kepala Desa Kapoa, Usman dengan menggunakan Dana Desa. Karena warga mencurigai, bantuan ini hanya dibagikan Usman, saat menjabat Kepala Desa (Kades) Kapoa, kepada para pendukungnya.
Setelah sweeping beberapa jam, warga menemukan kapal ketinting yang pernah dibagikan Usman, di samping rumah warga. Beberapa kapal ini, diangkat warga dan dikumpulkan di satu tempat.
"Kami lakukan ini karena kecewa dengan kebijakan mantan kepala desa, pembagian pilih kasih," ungkap seorang warga yang enggan ditulis namanya.
Mengetahui hal ini, pelaksana Kades Kapoa, Emarudin, meminta warga yang melakukan sweeping berkumpul di balai desa, untuk dialog bersama Kapolsek Kadatua, mantan Camat Kadatua Edirudin, mantan Kades Kapoa Usman.
Warga penerima bantuan kapal ketinting masa pemerintahan Kades Kapoa, Usman juga dihadirkan dalam pertemuan ini.
Dalam pertemuan ini, warga mempertanyakan penerima bantuan kapal ketinting menggunakan dana Desa Kapoa, berdomisili di Kota Buabua.
Namun tudingan ini dibantah Usman, bahwa pembagian bantuan kapal ketinting tidak pernah pilih kasih.
"Pembagian bodi ketinting tidak ada pilih kasih, yang mendapat bantuan tiga kriteria mengikuti rapat di balai desa, membayar pajak bumi dan bangunan dan kerja bakti," jelas Usman.
Rapat tersebut berlangsung alot, sebab warga yang melakukan sweeping, terus melakukan protes bahwa penerima bantuan berdomisili di Kota Baubau, tidak pernah ikut rapat dan kerja bakti.
"Warga penerima bantuan tidak pernah ikut kerja bakti karena tinggal di Kota Baubau," kata mantan Camat Kadatua, Edirudin, kakak kandung mantan Kades Kapoa Usman. Kepolisian setempat mengimbau warga tidak bertindak sesuka hati menyikapi masalah ini, sebab akan merugikan diri sendiri.
Setelah sweeping beberapa jam, warga menemukan kapal ketinting yang pernah dibagikan Usman, di samping rumah warga. Beberapa kapal ini, diangkat warga dan dikumpulkan di satu tempat.
"Kami lakukan ini karena kecewa dengan kebijakan mantan kepala desa, pembagian pilih kasih," ungkap seorang warga yang enggan ditulis namanya.
Mengetahui hal ini, pelaksana Kades Kapoa, Emarudin, meminta warga yang melakukan sweeping berkumpul di balai desa, untuk dialog bersama Kapolsek Kadatua, mantan Camat Kadatua Edirudin, mantan Kades Kapoa Usman.
Warga penerima bantuan kapal ketinting masa pemerintahan Kades Kapoa, Usman juga dihadirkan dalam pertemuan ini.
Dalam pertemuan ini, warga mempertanyakan penerima bantuan kapal ketinting menggunakan dana Desa Kapoa, berdomisili di Kota Buabua.
Namun tudingan ini dibantah Usman, bahwa pembagian bantuan kapal ketinting tidak pernah pilih kasih.
"Pembagian bodi ketinting tidak ada pilih kasih, yang mendapat bantuan tiga kriteria mengikuti rapat di balai desa, membayar pajak bumi dan bangunan dan kerja bakti," jelas Usman.
Rapat tersebut berlangsung alot, sebab warga yang melakukan sweeping, terus melakukan protes bahwa penerima bantuan berdomisili di Kota Baubau, tidak pernah ikut rapat dan kerja bakti.
"Warga penerima bantuan tidak pernah ikut kerja bakti karena tinggal di Kota Baubau," kata mantan Camat Kadatua, Edirudin, kakak kandung mantan Kades Kapoa Usman. Kepolisian setempat mengimbau warga tidak bertindak sesuka hati menyikapi masalah ini, sebab akan merugikan diri sendiri.
(sms)